Unexpected

2.5K 256 9
                                    

Aku tak tahu apa yang kutulis ini. 2558 terlalu banyak hanya untuk sebuah omong kosong.

Happy reading,


C

---

"Nou, kau yakin kau tak apa-apa?" Val terdengar khawatir, tapi Nora lebih tahu kalau kekhawatiran Val itu sebenarnya terlalu berlebihan.

"Val, sudah berapa kali kukatakan kalau aku baik-baik saja? Bukan berarti kau akan pergi terlalu lama lalu lupa kembali kemari kan?" Nora mulai jengkel dan hanya mengaduk-aduk smoothies yang ada di mangkuknya tanpa minat. Ia jadi kehilangan selera makan. Tapi mengingat Val selalu mengoceh tentang membuang-buang makanan dan bagaimana masih banyak orang di dunia ini yang tak mampu makan dengan baik, membuat Nora akhirnya menyendokkan smoothies sedikit demi sedikit ke mulutnya.

"Andai saja kau bisa ikut, Nou." Val kembali mengeluh.

"Kau tahu aku harus mengambil beberapa kelas walau saat ini sedang libur mengingat aku sudah ketinggalan banyak karena absenku beberapa saat yang lalu. Lagipula aku tengah menjajaki beberapa Universitas-"

"Kau curang!!!" tuding Val. Ia mengayun-ayunkan telunjuknya di hadapan Nora dengan tatapan menuduh.

Alih-alih ikut terpancing emosi, Nora justru mengambil sesendok penuh smoothies dan menyuapkannya ke mulut Val. "Sebaiknya kau gunakan mulutmu untuk mengunyahnya." ujar Nora sementara ia mengambil sesendok smoothies untuk dirinya sendiri. "Memangnya kau bakalan ambil kuliah reguler? Paling juga kau hanya akan ikut kelas terbuka kan? Karena kau akan mengambil alih semuanya saat lulus sekolah bukan?"

Val tak bisa menyalahkan Nora karena Nora memang benar. Sepertinya ia tak akan bisa mengambil kelas reguler dan kuliah bersama Nora. Ia akan terlalu sibuk karena ia dijadwalkan oleh paman Andre untuk mengambil alih Abraham .inc secara penuh setelah lulus sekolah. Akhirnya Val hanya bisa mengunyah pelan smoothies itu dan menghela nafas berat setelah berhasil menelannya.

Nora melihat sekeliling halaman belakang sekolah dimana para siswa menikmati makan siang mereka dengan santai. Ini adalah hari terakhir mereka sekolah sebelum memasuki libur semester. Pagi tadi mereka disibukkan dengan pemilihan jadwal kelas juga pengembalian buku literatur yang mereka pinjam dari perpustakaan sekolah. Selain itu semua, agenda para siswa hari ini hanyalah menunggu penyerahan rapor yang akan dilakukan saat jam terakhir. Itulah mengapa sebagian besar siswa memilih menghabiskan waktu mereka di kantin dan halaman belakang sekolah.

Nora melirik Val yang duduk dihadapannya. Mulutnya telah bebas dari smoothies namun ia tetap menggerutu dengan bibir mengerucut tentang Nora yang berkhianat padahal mereka berjanji akan mencari refrensi Uni bersama-sama, akan tetapi perhatiannya lebih tertuju pada ponsel yang ada di tangannya. Raut wajah serius Val membuat Nora tanpa sadar tersenyum.

Gadisnya itu telah melalui banyak hal yang seharusnya tak pernah dialami oleh anak gadis seusianya. Begitu banyak hal buruk yang terjadi padanya. And yet, Val begitu kuat dan tegar dalam menghadapi semuanya dan masih bisa menjadi dirinya sendiri. Walaupun semuanya tak pernah lagi sama.

Nora kini melirik Indah dan Emmy yang asyik berbincang sementara Dicky yang ada di hadapan mereka hanya memperhatikan tanpa minat, namun tangannya diam-diam mengambil makanan yang ada di nampan mereka dan memakannya. Sementara Siska yang ada di sebelah Dicky tampak asyik dengan menyesatkan diri ke dunia di dalam novel yang dibacanya.

Pandangan Nora kini beralih kembali pada Val.

Aaah, bagaimana ia bisa jatuh pada gadis ini ia sendiri masih tak bisa mengerti.

VALERIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang