Bab 11

2.5K 279 22
                                    


Sekiranya 2 tahun yang lalu, ketika Nadia baru menginjak kelas 10, pelajaran olahraga di sekolahnya mengagendakan latihan lompat tinggi. Saat itu dirinya mendapatkan hasil buruk. Dari lima kali kesempatan yang diberikan, tak ada satupun lompatannya yang berhasil melewati tiang galah.

Selain gagal, dia juga sakit hati. Teman-temannya banyak yang meledeknya karena payah. Kalau tidak salah mengingat, tinggi tiang galah yang disetel oleh gurunya saat itu adalah 1 meter. Tinggi segitu sama persis dengan tinggi pagar jeruji kawat berduri yang dibangun oleh paman Edi.

Meski bebannya sudah diringankan tanpa memanggul tas backpacker, namun Nadia masih khawatir jika saja dia tak sanggup melompatinya. Terbayang kembali moment kegagalan dalam melompat semasa SMA, hal itu sedikit menggerus rasa percaya dirinya yang sempat tumbuh.

Nadia menghirup napas panjang. Lalu dia memejamkan mata. Menjernihkan pikiran agar tak terganggu dengan pengalaman masa lampau. Bila dipikir-pikir, saat dirinya kelas 10, tingginya baru mencapai 160cm. Saat ini dengan posturnya yang lebih tinggi, mempunyai kaki yang lebih panjang dan lebih ideal untuk berpijak, dia yakin akan sanggup melompatinya.

Berbarengan saat sepasang kelopak matanya terbuka, Nadia menoleh ke paman Edi yang terlihat memberi anggukan sebagai bentuk rasa kepercayaan dan suntikan semangat agar Nadia lekas memulai lompatannya tanpa ragu.

"Jangan melihat ke arah manapun saat berlari walau apapun yang terjadi di sekelilingmu. Fokus saja ke pagar itu. Aku juga biasanya melakukan hal itu ketika ingin melompat. Hal yang sering kulakukan beberapa hari terakhir. Berolahraga melompati pagar itu setiap subuh." Ujar paman Edi sembari memegang pundak Nadia dan memandanginya. "Aku yakin kamu bisa."

"Oke!" Balas Nadia.

#######

Sebuah tanah yang bergunduk-menggunung Nadia amati persis terletak di depan pagar kawat. Dia percaya gundukan tanah itu bisa memaksimalkan pijakan kakinya. Lalu dia mengambil ancang-ancang, merunduk, menjadikan kedua telapak tangan sebagai tumpuan, seolah sedang mengikuti perlombaan lari 100 meter. Dia membayangkan dalam benaknya sebuah peluit ditiup oleh wasit, setelahnya dia berlari kencang ke arah gundukan tanah.

"Grrrgggggg!!! Ggrrrrhhh!!!"

Ketiga zombie perhatiannya teralihkan oleh kemunculan Nadia. Pintarnya, para zombie bisa mengetahui ke arah mana tujuan Nadia berlari. Oleh sebab itu ketiga zombie berjalan sempoyongan menuju ke arah gundukan tanah yang menjadi destinasi Nadia.

Rencananya ketiga zombie itu ingin menerkam sebelum Nadia melakukan lompatan. Lalu siapa yang akan lebih dahulu mencapai gundukan? Nadia yang berlari kencang dari posisi kejauhan atau langkah lambat ketiga zombie itu yang posisinya tak begitu jauh dari gundukan tanah?

Saat berlari, Nadia jelas mendengar geraman-geraman para zombie yang sudah menyadari kemunculannya. Dia juga paham para zombie itu bisa membaca kemana arah tujuannya. Namun dia ingat perkataan paman Edi, pikirannya harus tetap fokus ke arah pagar!

Nadia menyipitkan mata, nampak kini fokus yang ada dalam penglihatannya hanyalah gundukan dan pagar saja, sekeliling pandangannya terbingkai bayangan hitam. Suara para zombie pun terdengar semakin mendekat seiring larinya yang kian mencapai gundukan, tetapi dia berhasil mengabaikan ancaman para zombie dan tidak panik.

Tiba di tanah yang bergunduk, Nadia sekuat tenaga memijakkan kaki kanannya pada permukaan gundukan. Rasa seperti tersengat listrik menjalar hebat di pergelangan kaki saat dirinya berpijak. Kramnya semakin menjadi. Tak lama, akhirnya Nadia berhasil melompat.

Di udara saat melayang, Nadia membalikkan posisi tubuhnya, melengkungkan bagian dada dan perut menghadap ke langit. Masih dalam gerakan melayang, dia melirik ke bawah, begitu senang hatinya ketika menyadari bahwa jeruji pagar kawat-kawat berduri itu berselisih sangat jauh dengan punggungnya. Dia berhasil melakukan gerakan lompat tinggi dengan indah jauh melampui ketinggian pagar. Ini benar-benar diluar dugaannya.

KILLING THE MOONLIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang