5. Bonsai dan Engineer

221 10 8
                                    


Bila diminta mengingat bagaimana sesuatu bermula, seolah pikiran tak dapat menemukan titik jelas kapan dan dimana peristiwa berawal. Manusia dapat mengingat bagaimana kejadian berakhir, namun tak dapat merumuskan permulaan. Terkadang pula kebalikannya. Tak dapat mengenang bagaimana sesuatu berakhir dan hanya mengingat setiap yang menghubungkan dengan titik permulaan.

Pernahkah engkau menyukai seseorang tanpa pernah tahu mengapa tiba-tiba hatimu condong kepadanya? Atau justru melupakan seseorang tanpa pernah menyadari kapan pikiran sudah tidak lagi tertambat padanya?

Sofia tak terlalu memperhatikan Isao, bahkan lupa apa saja yang menjadi ciri khasnya. Pelanggan toko paman banyak, pemasoknya pun banyak. Paman punya beberapa toko yang dikelola bersama jamaah masjid An Nour. Makanan halal, juga paket wisata halal yang menyediakan informasi hingga akomodasi di seantero Fukuoka. Salah satu toko tempat Sofia bekerja adalah toko bunga yang menyediakan aneka tanaman dalam pot kecil hingga bunga hias sebagai hadiah cinta atau event spesial. Sofia pernah membantu di beberapa toko dan tak ingat siapa saja yang melakukan kontak dengannya, kecuali bila telah melihat buku catatan arus barang beserta pengirimnya.

Sosok Isao kini istimewa.

Terlebih, ketika Nozomi hadir lalu lalang mengingatkannya.

Melihat catatan jisei, omamori dan ofuda menghantarkan ingatan Sofia pada Isao. Beberapa penggal percakapan, tak banyak. Singkat cerita, Isao jelas bukan jenis pemuda dengan kepribadian ekstrovert. Ia pendiam, tak banyak cakap, namun teliti dan tangkas. Bukan berarti Isao menolak sama sekali kontak sosial sebab antara Isao dan Sofia pernah terjalin ikatan tipis hubungan antar manusia. Bukan kekasih, bukan sahabat, bukan teman. Steve Jobs menyebutnya red dots , titik merah yang nanti akan merangkai semua puzzle kehidupan.

Sosok Isao memang istimewa, walau tak terlalu penting.

Ia tak memberi keuntungan materi, tidak juga keuntungan immateri. Kehadirannya tak menggenapi, kepergiannya pun tak menimbulkan keganjilan. Hanya seperti orang-orang biasa yang ditemui di jalan-jalan, di toko, di subway, di bis, di mall. Sebab Sofia mengingatnya, adalah justru karena kepergiannya yang tiba-tiba. Apakah manusia justru berharga ketika ia lenyap dari hadapan?

"Ada hadiah untukmu," Sofia menyodorkan bingkisan berpita.

Isao menaikkan alis. Mata kecilnya melebar.

"Apa ini?" suaranya serak.

"Toko pamanku berulangtahun," jelas Sofia singkat.

Isao mengirimkan barang-barang dan menatanya di gudang belakang toko yang mungil. Ruangan sisa yang dipakai untuk menyimpan sepeda dan barang-barang keperluan toko. Pertemuan mereka hanya ucapan selamat pagi, tanda tangan, selamat tinggal dan senyum basa basi. Hari itu, Isao berdiri agak lama di depannya. Itu karena Sofia menyodorkan sesuatu yang untungnya, pembeli agak sepi. Isao berdiri kikuk, membolak balik hadiah yang terbungkus plastik tembus pandang cantik dan berpola, dengan pita dan kartu ucapan kecil. Yamagata Isao.

"Kamu yang buat?" Isao bertanya.

"Kartunya? Iya, aku yang buat," Sofia tersenyum bangga. Mengingat betapa berhati-hatinya menulis 山形.

"Bukan," Isao menggeleng. Ia menunjukkan keramik seperti gelas, berwarna coklat kehijauan yang mengkilap.

Wajah Sofia memerah.

"Oh, itu pamanku yang buat yunomi15," jelasnya, merasa tak enak sudah besar kepala.

"Harusnya sepasang," gumam Isao.

"Ha?"

"Tidak, tidak apa-apa," Isao tersenyum gugup. "Terimakasih. Pamanmu pintar."

Sofia menggerutu dalam hati.

Paman memang sangat pintar. Ia bisa bercerita dengan bangga teknik membuat keramik bermacam-macam, karena pernah kursus singkat di Arita, tempat kerajinan keramik dibuat sejak ratusan tahun lalu. Kalau sudah berkisah tentang dirinya, paman bisa sangat egosentris. Tak boleh menyela, tak bisa mengantuk, tak sopan bila bosan. Sofia harus terduduk mendengarkan. Kalau bosan, ia biasanya membayangkan paman dalam imajinasinya yang kacau balau. Bagaimana jika paman bercelemek? Apa ia akan gemuk di ulangtahunnya yang ketujuh puluh? Seperti apa rupanya bila buncit, berdagu gelambir, botak?

Percakapan dengan Isao teringat ketika Nozomi berkisah tentang bonsai.

 ******

http://www

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

http://www.japantimes.co.jp/culture/2016/02/25/arts/bonsai-worlds-black-sheep-aims-inject-cool-traditional-art-form/#.WQkgUuWGPIU

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 03, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Polaris FukuokaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang