Unexpected Love -1-

532 172 147
                                    

Bel istirahat telah berbunyi sedari tadi. Tapi, Kayla masih terhanyut dalam kisah novel yang dibaca nya saat ini.

"La, ke kantin yuk, gue laper nih." ajak Chikka sambil memegangi perutnya yang sudah keroncongan.

"Hai, yuk ke kantin!"

"Ehh, biasanya lo berdua yang nungguin gue di depan kelas, tapi kok kalian masih di sini?" tanya Karin sambil mengernyit kebingungan.

"Kalian aja yang ke kantin, gue nggak laper." ucap Kayla, masih terfokus pada novel di tanganya.

"Lo yakin?" tanya Chikka memastikan.

"Iyaa." jawab Kayla.

"Ya udah, gue sama Karin ke kantin ya! lo mau nitip makanan nggak?"

"Nggak deh."

Lalu Chikka dan Karin meninggalkan Kayla di dalam kelas yang hanya ditemani novelnya. Tidak lama kemudian Ferza datang menghampiri Kayla.

"Nih!" ucap Ferza sambil memberikan sebungkus nasi goreng dan sebotol air mineral. Lalu duduk di depan Kayla.

Lalu Kayla menjauhkan novel dari wajahnya, dan melihat Ferza dengan tatapan bingung.

"Buat apa?"

"Buat dimakan lah, masa buat diliatin doang!"

"Tapi, gue nggak laper."

Lalu Kayla kembali melanjutkan membaca novelnya.

"Ya udah, kalau lo pingsan kek tadi gue nggak mau ya bawa lo ke UKS lagi!" ancam Ferza. Tapi tidak dihiraukan oleh Kayla. Gadis itu masih saja membaca novelnya.

Lalu Ferza mengambil novel yang dibaca oleh Kayla. Karna Kayla tidak menghiraukan perkataannya.

"Ferza! balikin gak!" perintah Kayla.

"Gak!" jawab Ferza sambil menjulurkan lidahnya.

"Ihh, nyebelin banget sih!"

"Kalo lo makan, gue akan balikin novelnya! Gimana? Mau nggak?" tawar Ferza.

"Kalo nggak mau ya udah, gue mau kelapangan dan gue nggak akan balikin novel lo!" Saat Ferza ingin pergi, Kayla langsung menahan lengan Ferza.

"Ya udah deh, gue makan, puas lo!" serah Kayla. Lalu mengambil nasi goreng tadi dan memakannya dengan ganas dan menghabiskan minumnya.

"Nah, gitu dong." ucap Ferza lalu mencubit pipi Kayla. Dan Kayla yang tidak terima pipinya dicubit lalu balas mencubit pipi Ferza. Dan mata elang Ferza menatap manik mata Kayla.

Keheningan terjadi diantara Ferza dan Kayla.

"Ferza!!" teriak Rafael tanpa melihat keadaan.

Ferza dan Kayla langsung melepaskan cubitan mereka. Dan wajah mereka seketika berubah menjadi merah padam.

"Sepertinya kita dateng diwaktu yang nggak tepat deh, Ga." Gumam Rafael dan memutar badannya agar tidak melihat Ferza dan Kayla.

"Lo sih, asal masuk aja!" oceh Dirga.

"Mending kita ke lapangan aja deh, dari pada gangguin orang pacaran." ucap Rafael sambil melirik ke arah Ferza dan Kayla.

"Apaan sih." ucap Ferza lalu berjalan melewati sahabatnya itu.

"Ehh, lo mau kemana nyet?" tanya Rafael.

"Nyari kecebong!"

"Kebiasaan lama lo jangan di bawa ke sekolah dong, Za, malu-maluin tau nggak!" ucap Rafael, dan Ferza tidak menanggapinya, mereka meninggalkan kelas, dan menyisakan Kayla dengan sebuah novel yang masih setia bersamanya.

Selang beberapa menit Chikka dan Karin kembali lagi ke kelas. Dengan membawa sebungkus siomay ditanganya.

