Part 4

5.7K 482 16
                                    

Sehari sebelum pernikahannya di gelar, Sonda membicarakan banyak hal dengan Ibu, ia takut kelak kalau sudah menikah dan punya istri, ia tidak bisa lagi membicarakan hal apapun dengan Ibu karena sibuk dengan keluarga barunya.

Seperti janjinya pada Daniel dan pada diri sendiri, Sonda akan terus menjaga Ibu dan ketiga adiknya, meski kelak ia sudah punya istri dan punya kehidupan yang baru ia tidak akan serta merta melepaskan tanggung jawabnya sebagai anak tertua, ia akan tetap membiayai kehidupan Ibu dan ketiga adiknya sampai adik-adiknya bisa membiayai hidupnya sendiri. Tapi Ibu tidak ingin membebani Sonda, Ibu bersikeras meminta Sonda untuk lebih memperhatikan istri dan anaknya kelak dibanding dengan keluarganya saat ini.

Sonda menjawab dengan senyuman lalu menggenggam tangan Ibu. "Tidak, bu. Ibu adalah keluarga yang aku miliki, aku anak tertua sekarang. Sudah sepatutnya meringankan beban Ibu, lagi pula kalau aku tidak membantu Ibu darimana Ibu akan dapat uang untuk biaya sekolah si kembar."

"Omongan kamu itu selalu benar Sonda, Ibu tidak mungkin bisa membiayai sekolah mereka dengan hanya mengandalkan berjualan kue."

"Nah, untuk itu bu, biarkan aku membantu Ibu." Dan Ibu lagi-lagi menangis tapi kali ini tangis bahagia yang keluar dari mata Ibu, ia kemudian mengangguk sambil tersenyum.

"Terima kasih nak, sudah mau menjadi anakku."

"Sama-sama bu, terima kasih juga karena Ibu sudah mau menjadi Ibuku." Sonda melepaskan genggaman tangannya dan mengusap air mata Ibu yang lagi-lagi di tepis oleh tangan ringkih Ibu.

"Ibu bisa sendiri." Katanya.

Hening sesaat, Ibu dan Sonda sama-sama terdiam sambil memperhatikan Kirana yang sedang duduk di lantai di dekat mereka sambil memeluk boneka teddybearnya, Kirana tidak melakukan hal apapun selain hanya duduk diam.

Ibu menghela napasnya dan memutuskan untuk berbicara duluan. "Sonda bagaimana dengan Kirana? Apa yang akan kamu lakukan terhadapnya? Ia sudah cukup lama tinggal denganmu. Sebaiknya kamu cari sanak saudaranya yang bersedia merawatnya. Besok kamu akan menikah dan punya kehidupan baru, tidak mungkinkan Kirana ikut bersamamu?"

Satu lagi masalah yang harus di hadapi Sonda, yaitu tentang Kirana yang sampai sekarang belum ada penyelesaiannya, ia tidak tahu masa depan Kirana akan seperti apa kalau ia menelantarkannya.

"Kalau untuk keluarganya Kirana, aku betul-betul tidak tahu mereka berada di mana karena Ibunya Kirana datang ke sini seorang diri dan sampai dia meninggal pun tidak ada yang datang atau mengaku sebagai saudara atau keluarganya... Tapi Ibu tidak usah khawatir aku akan mencari jalan keluarnya, mungkin aku akan membicarakan masalah ini dengan calon keluarga baruku, semoga saja mereka mengerti...dan untuk beberapa hari kedepan aku nitip Kirana ya, bu? Ibu tidak keberatankan?"

"Kalau Kirananya anteng seperti itu, Ibu tidak keberatan sama sekali tapi Ibu selalu kewalahan kalau dia ngamuk." Sonda mengerti, tidak mudah memang menghadapi anak seperti Kirana yang mempunyai emosi tidak stabil. Sonda saja sering kewalahan kalau Kirana sudah menangis dan menyakiti dirinya sendiri. Dan lagi Ibu sudah semakin tua sekarang, ia sering sakit-sakitan semenjak di tinggal Bapak. Tidak mungkin bagi Ibu untuk menjaga Kirana dua puluh empat jam penuh.

"Aku janji akan membawa Kirana sesegera mungkin, setelah aku membicarakannya dengan keluarga baruku."

"Semoga mereka tidak keberatan membantumu merawat Kirana... Terlepas dari sikap anehnya, Kirana gadis kecil yang mudah untuk dicintai. Dia sangat manis." Mau tidak mau Ibu kembali mengenang masa kecil Disa anak gadisnya. Disa sama manisnya seperti Kirana sewaktu kecil cuma bedanya Disa sangat aktif tidak seperti Kirana yang pendiam dan penurut.

Sonda tersenyum mengikuti tatapan Ibu yang sedang menatap Kirana, Ibu terlihat bahagia.

"Dia gadis yang cantik, Sonda. Kamu lihat matanya, bulat sempurna. Kulitnya juga putih hanya sayang bekas luka disana-sini tapi kalau dirawat baik-baik dia pasti akan menjadi gadis yang sangat cantik...Ibu jadi penasaran seperti apa rupa ibunya?"

HARUSKAH?Where stories live. Discover now