And They Keep Arguing...

29 4 2
                                    



Flora menebarkan makanan ayam ke kandang yang terbuat dari bambu. Hari masih benar benar pagi. Baru saja dia mengusir Derick yang menginap atas perintah tante besar Arina. Setelah ini Flora harus belanja, masak, ngepel, menyabit rumput di halaman belakang dan segenap aktivitas yang tidak pernah dia lakukan di Jakarta.

Eyang belum datang juga, mungkin nanti siang. Memangnya siapa sih yang ditungguinya di rumah sakit? Flora bergegas menyambar tas belanjaan setelah berbenah diri. Jam menunjukkan pukul setengah enam dan dia harus buru buru ke pasar. Flora berlari lari kecil ke perempatan dan harus berjalan beberapa puluh meter untuk mencapai pasar.

Flora menoleh ke kanan, sepi karena memang masih pagi dan belum banyak kendaraan yang berlalu lalang di jalan. Tanpa ragu dia melangkah cepat dengan kecerobohannya dan pada saat yang sama sebuah mobil melaju kencang seenaknya sendiri.

"FLORAAA!!! AWAAAAASSS!!" seseorang menyambar lengannya dan menariknya dengan cepat. Flora terseret dengan kasar hingga hampir terjembab kebelakang. Ujung kakinya bergesekan dengan aspal terlalu keras. Lecet.

"Lo ngapain sih???" bentak Flora. Dia masih tidak menyadari ada sesuatu yang buruk akan terjadi pada dirinya tadi. Dia mendongak, menatap Derick dari atas hingga bawah. Pemuda yang tadinya asyik berjogging itu tidak langsung menjawab, bahkan terlihat lebih panik daripada Flora.

"Nolongin elo tau! Barusan aja elo hampir mampus ketabrak mobil! Elo sekarang malah ngebentak-bentak gue!" Derick mengelap peluh di dahi dengan handuk kecilnya, lalu berkacak pinggang namun bagi Flora dia terlihat mirip seperti celengan berkostum olahraga. Flora meninggalkan pemuda itu tanpa basa basi. Dia hanya tidak ingin pagi ini ternoda dengan berdebat dengan Derick.

"Eh, nggak terima kasih malah ketus gitu!" gumam Derick.

"Gue nggak minta elo buat nolongin gue! Buat apa gue terima kasih? Elo aja tuh yang nolongnya gak tulus!!!!" sembur Flora.

"Emang kalo gue nggak tulus, gue mau ngarepin apa dari elo???"

"Ngarepin pujian! Elo kan haus pujian! Sayang aja elo disini nggak bisa kebut kebutan lagi trus nggak ada yang ngefans sama elo! Kalo elo nolonginnya tulus, nggak bakal lo ngomong kasar sama gue!"

"Elo yang bikin gue kasar sama elo!!! Jujur aja deh, seneng kan gue tolongin?!"

"Dasar cowok narsis gede rasaaaaaa!!!! Tukang ngintipin orang mandi!" tangan Flora mengepal. Dia jengkel setengah mati hingga meremas pinggiran kaus oblongnya agar tidak terpaksa meninju muka Derick.

"Heh, gue kemaren tuh nggak sengaja! Elo aja yang budeg! Dipanggil kagak nyaut nyaut! Coba elo nyautin panggilan gue, gue bakalan tau kalo elo ada di kamar mandi!"

"Ah, apaan, elo emang sengaja kali! Emang kalo pintu kamar mandi ketutup, elo nggak bisa baca situasi kalo di dalem ada orang???"

"Elo tuh yang sengaja nggak ngunci pintu kamar mandi! Dasar! Ketularan Claudia sama Laura ya??!!!"

"Jangan pernah ungkit ungkit masalah itu!!! Kalo lo tau kebiasaan dua cewek itu berarti elo pernah masuk kamar mandi mereka yang nggak kekunci dong! Gue nggak yakin elo cowok bener!"

"My god!!! Gue nggak pernah ketemu sama cewek titisan demit kayak elo!!!"

"Apa?"

"Nyebelin!"

"Elo yang nyebelin! Gue benci sama elo!!!"

"Gue tiga kali benci sama elo!"

"Gue sepuluh kali benci sama elo!"

"Seratus kali benci sama elo!"

"Gue seribu! Eh, nggak ding, sepuluh ribu kali benci sama elo!!!"

"Sejuta kali benci sama elo!"

Smart Kid Learns LifeWhere stories live. Discover now