Part 11

2.2K 178 2
                                    

Siang menjelang sore itu, mansion besar milik Byun Yunho sangat tenang dan lenggang. Meskipun di sana masih ada sekitar lima orang pelayan yang bertugas untuk menjaga kebersihan mansion besar itu, tetap saja rumah itu terlihat sepi. Sampai terdengar suara pintu utama terbuka dengan kasar lengkap dengan teriakan yang menggema.

"Pelayan!!! Pelayan!!!".

"Selamat datang Tuan, selamat datang datang Nyonya". Seorang pelayan langsung berlari dari arah belakang menuju arah pintu utama. Bahkan 'tamu' itu masih berada di ambang pintu. Iya, 'tamu' yang datang ke mansion itu adalah Cheolyoong dan Sunwha.

"Carikan Akta Kelahiran Byun Baekhyun, Akta Kematian Yunho Hyung dan Fani Noona. Sekarang!! Ajak pelayan yang lain untuk mencarinya agar lebih cepat. Dan suruh salah satu pelayan buatkan dua teh hangat". Tanpa banyak basa-basi Cheolyoong langsung memerintah pelayan itu.

Sebenarnya pelayan itu bisa saja menolak apa yang diperintahkan Cheolyoong seperti apa yang dikatakan oleh Mr. Yoo tepat setelah Yunho dan Tiffani di makamkan. Tetapi karena status Cheolyoong adalah adik dari majikan mereka, mereka tak berani melakukannya. Mengingat para pelayan itu saat ini bekerja di bawah kuasa Mr. Yoo.

"Baik Tuan".

Setelah memastikan pelayan itu pergi lagi ke belakang untuk meminta seorang pelayan yang lain membuatkan teh, Sunhwa angkat bicara seraya melangkahkan kakinya memasuki mansion lebih dalam.

"Kenapa tidak kita sendiri saja yang mencari benda-benda itu?".

"Kau tau, jika kita memiliki seseorang untuk di suruh mengapa harus turun tangan sendiri, bukankah lebih baik kita bersantai dan beristirahat. Sepertinya minum teh di taman belakang tidak buruk".

"Ya kau benar. Ayo kita ke sana".

Tak berselang lama seorang pelayan datang untuk mengantar teh pada Cheolyoong dan Sunhwa yang tengah berdiri sambil mengamati mansion mewah itu yang nampaknya tak banyak berubah.

"Ini teh nya Tuan".

"Bawa ke taman belakang, kami ingin minum teh di sana. Setelah itu bantu yang lain mencari berkas-berkas penting milik Yunho hyung, mengerti?".

"Baik Tuan". Pelayan itu mengikuti Cheolyoong dan Sunhwa menuju taman belakang. Sedangkan yang lain sudah ada di lantai dua tepatnya ruang kerja Yunho untuk mencari akta-akta yang tadi disebutkan Cheolyoong.

"Kau boleh pergi sekarang dan cepat bantu yang lain". Ucap Cheolyoong saat pelayan itu sudah meletakkan teh hangat miliknya dan milik istrinya di meja salah satu kanebo taman belakang mansion.

"Saya permisi Tuan". Cheolyoong hanya berdeham sebagai jawaban saat pelayan itu pamit undur diri.

Seraya menyesap teh hangatnya di sebuah kanebo bawah pohon rindang, mata Sunhwa menatap sekelilingnya. "Tak ada yang berubah dari mansion ini, masih tetap indah dan megah".

"Tentu saja, dan semua ini akan menjadi milik kita". Lalu Cheolyoong dan Sunhwa tertawa dengan keras. Membayangkan jika hanya dalam hitungan hari semua milik Baekhyun akan beralih ke tangannya, biarpun masih sementara tetapi 10 tahun tidaklah waktu yang singkat, dan itu cukup untuk membuat mereka berdua berfoya-foya.

Cukup lama mereka berdua tertawa seperti itu, sesekali menggelengkan kepalanya seraya bergumam pasal harta dan uang-uang yang akan terus mengalir ke rekening mereka dan akan mereka gunakan untuk apa saja.

Saat tengah asyik tertawa, tiba-tiba terdengar suara seorang pelayan menginterupsi, membubarkan imaginasi kedua pasangan gila uang itu. Pelayan itu membawa sebuah map berwarna biru langit.

"Maaf Tuan, untuk Akta Kelahiran Tuan Muda Baekhyun kami tak dapat menemukannya di sini".

"Apa?! Jangan bercanda, cari lagi!! Akta itu pasti ada di rumah ini, memangnya selain di rumah ini dimana hah?". Tanya Cheolyoong dengan nada bicara yang sengaja ditinggikan, bahkan dia berdiri dengan tangan yang berkacak pinggang dan mata yang dibuat menatap pelayan itu dengan tajam, agar pelayan itu tak berani berucap dusta padanya.

[2] My Brother | BROTHERSHIP |✔Where stories live. Discover now