"Hai, nih kita bawain makanan buat lo." ucap Chikka sambil menyodorkan sebungkus siomay. Lalu mereka duduk di hadapan Kayla.

"Nggak ah, gue udah kenyang." jawab Kayla.

Lalu Chikka melihat ada bekas bungkus nasi goreng, dan sebotol air mineral. "Lo kapan ke kantinnya?"

"Tadi Ferza yang bawain nasi gorengnya" jawab Kayla. lalu mengambil bekas bungkus nasi goreng, dan botol air mineral itu lalu membuangnya di kotak sampah.

"Tadi bilangnya nggak laper? waktu doi yang bawain makanannya jadi laper. " goda Chikka.

"Iya dong, cinta itu kan bisa merubah segalanya." ucap Karin sambil senyum-senyum gak jelas.

"Eh, Chik, kenapa tuh si karin kok habis dari kantin jadi kek gini?" gumam Kayla sambil menyenggol lengan Chikka.

"Tau tuh, yang satu meja sama kak Danish otaknya jadi gesrek!" jawab Chikka sambil memutar bola matanya.

"Biarin! lo ngiri ya sama gue, lo kan gak pernah makan satu meja sama DIRGA." ucap Karin sambil menekankan nama Dirga.

"Gue nggak suka ya sama Dirga!"

"Ih, waktu itu lo bilang ya sama gue, kalo lo suka sama Dirga."

Chikka terdiam. Dia tidak tahu harus menjawab apa, karna memang benar dia suka kepada Dirga sejak dulu.

"Sok tau lu!" jawab Chikka mengelak.

"Emang gue tau!"

Lalu Karin teringat akan sesuatu. "Duhh, mati gue!" ucap Karin sambil menepuk jidatnya.

"Kenapa, Rin?" tanya Kayla.

"Gue belum nyelesain PR dari Pak Genta!"

"Rasain lo!" ejek Chikka.

"Gue balik ke kelas dulu ya! Byee.." ucap Karin sambil berlari menuju kelasnya.

***

Sepulang sekolah, seperti biasanya Kayla dan Chikka sedang menunggu Karin di depan gerbang sekolah. Sambil menunggu angkutan umum datang.

"Hai, maaf ya gue lama, tadi gue ke toilet dulu, udah kebelet." ucap Karin sambil nyengir kuda.

Lalu mereka kembali menunggu angkutan umum. Selang beberapa menit 3 motor sport berhenti di hadapan mereka.

Dan salah satu dari mereka membuka helmnya."Kalian kenapa belum pulang?" tanya Ferza.

"Lo sendiri, kenapa belum pulang?" Kayla balik bertanya.

"Lo tuh, orang nanya malah balik nanya." Ucap Ferza dengan nada kesal.

Lalu Ferza menyerahkan Helm ke Kayla." Yuk! Biar gue anter."

Lalu Kayla berpikir sebentar. "Tapi Chikka sama Karin gimana?"

"Udah, kalian Pulang aja! Chikka sama Karin biar kita yang anter." ucap Rafael.

Lalu Kayla menaiki motor Ferza dengan memegang pundak Ferza.
Dan Ferza mulai menjalankan motornya.

"Pegangan! kalo lo jatuh gue nggak tanggung jawab." ancam Ferza.
Tapi Kayla tidak menghiraukan Ferza.

Lalu tiba-tiba ada seorang nenek-nenek yang melintas di tengah jalan dan membuat Ferza mengerem dadakan dan tanpa sengaja membuat Kayla memeluk Ferza.

"Maaf." ucap Kayla canggung. Lalu melepaskan pelukannya.

Selang beberapa menit Kayla telah sampai di depan rumahnya.

"Za, berhenti di depan rumah itu ya." ucap Kayla sambil menunjuk ke arah rumah yang bercat biru laut.

Lalu Kayla turun dan memberikan helmnya kepada Ferza.

"Makasih ya." ucap Kayla sambil tersenyum.

"Sama-sama." jawab Ferza sambil membalas senyuman Kayla.

Lalu Ferza menghidupkan motornya, dan kembali melanjutkan perjalanannya.

***

Unexpected LoveWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu