part 2

7.3K 542 24
                                    

Daniel telah meninggal dunia. Ini kenyataan pahit yang harus di terima keluarga Sonda. Setelah sekian lama tidak pulang dan berkumpul dengan keluarga, Daniel pulang kerumah tinggal nama. Kematiannya pun tidak biasa, Daniel ditemukan mati gantung diri di sebuah kos-kosan.

Dari olah TKP yang dilakukan polisi Daniel memang mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri karena tidak ada kekerasan fisik yang ditemukan pada jasad korban. Hasil visum rumah sakit pun menyatakan demikian. Tapi Sonda yakin ada yang tidak beres terkait kematian Daniel yang secara mendadak. Sonda tahu betul siapa Daniel sebenarnya, Daniel bukan type orang yang gampang menyerah dalam menjalani hidup. Mereka sudah mengalami hidup susah selama bertahun-tahun, tidak mungkin Daniel tega menghabisi nyawanya sendiri karena frustasi dengan hidupnya.

Sonda bertekad akan mencari tahu sendiri penyebab kematian Daniel. Ditatapnya gundukkan tanah merah dihadapannya sambil menemani Ibu yang terus-menerus menangisi kepergian Daniel anak tertuanya, Ibu bahkan sampai menyalahkan dirinya sendiri atas kematian Daniel meskipun Sonda telah berulang kali mengatakan kematian Daniel bukan salah Ibu tapi salahnya sendiri yang mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri.

"Semua salah Ibu Sonda, salah Ibu. Ibu menyesal telah membencimu Daniel, maafkan Ibu Nak." Ibu bersimpuh di atas makam Daniel yang baru beberapa menit lalu selesai dikuburkan.

Tidak banyak orang yang menghadiri pemakaman Daniel hanya ada Ibu, Sonda, Disa dan Dios adik kembarnya, sementara Dias memilih untuk menjaga rumah, Kirana yang tidak mungkin Sonda titipkan pada tetangga karena mempunyai kelakuan aneh dan dua orang penggali kubur itupun mereka mau menghadiri karena dibayar mahal oleh Sonda. Jangankan sanak saudara yang tinggal jauh para tetangganya pun tidak ada yang peduli atas kematian Daniel yang mereka anggap sebagai sampah masyarakat. Beruntung Daniel masih mempunyai keluarga yang bisa menguburkan jasadnya dengan layak.

"Bu." Sonda merangkul bahu ringkih Ibu berusaha memberi kekuatan semampunya. "Kematian Daniel bukan salah Ibu, Itu sudah kehendak Tuhan. Ibu tidak perlu menyalahkan diri Ibu seperti itu."

"Ibu telah membencinya Sonda, membenci darah daging Ibu sendiri." Ibu semakin meraung, ia meremas dadanya membuat Sonda dan kedua adiknya pilu.

"Sekarang Daniel sudah tidak ada Bu, Ibu tidak perlu menyesalinya. Yang perlu kita lakukan adalah berdoa Bu, hanya berdoa semoga Daniel di terima disisiNya."

"Tapi Sonda, Ibu... Maaf Ibu Nak." Ibu mengelus batu nisan Daniel. "Maafkan Ibu."

"Sudahlah Bu, sekarang kita pulang, hari sudah semakin sore. Ibu bisa datang lagi besok kalau Ibu mau." Sonda berusaha mengangkat bahu Ibu supaya berdiri tapi Ibu tidak bergeming sedikitpun.

"Bu." Bujuk Sonda dengan lembut. Ibu malah kembali mengeluarkan air matanya.

Disa salah seorang adik kembar Sonda ikut berjongkok di samping Ibunya. "Ibu bisa datang lagi besok kalau Ibu mau Disa janji akan mengantar Ibu untuk menjenguk makam Mas Daniel." Ibu menatap mataharinya, cahaya hidupnya, anak perempuan satu-satunya, anak perempuan yang terselip diantara dua laki-laki saudara kembarnya.

"Selamat tinggal Daniel." Ucap Ibu di sela-sela isak tangisnya.

***

Berlima mereka jalan beriringan meninggalkan kompleks pemakaman umum menuju rumah. Tidak sepatah kata pun keluar dari mulut mereka. Mereka sibuk dengan pikirannya masing-masing mengenang kebersamaan dengan Daniel. Meski tidak banyak yang bisa di kenang tapi setidaknya ada beberapa moment menyenangkan sebagai keluarga yang mereka lalui bersama.

Sonda tersenyum kecut ketika mengenang satu-satunya kebaikan yang pernah dilakukan Daniel... Daniel pernah menyalamatkan nyawanya tanpa mempedulikan keselamatannya sendiri.
Tiga tahun yang lalu telah terjadi tabrakan kereta api jurusan Bandung-Surabaya dan malangnya Sonda beserta Daniel berada didalamnya. Sonda terjebak diantara dua gerbong dan ia terjepit sampai tidak bisa menggerakkan tubuhnya sama sekali. Dari situ Daniel berusaha menolongnya, Ketika ia tahu Sonda tidak bersamanya, dengan berani ia menerobos masuk kedalam kereta api yang sebentar lagi akan terbakar. Seorang diri ia menolong Sonda yang terjepit diantara dua gerbong kereta api dengan peralatan seadaanya meskipun Sonda memohon untuk meninggalkannya tapi Daniel tidak bergeming sekuat tenaga ia berusaha menolong adiknya itu tanpa bantuan siapapun. Berpacu dengan waktu akhirnya Daniel dapat menyelamatkan Sonda dan membawanya keluar gerbong, sesaat setelahnya gerbong kereta api benar-benar hangus terbakar. Sonda tidak akan bisa membayar dengan apapun atas apa yang telah dilakukan Daniel untuknya.

HARUSKAH?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang