Part 12

721 48 1
                                    

Jam pulang sekolah tiba dan Frieska menyusul Melody yang sudah menunggunya didekat tempat parkir. Frieska mencium tangan Kakaknya lalu membawanya ke mobil. Setelah membuka pintu depan, Melody masuk dibantu Frieska.

Selama perjalanan, mereka hanya diam. Suara hanya diisi dengan suara radio yang memutar lagu Ari Lasso yang berjudul Cinta Terakhir. Melody mendengarkan lagu itu dengan hati teriris. Ya lagu itu adalah lagu yang sering didengarkannya dulu.

Dulu sekali. Frieska menatap Melody dengan raut wajah khawatir. Mobil berhenti didepan rumah mereka. Frieska mengerem mobil dan keluar lalu mengambil kursi rodanya. Melody membuka pintu mobil dan berpindah ke kursi roda.

Tanpa kata-kata, Melody masuk ke dalam. Tinggal Frieska yang masih diluar mengunci pagar rumahnya. Setelah mengunci mobil, Frieska menyusul Melody setelah membuka sepatunya. Ditaruhnya tas sekolahnya ke kursi.

"Mbak." Panggil Frieska.

Tak ada jawaban. Frieska segera menuju kamarnya untuk mengganti seragam sekolahnya. Dikamar juga tak terlihat Melody. Frieska segera mengganti bajunya dan keluar mencari Melody yang tak terlihat dimanapun.

Dihalaman belakang juga tak terlihat Melody. Kini dia makin panik dan langsung kembali ke ruang tamu. Baru disana dia melihat Kakaknya yang sudah duduk disofa. Frieska menghela nafas lega dan langsung menyusul Melody.

"Mbak dari mana sih? Aku cariin juga." Keluh Frieska.

"Abis dari dapur. Ambil ini." Sahut Melody sambil menunjuk ke ember kecil berisi air dan lap.

"Buat apa Mbak?" Tanya Frieska heran.

"Siniin tangan kamu. Masih bengkak tuh."

"Gak usah Mbak."

"Frieska."

"Iya-iya Mbak."

Melihat tatapan tajam Kakaknya, Frieska langsung mengulurkan tangannya. Melody langsung mengompresnya dengan hati-hati. Mendengar rintihan kecil dari Adiknya, Melody menatapnya dalam-dalam. Ada rasa tak tega saat melihat Adiknya kesakitan seperti sekarang.

Tapi dia juga tahu. Kalau dibiarkan pasti tangan Frieska semakin bengkak. Selesai mengompresnya, Melody langsung menaruh lapnya lagi ke ember kecil tadi. Melody langsung berpindah ke kursi roda dan menuju dapur untuk membuang airnya.

Frieska mematung saat melihat betapa sayangnya Melody padanya. Walaupun dia sadar, Melody sangat sering menjahilinya saat kecil dan memarahinya saat dia dihukum. Tapi Frieska menyadari betapa besar rasa sayang Melody padanya.

"Jangan digerakkin dulu. Besok pasti bengkaknya udah sembuh." Ujar Melody.

"Iya Mbak." Kata Frieska patuh.

"Hari ini kita pesen makan aja ya." Usul Melody.

"Loh kenapa Mbak? Kan aku udah belanja kemarin?"

"Gak tahu kenapa Mbak mau makan makanan diluar."

"Ya udah. Ke restoran Vernando aja ya Mbak."

"Boleh. Ya udah Mbak bakal kesana."

"Eh aku ikut."

Melody mengangguk dan menunggu. Frieska mengambil dompet dan memakai sandal. Melody juga mengambil sandal dan memakainya dikakinya. Walaupun sebenarnya itu tak perlu tapi Melody selalu memakai sandal saat keluar.

Setelah siap, Frieska mendorong kursi roda Melody dan mereka berjalan ke restoran. Letaknya memang tak terlalu jauh dari rumah mereka jadi mereka bisa berjalan kaki. Selama perjalanan juga mereka tampak bahagia sambil saling mengobrol.

I'm Still Here (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang