Pumped Up

21 6 10
                                    


Kami semua sudah berada di rumah Yamate, kecual Hiraku. Dia belum datang, kami memutuskan untuk menunggunya sebentar lagi.

"Yamate, apakah kita perlu menunggunya?"

Akhirnya setelah sekian lama, Arumi berbicara juga.

"Tentu saja dia juga masuk kelompok ini."

"Tidak bisakah kita memulainya tanpa dia?"

Yamate hanya melemparkan tatapan bertanya, memangnya kenapa.

Hitoshi menyenggolnya dengan siku.

"Arumi-chan, apa yang kau lakukan. Ini seperti bukan dirimu saja. Mana Arumi yang dulu."

"Hitoshi-kun, tolong aku hanya ingin-"

"Iya aku mengerti, tapi dengan seperti ini tidak akan mengubah apapun. Bersabarlah." potong lelaki itu.

Dan Hitoshi sedikit mengusap pelan puncak kepala Arumi, gadis itu hanya bergeming.

Sudah 20 menit berlalu dan Hiraku belum datang juga.

Hingga Arumi jenuh dan memutuskan untuk pulang.

"Yamate... Ada temanmu dibawah, namanya Hiraku."

Akhirnya Hiraku datang juga, Arumi tidak jadi meninggalkan rumah Yamate.

Gadis itu masuk bersama Yamate, senyumnya terpatri jelas disana.

Membuat hati Arumi seperti tertusuk ribuan jarum.

Senyuman palsu.

Hiraku menyapa Arumi dan Hitoshi yang terduduk manis di lantai kayu.

Tapi hanya Hitoshi yang menanggapi, Arumi memalingkan wajahnya.

"Baiklah, jadi bisa kita mulai mengerjakannya. Semua sudah dapat bagian masing-masing."

Yamate yang memberi instruksi, dan kami mulai mengerjakan tugas kami.

Tidak butuh waktu lama untuk menyelesaikan tugas yang diberikan sensei dalam bentuk kelompok.

Sebelum pulang ibu Yamate menyuguhkan makanan untuk kami.

Mereka tidak makan di ruang makan, melainkan di ruangan yang tadi  dipakai untuk mengerjakan tugas.

Saat Arumi ingin menyuapkan makanan kedalam mulutnya menggunakan sendok, lauknya terjatuh dan hanya menyisakan nasinya saja.

Saat ia ingin mengambil yang baru, ada yang sudah menaruh lauk di atas nasinya.

"Kau harus makan yang banyak Arumi-chan."

Hiraku yang melakukannya, dengan senyuman yang terus ia tampilkan.

Entah apa yang sedang merasuki Arumi.

Ia menaruh sendoknya dan berdiri.

"Kenapa kau membohongi dirimu sendiri? Kenapa kau memasang senyum palsumu itu hah? Aku sudah muak denganmu Hiraku!!! Dan aku benci panggilan itu."

Arumi membawa langkah lebar meninggalkan rumah Yamate, Hiraku hanya tertunduk. Yamate baru menyadari ada yang tidak beres.

Dan Hitoshi sudah lari mengejar Arumi.

"Arumi-chan..."

Lelaki itu berhasil menggapai tangan Arumi, dan spontan membalikkannya.

Ada jejak air mata disana, Hitoshi tidak bisa terus melihat Arumi seperti ini.

"Sudah kubilang untuk bersabar bukan, kenapa kau melakukan hal seperti itu."

"Aku.. Sudah....  Tidak tahan lagi hiks"

Dengan isakan Arumi menjawabnya, air matanya mengalir terus mencapai dagunya.

"Sudahlah, kau pasti bisa. Aku akan membantumu, janji."

"Kau berjanji Hitoshi?"

"Tentu saja, kapan aku pernah mengingkari janjiku?"

Entah keberanian datang dari mana yang menuntun Hitoshi merangkul gadis yang ada dihadapannya ini.

Repairation [complete]Where stories live. Discover now