Part 16

3.8K 479 21
                                    

Dengan tidak sabar Kirana terus menerus menarik tangan Sonda untuk melihat bonekanya yang sedang di jemur diatas balkon, padahal boneka tersebut belumlah kering benar, baru beberapa menit yang lalu di jemur. Tapi Kirana menyangka bonekanya sudah bisa dia mainkan kembali karena sudah dimandikan dan di jemur.

"Sebentar lagi sayang, bonekanya belum kering." Sonda menjawab permintaan Kirana dengan mata tidak lepas menatap laptop, menyelesaikan pekerjaannya. Pengiriman barang hari ini begitu banyak sampai di rumah pun ia masih harus bekerja, padahal biasanya Sonda tidak pernah membawa pekerjaan ke rumah.

Tanpa mendengarkan ucapan Sonda, Kirana berjalan kearah balkon sendirian, dia diam sesaat dan menatap bonekanya yang tergantung diatas. Beberapa kali tangannya menggapai hendak mengambil bonekanya tapi tidak sampai karena si boneka di jemur jauh diatasnya. Kirana sempat cemberut lalu menatap sekelilingnya dan dia langsung tersenyum ketika melihat sepasang kursi berada tidak jauh darinya, kursi yang sengaja di pasang Nara di balkon kamarnya.

Sedikit kesusahan Kirana  menggeser kursi tersebut mendekati tembok pembatas, ia kemudian naik keatas kursi dan kembali berusaha menggapai bonekanya, tinggal sedikit lagi ia mencapai, tapi tangannya terlalu pendek untuk bisa mengambil boneka yang tergantung itu. Kirana cemberut, ia diam sambil menatap bonekanya kemudian ia menunduk lesu dan memilih duduk diatas kursi yang tadi sempat di gesernya.

Senyum cerah di perlihatkan Kirana ketika melihat meja yang mungkin saja bisa ia gunakan sebagai pijakan untuk menaiki tembok pembatas balkon. Dengan semangat Kirana memindahkan vas bunga yang ada diatas meja dan menarik mejanya mendekati dinding pembatas. Dirapatkannya meja tersebut lalu di naikinya. Dengan hati-hati ia menaikan satu kakinya di tembok pembatas di susul dengan kakinya yang lain, ia sempat berjongkok dan menatap kebawah dengan cemas, ia berusaha berdiri meski posisinya salah, ia membelakangi bonekanya dan menghadap kearah taman. Tubuhnya sempat gemetar ketakutan kala melihat kebawah yang langsung di hadapkan pada kolam renang yang cukup dalam, ia ingin berteriak dan meminta tolong tapi suaranya tidak keluar, ia ingin turun dari atas tembok pembatas tapi kakinya susah di gerakkan.

***

Nara sedang menikmati waktu berjemurnya, ia merebahkan badannya di kursi santai sambil memejamkan matanya. Untuk kesehatan bayi yang di kandungnya Nara mulai rutin melakukan kegiatan yang disarankan Dokter, salah satunya berjemur di bawah hangatnya matahari pagi.

Panas mulai dirasakannya, perlahan ia membuka matanya dan betapa kagetnya ia ketika melihat Kirana berdiri di atas tembok pembatas balkon mengarah padanya. Nara sempat membelalakan matanya dan bangun seketika. Ia shock melihat Kirana yang diam ketakutan, ia hendak berdiri dan berlari untuk menyelamatkan Kirana tapi terlambat, tiba-tiba ia mendengar suara cipratan air dan...

Byurr... Kirana meluncur dengan cepat masuk kedalam kolam renang.

"KIRANA..." Nara berteriak nyaring, tanpa mempedulikan keselamatan bayi yang dikandungnya ia meluncur kearah kolam renang menyusul Kirana, berusaha menyelamatkannya.

Selang beberapa detik Nara muncul dengan memeluk Kirana yang gemetar ketakutan, wajah Kirana begitu pucat ketika Nara menyeret tubuhnya ke tepi kolam renang. Kirana bahkan tidak berani membuka matanya. "It's ok, tidak apa-apa. Aku di sini." Di peluknya Kirana dan di elusnya punggungnya memberikan ketenangan dan rasa nyaman.

Kirana memeluk leher Nara erat dan menenggelamkan wajahnya di sana. "Semua akan baik-baik saja, tidak usah takut aku bersamamu." Sebisa mungkin Nara menenangkan Kirana meski hasilnya tidak terlihat sama sekali.

"Apa kau takut?" Pertanyaan Nara membuat Kirana semakin mempererat pelukannya, tahulah ia kalau Kirana sangat ketakutan.

"Aku disini, tidak ada yang perlu kau takutkan." Nara terus berbisik di telinga Kirana menyakinkannya. Sejujurnya ia tidak terlalu suka melihat Kirana gemetaran seperti ini, tapi ia harus tetap memeluk Kirana sampai Sonda datang membantunya menangani Kirana.

HARUSKAH?Where stories live. Discover now