Part 28

556 62 1
                                    

Pagi datang dan sinar matahari mulai menampakkan diri. Tapi kedua gadis cantik yang berada disebuah kamar masih terlelap tidur. Sampai suara deringan Smartphone membangunkan salah satu dari mereka berdua.

Dengan mata setengah terpejam dan masih mengantuk dia langsung membaca siapa yang sudah menghubunginya sepagi ini. Setelah sadar siapa yang menelfonnya, Melody langsung menggeser touch screen Smartphonenya lalu menempelkannya ditelinganya.

"Halo Stel." Sapa Melody dengan suara serak.

"...."

"Gak kok. Ada apa telepon aku pagi-pagi? Bukannya sekarang libur?"

"...."

"Kabar? Kabar apa?"

"...."

"Apa? Kapan?"

"...."

"Oke. Kita kesana. Tapi kamu jemput aku. Aku mandi dulu."

"...."

"Iya Stel. Aku tunggu."

"...."

Sambungan terputus. Melody langsung mengambil kursi roda dan berpindah ke kursi roda. Diambilnya handuk dan baju ganti dan dia menuju kamar mandi. Frieska yang masih tertidur mulai terbangun saat merasa ranjang disebelahnya kosong.

Frieska melihat jam dinakas. Sudah jam 7 pagi. Frieska langsung bangun dan membereskan tempat tidurnya. Samar-samar Frieska mendengar suara air dikamar mandi. Oh Mbak lagi mandi. Batin Frieska sambil membuka gorden.

Sinar matahari mulai menerangi kamar. Pintu kamar mandi terbuka dan memperlihatkan Melody yang mengenakan baju serba hitam. Frieska tentu saja heran melihat Melody yang mengenakan baju serba hitam seperti orang yang akan melayat.

"Mbak, kok pake baju hitam gitu?" Tanya Frieska.

"Mbak mau ke rumah Pak Jiro. Dia meninggal." Sahut Melody dengan suara serak.

"Apa? Pak Jiro yang Kepsek Mbak?" Kata Frieska tak percaya.

"Iya. Baru aja dia meninggal."

"Aku ikut ya Mbak."

"Gak usah. Kamu disini aja jagain Naomi. Kamu bilang kamu mau tanggung jawab ngobatin dia. Jadi Mbak nyuruh kamu buat ngajakin Naomi sama Sinka nginep disini kan?"

"Iya sih Mbak."

"Ya udah. Stella udah diluar. Kamu disini jagain Naomi ya."

"Iya Mbak. Hati-hati ya."

"Iya Fries."

Melody langsung keluar dan melihat mobil sedan berwarna biru milik Stella sudah menunggunya. Stella turun dan membantu Melody masuk. Tanpa menunggu lagi, mereka langsung pergi meninggalkan rumah Melody menuju rumah duka.

***

Sesampainya dirumah duka, Melody membuka pintu mobil dan Stella membantunya kembali duduk dikursi roda. Mereka langsung masuk dengan Stella mendorong kursi roda Melody. Suasana rumah duka ramai oleh pelayat.

Melody menangis saat melihat atasannya yang kini sudah tak bernyawa dihadapannya. Stella juga menangis mengingat semua kenangannya dengan Kepsek yang paling disegani itu. Bahkan sejak mereka berdua masih diawal-awal mengajar, Jiro benar-benar membimbing mereka.

Bagi mereka berdua, Jiro sudah seperti Ayah mereka sendiri. Apalagi mereka juga tinggal jauh dari orang tua. Melody keluar dari rumah duka dan menunggu sementara Stella tetap didalam karena mereka memang berbeda keyakinan.

I'm Still Here (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang