Part 18

2.6K 233 36
                                    

Lohalooooo... Apa kabarnya pecinta Sonda????

Uihhh...lama juga ya g update... Terakhir update kapan ya? Ada yg masih inget, coba coment d mari...

Ada yang kangen Sonda kah? Atau malah lupa dan di hapus dari library....hik-hik-hik jangan bikin sedih dong,,,

#Bismillah.... Semoga bisa sampe end.

'sejujurnya, aku sempat kehilangan nyawa menulis. Makanya vakum lama banget... Ditambah lagi dengan kesibukan di luar dunia orange.'

***

'Jangan sampai kau mencintainya aku pasti akan merenggutnya dari sisimu seperti apa yang telah aku lakukan terhadap Daniel'

Sonda mengerutkan dahi dan sekali lagi dibacanya surat ancaman tersebut hanya untuk memastikan, surat ancaman ia dapat sepulang dari tempatnya bekerja, surat tersebut tergeletak dibawah pintu kamar tidurnya. Berutung dirinya yang menemukan bukan Nara, seandainya Nara yang menemukannya lebih dulu apa yang akan dirasakan Nara? Ia pasti akan stress yang berdampak pada kesehatan bayi yang sedang di kandungnya. Sonda menggelengkan kepalanya, Nara jangan sampai tahu!

Dibolak-baliknya kertas tanpa nama pengirim tersebut, sekali lagi dibacanya kata demi kata ancaman yang hanya beberapa baris. Dengan menarik nafas berat akhirnya ia berjalan menuju arah sofa, melempar jaketnya ke lengan sofa dan duduk disana. Sambil termenung ia memikirkan siapa kira-kira yang berani memberinya surat ancaman? Surat tersebut di tulis menggunakan tinta komputer sehingga ia tidak bisa melacaknya melalui tulisan tangan dan kalaupun ditulis tangan belum tentu ia bisa menemukan pelakunya.

Di dalam rumah ini ada delapan orang lainnya selain dirinya Kirana dan Nara, yaitu kedua mertuanya dan enam orang asisten rumah tangga, butuh waktu lama untuk mencocokan tulisan tangan mereka semua. Di sisi lain ia tidak punya waktu untuk hal-hal sepele seperti ini, ada banyak hal yang jauh lebih penting yang harus ia urus yaitu keluarga kecilnya dimana hanya ada Nara dan Kirana yang harus ia lindungi.

Dilipatnya surat ancaman yang ditujukan padanya itu, dimasukkannya kedalam saku celana dan ia langsung merebahkan badannya di atas sofa untuk menghilangkan lelah, lengannya yang kokoh menutupi kedua matanya. Tapi sangat jelas ia tidak bisa tidur, membayangkan apa yang akan terjadi kedepannya, ia tidak ingin nyawanya terenggut sia-sia seperti apa yang di alami Daniel, ia harus tetap hidup untuk melindungi keluarganya.

Sonda menarik napas panjang, mengusap wajahnya dengan kasar, dan ia mengerang frustasi lalu kembali duduk. Diambilnya surat ancaman di dalam saku celana bagian belakangnya, dibukanya lipatan kertas tersebut dan dibaca kembali.

'Jangan sampai kau mencintainya aku pasti akan merenggutnya dari sisimu seperti apa yang telah aku lakukan terhadap Daniel'

Setelah kalimat demi kalimat itu dibaca ulang, tiba-tiba saja ia mengerutkan dahinya, ingatan akan kematian Daniel mengingatkannya pada sesosok pria yang pernah menyuruhnya menandatangi kontrak. Dito Arinto, SH. Pengacara keluarga yang pernah menyuruhnya untuk menikahi Nara dan melarangnya jatuh cinta padanya.

Kuat dugaan Dito yang melakukan ini semua, ia tidak suka melihat kebahagiaan Nara. Dan sejauh ini Sonda belum melakukan apapun seperti yang telah tertulis dalam kontrak, alih-alih menghancurkan kehidupan Nara, Sonda malah lebih memilih melindunginya. Dito marah dan memberinya peringatan!

Tanpa pikir panjang Sonda mengambil jaketnya dan memakainya, sebelum pergi ia menyempatkan diri menghampiri Nara dan menatap lekat wajah Nara yang tertidur pulas. Ia jelas tidak akan sanggup melakukan hal jahat pada Nara terlebih lagi setelah tahu impian Nara yang hanya ingin hidup bahagia bersama keluarga kecilnya. Nara tidak menginginkan apapun yang ditawarkan orang tuanya, perusahaan besar dan harta warisan yang sangat banyak tidak bisa menjamin kebahagiaan untuk Nara.

HARUSKAH?Where stories live. Discover now