Part 7

4.3K 409 15
                                    

Sonda begitu menyukai binar bahagia yang terpancar dari raut wajah Kirana ketika Kirana melihatnya datang dengan motornya. Rasa senang tampak jelas diwajah yang masih sangat polos itu. Secepatnya Sonda memarkirkan motornya dihalaman rumah Ibu yang tidak begitu luas, ia membuka helm yang dipakainya lalu menyimpannya diatas motor dan menghampiri Kirana yang sedang berdiri di teras rumah,

"hari ini kamu begitu cantik, sayang." Pujian Sonda malah membuat Kirana sedikit cemas, beberapa kali Sonda menangkap tangan Kirana memeganga erat boneka lusuhnya. "Siap berangkat?" Tanyanya sambil berjongkok lalu mengelus rambut halus Kirana yang harum shampo. Kirana tidak menjawab tapi tatapan matanya memancarkan antusiasme yang sangat besar, Sonda tertawa lalu menarik Kirana kedalam pelukannya.

Tekadnya sudah bulat, ia akan membawa serta Kirana untuk ikut tinggal dengannya, tidak peduli orang rumah menyukainya atau tidak yang jelas ia tidak akan pernah menelantarkan Kirana, ia akan berusaha membuat Kirana bahagia.

"Bang Sonda, kenapa tidak masuk Bang?" Disa yang baru datang dengan menenteng kantong plastik kecil langsung menyapa kakaknya.

"Hai... dari mana?" Tanya Sonda sambil melepaskan pelukannya dari tubuh Kirana,

"warung sebelah, Ibu menyuruhku membeli bumbu dapur katanya akan masak besar untuk menyambut kedatangan Bang Sonda." Disa membuka sandalnya lalu melangkahkan kakinya ke teras rumah.

"Abang kesini hanya untuk menjemput Kirana, tidak akan lama." Pikirannya kembali pada sosok Nara yang sedang menunggunya dirumah.

"Ya sayang sekali padahal Ibu sedang masak acar ikan kesukaan Bang Sonda... IBU BANG SONDA SUDAH DATANG BU?" Teriak Disa lewat pintu rumah yang terbuka, "masuk yuk, Bang?" Disa melangkah masuk lebih dulu dan langsung menuju dapur.

Sonda menuntun tangan Kirana untuk ikut masuk bersama dirinya, "barang-barang yang akan kamu bawa mana?" Dengan tatapannya Kirana menunjuk tas hello kitty diatas kursi di ruang tamu rumah mereka, "bagus, sandal dari Om tidak lupa kan?"

Kirana menatap kakinya lalu menatap Ibu yang baru saja keluar dari dapur dengan tangan masih memegang lap. "Sandalnya Ibu taruh di rak sepatu." Jawab Ibu seperti tahu apa yang hendak ditanyakan Kirana.

Dengan senang Kirana berlari kecil menuju rak sepatu dan mengambil sandal jepit bergambar little pony pemberian Sonda dan memakainya dengan bangga.

"Semenjak kamu bilang akan membawanya untuk tinggal denganmu, Kirana terus menunggumu di depan rumah. Kalau bukan Dios yang membujuknya mungkin semalaman dia akan berdiri terus di teras rumah menunggu kedatanganmu." Ibu tersenyum melihat tingkah polah Kirana yang sebentar memakai sandalnya lalu sebentar kemudian melepasnya lagi.

"Apa kabar Bu?" Sonda menghampiri Ibu dan mencium tangannya. Berdua mereka melihat tingkah polah Kirana.

"Seperti yang kamu lihat, kabar Ibu baik. Bagaimana kabar istrimu?" Ibu mengalihkan tatapannya dari Kirana kearah Sonda.

"Nara..." Tidak mungkin Sonda bilang pada Ibu kalau keadaan Nara begitu buruk, Ibu pasti cemas dan melarang Sonda membawa Kirana untuk ikut tinggal dengannya. "Nara baik-baik saja bu, Ibu dapat titipan salam darinya dan dia juga minta maaf belum bisa mengunjungi Ibu karena kehamilannya sedikit merepotkan." Sonda merutuki dirinya sendiri karena telah berbohong pada Ibu, hal yang belum pernah ia lakukan selama hidupnya.

"Tidak apa-apa, semoga istrimu cepat sehat, sampaikan salam Ibu juga untuknya bilang padanya jangan terlalu dipikirkan fokuslah pada kandungannya. Sebaiknya kamu makan dulu sebelum pulang, ah, aneh rasanya mendengar kamu sudah tidak tinggal di sini lagi." Ibu tersenyum mendengar ucapannya sendiri, ia lalu menyuruh Sonda menunggunya sebentar selagi ia memasak makanan kesukaan Sonda.

HARUSKAH?Where stories live. Discover now