Jungkook melipat tangannya diatas meja dengan tenang. "Karena itulah mereka harus bertemu. Apa kau tahu apa alasan Wonwoo Hyung melakukan semua hal itu? Selama ini yang kita lakukan hanya melindungi Yuri Noona tanpa tahu akar dari permasalahan mereka yang sebenarnya. Wonwoo Hyung pasti memiliki alasan hingga ia berbuat seperti itu. Mereka harus meluruskan masalah ini sendiri," sahutnya tidak kalah.

Yein menggigit bibirnya dengan wajah geram. "Kenapa kau berubah pikiran? Selama ini kau yang selalu menghalanginya dan sekarang kau malah membelanya. Apa yang terjadi padamu? Aku paham jika kau sudah tidak mencintai Yuri. Tapi, apa kau juga harus membiarkan masalah ini? Kau juga tahu bagaimana bahayanya sepupumu itu. Ia bisa melakukan apa saja setelah ini jika kau membiarkannya," suaranya mulai meninggi.

Bukan Jeon Jungkook namanya jika tidak bisa mengendalikan ekspresinya. Laki-laki itu terlihat tetap tenang. "Wonwoo Hyung memiliki caranya sendiri untuk mencintai seseorang. Hal itu yang tidak aku sadari selama ini. Semakin aku menghalanginya semakin ia menyakiti Yuri Noona. Jadi, sebaiknya kau tidak usah ikut campur urusan mereka saat ini, Noona. Semuanya akan baik-baik saja." sahutnya sekali tanpa beban.

Jungkook kembali melihat jam tangannya. "Tampaknya tidak ada yang perlu kita bahas lagi. Aku permisi, Yein Noona. Semoga lain waktu kita bisa bertemu lagi." ucapnya lalu pergi meninggalkan gadis itu tanpa memperdulikan Yein yang tampak marah besar.

Yein tertawa sinis. "Kau tetap saja brengsek, Jeon Jungkook." gumamnya.

-00-

Jungkook masuk ke ruang kepanitian dengan bersenandung kecil. Tampaknya mood laki-laki itu sangat baik hari ini. Tangannya menenteng dua paperbag berisi bekal dan salad yang dibuat Jinri tadi pagi. Rencananya ia ingin membagikan masakan istrinya itu untuk Taehyung dan Jimin karena kedua sahabatnya itu sering membawa makanan untuknya, kali ini ia ingin membalas kebaikan kedua sahabatnya itu. Sebenarnya ia tidak ada memiliki pikiran untuk membalas awalnya, namun Jinri memberitahunya untuk membalas kebaikan Taehyung dan Jimin.

Saat ia masuk, Taehyung dan Jimin tengah duduk sambil merundingkan sesuatu yang tampak serius. Ruang kepanitian terlihat lengang hari ini karena Jungkook memang sengaja meliburkan semua anggota. Hanya sebagian koordinator saja yang ia tahan hari ini. Mereka sudah bekerja keras kemaren jadi libur sehari bukanlah masalah.

Jungkook meletakkan tas ranselnya dan paper bag yang ia bawa diatas meja. "Apa yang kalian bahas?" tanya nya hendak menyusul Taehyung dan Jimin duduk.

Taehyung mengangkat kepalanya. "Ya!... Ya!... Diam disitu. Akhirnya kau datang juga. Aku sudah menunggumu sejak tadi," ucap laki-laki itu terlihat serius.

Jungkook mengerutkan kepalanya ketika melihat Taehyung maupun Jimin melihatnya dengan tatapan yang serius. "Kenapa dengan kalian berdua? Apa ada masalah?" tanya nya dengan senyum aneh.

Jimin menghela napas berat. "Tentu saja ada masalah. Kali ini menyangkut dirimu." Laki-laki itu mengambil jeda sesaat. "Dan Juga Jinri." lanjutnya.

Jungkook terlihat terkejut walaupun tidak terlalu ia ekspresikan. "Katakan ada apa? Langsung pada intinya saja," pintanya.

Taehyung memberikan ponselnya pada Jungkook. "Baca ini. Berita ini baru saja di posting oleh salah satu penggemar gilamu itu," ucapnya terdengar sedikit jijik saat menyebutkan kata "penggemar".

Jungkook langsung dengan cepat membaca postingan yang dimaksud oleh Taehyung. "Bagaimana bisa?" gumamnya.

"Kenapa kalian tidak memberitahuku tadi malam? Siapa yang melakukan hal ini?" Jungkook bertolak pinggang dengan raut wajah yang terlihat kesal di depan Taehyung dan Jimin.

Taehyung mengernyit tidak suka. "Ya! Bocah! Aku dan Yerin sudah menghubungimu dan Jinri tapi kalian berdua sama-sama tidak bisa dihubungi tadi malam. Apa yang kau kerjakan tadi malam sampai tidak mengangkat panggilanku? Ah... Dasar. Kau membuatku marah-marah di siang bolong seperti ini," omel Taehyung.

Married by AccidentUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum