The School

4.5K 221 12
                                    

Wanda dan Nanda, anak kembar Aisyah dan Ari itu kini telah beranjak dewasa. Mereka juga sudah puber.

Sementara Klafira Azhar Harir atau yang biasa di panggil Fira, kini sudah kelas 3 SD.

Aisyah masih tetap menjadi ibu rumah tangga yang baik. Ia juga masih akrab dengan beberapa teman-temannya.

Sementara Ari? Sebagai seorang CEO, kini ia makin sibuk. Tapi ia selalu menyempatkan diri untuk sekedar video call dengan Aisyah dan melihat wajah anak-anak.

Seperti hari ini, Aisyah sudah bersiap untuk menjemput anak-anak nya ke sekolah mereka.

Wanda maupun Nanda tidak Aisyah izinkan menggunakan Go-jek, Grab, atau semacam nya kecuali keadaan darurat.

Untunglah Wanda dan Nanda adalah penurut. Tapi, mereka juga tidak bisa membantah, karena resiko nya besar. Mereka bisa mati kelaparan di sekolah.

Aisyah sudah sampai di sekolah Fira. Fira pun sudah duduk manis di sampingnya. Kini mereka menuju sekolah Wanda dan Nanda.

"Bunda, Ayah kapan pulang lagi?" Tanya Fira secara tiba-tiba.

"Mungkin lusa sayang, kenapa? Kamu kangen?" ucap Aisyah tanpa menoleh.

"Iya, adek kangen Bun!" Ucap Fira sambil tersenyum. Sementara Aisyah juga menanggapinya dengan senyum.

"Adek tunggu sini ya? Jangan kemana mana!" Ucap Aisyah yang dibalas anggukan oleh Fira.

Aisyah turun dari mobilnya. Meninggalkan sebuah handphone khusus di dashboard. Handphone itu hanya berisi nomornya, nomor Ari, Wanda, Nanda, dan Edgar sepupu Fira.

Hal ini Aisyah lakukan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak di inginkan. Aisyah juga tidak ingin mengajak Fira masuk ke sekolah Wanda dan Nanda karena Fira cenderung ingin hal baru yang dilihatnya.

Aisyah takut Fira akan ingin sekolah disana dan tidak mau masuk ke sekolahnya yang sekarang.

Aisyah menyusuri koridor sekolah lamanya itu. Saat kelas 9, Aisyah memang sempat bersekolah di sekolah ini.

"TANTE AIS!" Panggil seorang gadis pada Aisyah. Aisyah membalikkan badannya dan melihat seorang gadis berlari ke arahnya.

Aisyah tersenyum, gadis itu memeluknya. "Tante! Yora kangen tau! Tante kemana aja!" Ucap gadis itu sebal.

"Tante ngga kemana-mana kok, by the way kamu tau Kak Wanda sama Nanda kemana?'' Ucap Aisyah.

Gadis yang bernama Yora itu mengangguk, "Iya Tan! Tadi mereka dipanggil Bu Andien ke ruang guru"

"Yaudah, tante kesana dulu, kamu mau ikut?" Tanya Aisyah pada Yora. Yora menjawabnya dengan anggukan imut.

***

"MAU JADI APA KALIAN INI! ANAK MUDA JAMAN SEKARANG! KERJANYA CUMA NGROKOK SAMA PACARAN!" semprot Bu Andien pada dua murid yang sedang duduk tertunduk di hadapannya.

"Ini! Berikan pada orang tua kalian!" Ucap guru berkaca mata itu sambil memberikan dua buah surat pada mereka.

Belum sempat kedua anak itu mengambil surat itu. Seorang wanita yang berusia sekitar 38 tahun masuk tanpa permisi.

"Tidak perlu Bu, saya sudah disini, apa yang terjadi pada anak saya?" Tanya Aisyah sembari menyambar jedua surat itu.

"Ibu tanya saja sendiri pada anak ibu!" Ucap Bu Andien ketus.

