+dua

1.7K 320 11
                                    

"Wan lo gakpapa? Kayanya tendangan ka Yoongi itu keras juga deh," Irene menatap Seungwan dengan tatapan khawatir.

"Mending lo ke Uks aja Wan." Suruh Joy. Seungwan menggeleng. "Biasa aja mba, yang ada gue kasian sama dia. Kayanya gue nonjok kenceng banget, liat aja mukanya sampe ungu-biru gitu."

Seulgi menggeleng tidak percaya kepada sahabatnya itu. Seungwan benar-benar tidak takut mati. Seulgi bahkan mengacungkan kedua jempolnya saat Seungwan menonjok wajah Yoongi.

"Wan, kalau lo beneran dibunuh sama ka Yoongi gimana?" Tanya Somi tiba-tiba. Pertanyaan Somi sukses membuat murid kelas menganga sempurna.

"Lo harus laporin dia, biar dia di penjara." Jawaban enteng dari Seungwan membuat seluruh siswa di kelasnya pingsan mendadak.

Ya enggaklah.

Enggak pingsan, cuma menggeleng takjub. Seungwan itu gak pernah takut sama geng Bangtan, geng yang katanya terkenal sampai luar Jakarta. Katanya sih, buat apa takut sama mereka, mereka bukan pencipta dunia yang seenaknya berkehendak.

"Tapi, serius Wan. Lo itu orang pertama yang berani nonjok ka Yoongi, terlebih lo itu cewe," Jennie menatap Seungwan takjub. "Kalau gue yang jadi lo, gue langsung pindah sekolah. Bukan ke luar kota lagi, luar negeri deh. Dari pada di terror mulu. Ngomonginnya aja buat gue merinding." Jennie mengedikan bahunya sambil mengelus lengannya.

"Sekali-kali mereka harus di kasih pelajaran. Gue gak suka sama mereka yang sok berkuasa disini." Ucap Seungwan sambil mengunyah permen karet.

"Tapi Wan, kayanya masalah lo sama ka Yoongi bakal panjang deh." Ucap Joy khawatir. Seungwan mengedikan bahunya acuh.

"Selamat Pagi anak-anak." Suara Bu Beti membuat anak-anak langsung kembali ke tempat duduknya. Bu Beti memperhatikan seluruh muridnya. Hingga tatapan matanya jatuh kepada, Seungwan.

"Seungwan, istirahat nanti tolong ke ruangan saya."

Seungwan yang dari awal sudah menebak, ia hanya menganggukan kepalanya.

"Baiklah, pelajaran kita mulai."

***

"Ibu, dengar kalian berdua bertengkar? Benar itu?" Suara Bu Beti terdengar sangat seram sekarang. Seungwan yang mendengarnya langsung merasakan bulu kuduknya merinding.

"Iya bu." Yoongi berjawab dengan tampang santainya.

"Seungwan, ibu gak habis fikir sama kamu. Kenapa kalian bisa bertengkar?"

"Kemarin, saya nolongin murid yang dikeroyok sama geng dia bu.Terus tadi pagi, saya disamperin sama ini anak, karena tangan saya gatel pengen nonjok, yaudah langsung saya tonjok." Pernyataan jujur dari mulut Seungwan membuat Bu Beti menggeleng tidak percaya.

"Yoongi, benar apa yang dikatakan oleh Seungwan?"

Yoongi tersenyum miring mendengar penjelasan Seungwan. Fikirnya, berani sekali gadis itu membuka kartu saat di depan guru. "Enggak bu, dia mah ngada-ngada."

Seungwan mendelik, "Mengada dari Hongkong. Jelas-jelas lo mukulin dia sama geng lo tuh." Seungwan tidak mau kalah.

"Mana buktinya? Jangan nuduh orang seenak jidat."

"Mau gue panggilin kesini korbannya?" Seungwan menatap Yoongi yang mulai salah tingkah. Kalah lo sama gue.

"Eh sudah-sudah. Kalian sekarang pergi ke lapangan dan sapu sampai bersih." Bu Beti memberi hukuman kepada Seungwan dan Yoongi.

𝐁𝐫𝐚𝐧𝐝𝐚𝐥𝐚𝐧 -𝐦𝐲𝐠Where stories live. Discover now