Ujian Hijrah

6.1K 283 1
                                    

"Aku tak bisa melawan takdir jika kamu masa lalu yang dulu pernah mengisi hatiku telah kembali disaat imanku belum kuat dan akhirnya aku kembali mengingkari janjiku pada Allah"- Arnaina

Arnaina Pov

Aku tak pernah menyangka akan dipertemukan oleh sahabatnya.Sahabat dari seseorang yang dahulu pernah aku cintai hingga aku melupakan Dia sang maha pemberi cinta.

Flashback

"Wah Arnaina sekarang udah berubah ya," ujar Aqshal

"Ya masa gue mau terus menerus jadi setan shal haha," ujar ku yang membuat Aish ini terkejut.

"Gausah kaget gitu Aish aku dan suamimu ini mantan anak bandel di jaman sekolah dulu hehe,"

"Iya Aina aku cuma kaget aja mas Aqshal bisa gaul gitu bahasanya,"

"Oalah semenjak punya istri sholehah jadi berubah gitu ya shal,"

"Halah gausah bahas gue deh Na, lo aja sekarang gimana kabarnya masih jomblo apa udah mendingan?"

"Wah ngajak perang lo kecoa bunting,"

"Hushh udah ah kalian kan lagi reunian masa sih berantem kan udah lama gak ketemu masa iya kalian habiskan waktunya untuk berantem," ujar Aish yang berusaha menengahi kami

"Iya sayang aku ga berantem ko,"

"Berasa dunia milik berdua ye,"

"Yaelah jomblo berisik amat,"

"Ck,kalian mah susah dibilangin malah mulai lagi hufftt,"

"Sorry Aish hehe,"

"Eh iya Na, mau tau gak kabar Raffie  mantan tersayang lo?"

"Gue mohon Shal bercanda lo gak lucu kali ini, gue udah gatau dia dimana yang jelas kalo arah pembicaraan lo kesana gue balik Assamu'alaikum," ujarku yang langsung meninggalkan mereka berdua.
*Flashback off*

Hufftt entahlah antara aku yang terlalu sensitif atau Aqshal yang bercandanya kelewatan? Yang jelas aku udah gak mau tau tentang dia lagi terlalu sakit untuk aku ingat bagaimana perlakuan nya padaku.
Dan tiba-tiba ada suara bunda yang mengetuk pintu kamarku.

"Ina sayang bunda boleh masuk?"

"Masuk aja bun pintunya gak Ina kunci kok,"

Bunda pun masuk seraya duduk dipinggir kasur dan mulai memangku kepala ku dipangkuan nya.

"Ina sayang umur kamu udah berapa ya sekarang?"

"Masih 19 kok bun,"

"Wah udah banyak ya berarti bunda makin tua dong ya haha, Ina hijrah itu sulit banyak ujian yang akan kamu lewati di sana memang pahit dan sangat sakit tapi jika Allah mencintai mu dan memberikanmu kenikmatan beribadah pada-Nya In Syaa Allah kamu akan lupa dengan semua kesakitan itu,"

"Iya bun Ina paham dan Ina sedang berusaha diproses itu,"

"Pintar anak bunda, Ina sebelum bunda makin menua bunda ingin sekali liat Ina nikah,"

"APA!?"

"Hush jangan teriak gitu ah anak gadis ga bagus tau,"

"Bun,ya Allah aku masih 19 tahun bunda udah suruh aku nikah?"

"Menikah itu tak harus sukses dulu,umur matang dulu, tidak sayang selagi kamu mampu dan untuk menundukkan pandangan itu sangat dianjurkan agama sayang,"

"Tapi bun siapa yang mau sama aku?"

"Ck,apa deh kamu masa kecantikan bunda gak nurun sama kamu dan lagian bunda udah ada calon kok untuk kamu,"

"Masya Allah bun aku belum siaapp,"

"Siapkan diri kamu jam 8 mereka akan datang dan menta'aruf mu,"

"Bun ayolah jangan bercanda,"

"Bunda gak bercanda sayang cepat siap-siap udah tinggal 1 jam lagi tuh,"

Bunda pun keluar kamar dengan membuat ku sangat frustasi.


***
Waktu menunjukkan pukul 7.50 malam.Itu artinya sebentar lagi orang yang bunda bicarakan akan datang bersama keluarganya.Aku hanya syok mendengar kabar jika aku dalam kurun beberapa waktu ini akan seperti Aish. Ya allah jika ini takdir mu tunjukkan aku jalan kebenaran. Jika memang dia yang datang menta'aruf ku pilihaMu jadikan ia laki-laki yang bila aku melihatnya rasa cinta ku pada Mu dan pada Rasul-Mu semakin bertambah.

"Arnaina sayang turun yuk," panggil bunda dari arah bawah.
Aku pun segera turun ke ruang tamu.Dan segera mengambil posisi di samping bunda. Sejujurnya, aku tak terlalu fokus memperhatikan tamu aku hanya menunduk dan melamun tentang masalah ini. Hingga akhirnya sebuah suara menginstrupsi jantungku yang hampir saja keluar dari tempatnya. Suaranya seperti aku mengenalnya aku pun segera mendongakkan kepala.

"Mas Raffie?"

"Arnaina?"

"Lho kakak kenal sama calon ku?" ujar seorang pria berwajah serupa dengan mas Raffie.

"Maaf sebelumnya, jadi kamu yang dijodohkan denganku?" ujar ku dengan penasaran

"Iya, aku Aidan Prasetyo As-shiddiq,"

Jodoh Lauhul MahfuzkuOnde as histórias ganham vida. Descobre agora