"Kalau begitu, saya boleh bawa mereka pulang kan? Permisi" ucap Aisyah tanpa menunggu jawaban dari pertanyaannya.

Mereka bertiga keluar dan disambut oleh Yora dan Yori.

"Yori? Kapan dateng nya lo?" Tanya Aisyah terkejut.

"Baru Syah mau jemput Yora" ucap Yori. Aisyah hanya manggut-manggut.

"Yaudah lah kita duluan ya"

***

@CAR

"Sekarang jelasin, kenapa anak bunda bisa saampe ke ruang BP" tanya Aisyah sembari menyetir.

Wanda dan Nanda gugup. "Eu... aku..." ucap mereka bersamaan. Setelahnya, mereka saling menatap tajam satu sama lain. Aisyah hanya mengehela nafas panjang melihatnya.

Aisyah membelokkan mobil itu ke mall. Setelah mendapat tempat untuk parkir, mereka berempat turun.

Dan lagi, mereka bertemu Yora. Gadis berkaca mata itu juga baru turun dari mobilnya. Dengan refleks, Fira memanggil nya dan Yora menoleh.

"Hai Fira! Tante! Kak Wanda! Kak Nanda! Kalian ngapain disini?" Ucap Yora sembari menyalami tangan Aisyah.

"Mau ngajak kakak-kakak kamu ini refreshing, kamu sendiri ngapain? Kan tadi udah di jemput Mami? Mami nya mana?" Tanya panjang Aisyah pada Yora.

"Tadi Yora izin mau beli buku, tapi Yora nggak sendiri kok, sama Kak Derry, tapi Kak Derry udah duluan.." ucap Yora.

"Kalo gitu ikut kita aja yuk! Tolong jagain Fira juga, kamu mau kan? Soalnya tante mau ngomong serius sama kakak-kakak kamu" ucap Aisyah. Yora mengangguk.

Aisyah, Wanda dan Nanda pergi ke foodcourt, sementara Yora mengajak Fira jalan-jalan.

Mereka bertiga duduk, setelah selesai memesan minum, mereka mulai bicara.

"Bunda mau, Wanda ceritain masalah adeknya, dan Nanda nyeritain masalah kakaknya" ucap Aisyah tegas namun lembut.

Wanda menarik napas panjang, lalu ia segera berbicara. "Tadi ada penggeledahan Bun, terus di tas Nanda ditemuin...." Wanda menjeda perkataan nya sebentar sambil melirik Nanda, lalu melanjutkannya kembali "rokok"

"Sekarang Nanda ceritain masalah kakaknya" perintah Aisyah tetap dengan nada yang sama.

"Tadi, kata Reno, Kak Wanda ketahuan selfie sama Kak Indra di kelas waktu jam pelajaran Bu Andien"
Ucap Nanda.

"Kakak sama Abang bisa jelasin alesannya?" Tanya Aisyah lagi.

"Ka..kakak, selfie sama Indra karena.. Tod Bun" ucap Wanda dengan sedikit terbata-bata.

"Kalo Abang?"

"Abang dipaksa Bun, kalo abang ngga beliin Akza rokok. Abang bakalan di hajar, Abang takut Bun" ucap Nanda yang seperti berusaha menahan air matanya.

Aisyah manggut-manggut mendengarnya. "Oke, karena besok minggu, kalian harus bangun jam lima pagi.. kalo nggak, Ayah bakal semprot muka kalian pake es" ancam Aisyah tiba-tiba.

"Lah?! Kok gitu Bun! Ayolah Bun! Please dong! Masa..." ucapan Nanda terpotong.

"Silahkan minumannya" ucap seorang pelayan. Aisyah membalsnya dengam senyum.

"Udah ah, gausah protes.. kalian mau shopping kan?" Tanya Aisyah. Keduanya langsung mengangguk antusias.

***

Hallo guys
Yang kangen Ais mana suaranya?!!
Maaf kalo kurang panjang..

Assalamualaikum

Papay

Jangan Hapus Dia [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang