Part 22

627 59 0
                                    

Mereka sampai dibioskop dan memilih film apa yang akan mereka tonton. Vernando hanya mengetik sesuatu di Smartphone miliknya. Yang memilih film adalah Keenan, Gracia dan Frieska. Naomi hanya menatap mereka yang sedang berebut menonton film.

Naomi melirik Vernando yang terlihat cuek saat melihat Adik dan kedua temannya berdebat. Sinka juga tampak memainkan Smartphone miliknya dengan serius. Akhirnya mereka kembali dan memutuskan untuk menonton film animasi.

"Nah kita nonton ini ya?" Ujar Frieska sambil menunjuk filmnya.

"Ya elah Fries. Kayak bocah aja nonton ini." Ejek Keenan.

"Ya udah kita nonton horror aja." Usul Gracia.

"Kagak. Kita nonton animasi aja kalo gitu."

"Plin plan amat sih Nan. Tadi gak mau animasi. Diusulin nonton horror malah nolak."

"Loe kayak gak tahu aja Des. Keenan kan badannya doang yang gede. Nonton horror aja dia ketakutan sampe kebawa mimpi sama alam nyata."

"Sembarangan loe Fries. Gue gak sepenakut itu."

"Heh apa namanya kalo gak takut pas siang-siang bolong loe malah jerit-jerit kayak Emak-emak diinjek kakinya dimetro mini pas lagi latihan basket. Pas gue anterin loe pulang, kata Nyokap loe ternyata semalem loe abis nonton horror sama Kakak loe."

"Iya-iya deh gue kalah."

"Ya udah ayo beli tiket."

"Kak Ver, ayo beli tiket."

"Iya."

Vernando langsung menuju loket ditemani Gracia. Naomi membenarkan kacamata hitamnya sambil menatap seisi bioskop. Kebanyakan yang akan menonton adalah anak muda yang ingin menonton film bersama kekasihnya.

Dalam hatinya Naomi iri. Iri dengan pasangan kekasih yang akan menonton bersma. Tapi dia juga senang bisa menonton bersama teman-teman sesame klub basket. Terutama bisa mengajak Adiknya jalan-jalan. Dan terbukti Sinka sangat senang.

"Eh ayo kita nonton. Kita udah dapet karcisnya. Sebentar lagi kita masuk." Ujar Gracia.

"Wah jadi gak usah nunggu lama. Jadi enak nih." Kata Keenan.

"Ayo siap-siap. Nanti penuh." Ajak Vernando.

"Siap."

Mereka langsung menuju bioskop. Tanpa senagaja Naomi menyenggol tangan Vernando. Tapi Vernando hanya cuek lalu berjalan dengannya. Naomi menatap wajah Vernando yang tanpa kacamata sekarang. Lebih tampan. Batin Naomi.

Tapi dia merutuki kebodohannya dan mengikuti mereka yang sudah masuk. Naomi duduk disebelah Vernando yang duduk dikursi yang terletak dipojok kanan. Gracia duduk disebelah kiri Vernando sementara Naomi disebelah kanannya.

Sinka duduk disebelahnya dan Frieska duduk disebelah Sinka. Keenan yang protes karena ingin duduk disebelah Sinka hanya pasrah dengan Frieska. Mereka mulai menonton. Gracia terlihat melirik Okta yang duduk disebelahnya.

Okta melepas kacamatanya lalu mengelapnya. Dipakainya lagi kacamatanya dan kembali mulai menonton. Tanpa sengaja, tangan mereka bersentuhan dan mereka menoleh. Okta terpana melihat kecantikan Gracia. Bukan. Bukan cantik. Tapi dia manis. Batin Okta.

Dengan wajah memerah, Gracia langsung memalingkan wajahnya. Dipeluknya Vernando yang duduk disebelahnya. Vernando mengelus puncak kepala Adiknya penuh sayang. Dia malu karena menatap Okta dengan intens.

Mereka yang berpasangan merasakan jantung mereka berdebar karena berdekatan dengan orang yang mereka suka. Tapi lain dengan Keenan. Dia hanya menatap Naomi. Sinka biasa saja dan hanya menonton filmnya. Akhirnya mereka kembali menonton sampai selesai.

I'm Still Here (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang