Middle of the night

117 8 0
                                    

Hi kawan-kawan, maaf sekali cerita ini kepending lama karena ada  alasan.

Waktu itu aku udah nulis chapter ini sekitar 5000 words tapi sialnya gak ke save dan jadi blank gitu aja  huhuu dan aku lagi-lagi harus kehalang fokus UN dan SBMPTN waktu itu.

Jadi, maaf ya kalau gapnya lama banget dari chapter sebelumnya. Aku bakal sering update yg ini deh.

♢♢♢♢♢


"Aku setuju." Ujar Lily tanpa ekspresi berarti. Ia hanya duduk sambil menyilangkan kedua tangannya santai.

"Tak ada salahnya kalau kita mencarikan jodoh untuk Gerad."

Aku hampir memeluk tubuh wanita itu kalau saja tidak di tahan oleh Nash. Dane yang juga ada di lokasi awalnya sedikit menimbang-nimbang tapi setelah mendengar kalau Lily menyetujui rencana gila ini, Dane hanya bisa pasrah dan mulai mengatur rencana keberangkatan kami untuk menemukan Zee.

"Tapi ada syaratnya..." ujar Dane

"Apa?" Aku dan Nash berbicara serentak. Dane menghela nafasnya panjang, " kali ini kita harus benar-benar menemukan wanita yang pas untuk Gerad."

"Jadi, ayo kita berangkat ke Koninklijke Bibliotheek!!!!" Ujar Nash dengan semangat yang begitu membara, serasa kami bisa melihat kobaran api di sekitar tubuhnya.

Rasanya kami semua tak ingin membuang waktu lama. langsung saja Nash mengambil kunci mobil dan menggiring kami semua untuk turun, tidak seperti biasanya kali ini Nash menawarkan diri untuk mengemudikan mobil. Padahal, jika di mintai bantuan Nash akan selalu menolak dengan berbagai  alasannya.

"Apa kau yakin kalau orang yang mengirimi buku itu , wanita?" Dane kembali membuka suaranya.

"Kalau pun pria aku bisa menawarkannya untuk mengisi posisi managerku."

"Sialan kauuu." Dane mengumpat pelan dari kursi belakang, sementara Lily lebih sibuk memerhatikan jalan.

Nash yang sedang fokus mengemudi pun ikut terbahak setelah mendengar perkataanku.

Untungnya, Koninklijke Bibliotheek  lokasinya tak begitu jauh dari apartemen ku, hanya memerlukan waktu sekitar lima belas menit untuk sampai di perpustakaan yang terbesar di amsterdam ini.

Setelah Nash sukses mendaratkan mobilnya di lokasi parkir, kami bergegas masuk kedalam perpustakaan. Aroma karpet berdebu bercampur dengan jeruk sangat tercium tajam di ruangan ini. Sejauh mata memandang kami hanya di suguhkan kumpulan ratusan atau mungkin ribuan buku yang tersusun dengan rapih di rak-rak kayu yang kokoh.

"Kita mulai mencari buku itu!" Ujar ku dengan semangat sebagai penanda mulainya petualangan mengungkap jati diri zee ini.

Aku dan Nash berjalan beriringan sementara Dane dan Lily memutuskan untuk berjalan berpisah.

Beruntung saat kami menenukan seperangkat komputer dan mulai mengetik judul  dan juga penulis buku yang merupakan buku favorit Zee itu.

Beruntung, buku itu tidak tengah di pinjam oleh siapa-siapa. Tanpa menunggu aba-aba dari ku Nash meluncur dengan cepat ke rak yang terera di komputer. Aku sampai-sampai kewalahan mengikuti langkahnya yang lebar dan cepat itu.

Begitu kami sampai, rupanya Lily sudah lebih dulu memegang buku itu sambil membolak -balik halamannya.

"Aku menemukannya." Ujar Lily sembari menunjukan cover buku itu kearahku dan Nash yang nafanya masih tersengal-sengal.

Dane yang ternyata berlawanan arah dengan kami juga sampai dan memberikan aba-aba untuk segera membawanya ke pustakawan untuk menemukan petunjuk selanjutnya.

6 Ways To Find Z ( Martin Garrix fanfiction)Where stories live. Discover now