Nicholas menatap garang kearah wanita yang pagi-pagi sudah membawa masalah itu tanpa menjawab pertanyaannya.
Belum sempat menjawab lebih tepatnya, karena Alceo sudah lebih dulu mengeluarkan suara. "Ada apa sebenarnya ini, Daddy? Rahasia apa yang kau sembunyikan dibelakang kami selama ini? Dan apa benar dugaanku kalau... Kalau Mike bukan Kakak kami? Mike anak yang sedang kalian bicarakan di dalam tadi?!"
Wanita itu tersenyum miring dan mengangguk. "Jadi nama anakku Mike? Dia kakakmu? Dimana dia sekarang?" Tanyanya.
Alceo tidak menjawab, melainkan hanya menatap punggung ayahnya. Tangan Nicholas terkepal menandakan ia sedang menahan emosinya sekarang.
Ia berbalik dan menghadap Alceo, "Kita bicarakan di dalam. Hal ini terlalu sensitif untuk dibicarakan di tempat seperti ini." Ia kemudian menoleh menatap Angeline yang sudah memucat ditempatnya, dan ia hanya bisa tersenyum kecil, maklum karena hal ini bukan hanya mengejutkan wanita itu, tapi juga dirinya, bahkan Alceo yang masih menatapnya menuntut penjelasan. "Maaf merepotkanmu lagi, Angeline. Tolong buatkan kami teh yang baru dan buatkan dirimu sendiri satu gelas. Banyak yang harus kita bicarakan dan tolong batalkan seluruh janji temuku dan Alceo. Dan tolong hubungi Hayley untuk meminta Keira datang kemari secepat yang ia bisa."
Begitu perintah Nicholas berakhir, Kedua orang yang ikut mendengarkan hanya mengikuti langkah Nicholas yang masuk keruangannya kembali.
*
"Bagaimana bisa selama 19 tahun ini kalian membodohi kami dengan membiarkan kami menganggap orang asing itu sebagai kakak kami?!" Bentak Alceo begitu kedua orangtuanya dan Angeline sudah berkumpul di ruang kerja ayahnya.
Setelah mendengarkan lebih jelas mengenai Mike yang merupakan anak adopsi Ayah dan Ibunya yang ditinggalkan di depan pintu apartemen Angeline dulu, Alceo malah merasa takjub bagaimana selama ini ia tidak pernah tahu tentang rahasia ini. Sebuah rahasia yang disimpan rapi oleh kedua orang tuanya selama ini.
Kali ini semua terasa wajar kalau ia tidak pernah merasa akrab dan selalu merasa Asing dengan keberadaan Mike dirumah. Dan juga keputusan Mike sebagai 'anak tertua' untuk melepas kursi Dirut di perusahaan ibunya dulu. Semua memang sudah sewajarnya terjadi.
"Tenangkan dirimu, Alceo! Jangan katakan hal itu mengenai Mike!" Tegur Keira. Ia langsung datang kekantor suaminya begitu mendapat panggilan dari Hayley untuk segera menuju kesana dan melupakan janji-janjinya. Padahal ia baru saja meninggalkan Mansionnya saat Hayley menelepon tadi.
"For God Sake! Mike itu orang asing, Mom!! You not even know what kind of family is he came from! Dad, kau lihat sendiri kalau wanita tadi tidak terlihat seperti wanita baik-baik! Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya!" Seru Alceo kehabisan kesabaran. Andai Austin ada dikantor ini juga, bukan di Clavinsky Empire, pasti Alceo akan menyeret Austin untuk membuka kedua mata orangtuanya sekarang.
"Tutup mulutmu, Alceo!! He is my son! He is your brother! He is our Family member!! Tidak akan ada yang mengubah kenyataan kalau Mommy dan Daddy yang sudah merawatnya sampai sebesar ini! Kami merawatnya dengan baik!" Pekik Keira dengan suara meninggi.
"Kau bahkan meneriakiku demi membela anak adopsi itu?!" Tanya Alceo kemudian mendengus. "Yang anakmu itu aku atau dia? Aku anak kandungmu, Mom!"
"ALCEO CUKUP!" Bentak Nicholas begitu merasa Alceo sudah diluar batas.
"See? Bahkan Dad juga membela Mike. Kalau begitu berikan saja aku pada jalang itu dan kalian bisa terus menutup mata akan kenyataan kalau Mike adalah orang asing yang memiliki motif tersembunyi untuk mereb-"
Plak
Keira terkesiap begitu suara tamparan itu sekaan ikut menyadarkannya atas apa yang sedang terjadi. Spontan ia dan juga Angeline menutup mulutnya, menahan pekikan yang akan keluar.
Wajah Alceo ikut berpaling saat tamparan keras itu menyentuh pipinya. Ia mendengus dan tertawa hambar. "Bahkan Dad tega menamparku demi Orang itu?" Ucapnya pelan. "Apa di mata Daddy aku tidak lebih berharga dari anak adopsi itu?!"
"Alceo cukup..." Keira terisak di sebelah Nicholas. Bibir dan tangannya bergetar hendak meraih tubuh anaknya yang kini sudah berdiri di hadapannya dan suaminya, tapi Alceo bergerak mundur seakan menghindari sentuhannya. Hal itu tentu membuat hati Keira seakan ditikam pisau berulang kali.
Alceo menggeleng, ia tidak sanggup menatap mata kedua orangtuanya. Ia kecewa? Tentu saja. Bukan hanya sudah dibohongi, tapi juga di khianati. Kalau ia bukan tidak sengaja menguping hari ini, apa rahasia ini akan tetap tersimpan rapi dan mereka terus dibohongi? Mungkin saja.
"Lalu dimana...?" Alceo memberanikan diri mendongakkan kepalanya, memperlihatkan mata merahnya yang menahan sakit dan perih akibat pengkhianatan orangtuanya sendiri. "DIMANA ANAK KEBANGGAAN DADDY SEKARANG?! anak yang sudah menelantarkan Keluarga yang sudah membesarkannya demi mengejar cita-cita tidak bergunanya itu! Kemana?!"
"Alceo..." lirih Keira. Dadanya sesak.
"Jaga ucapanmu, Alceo! Daddy tidak pernah mengajarkanmu untuk tidak sopa-"
"DADDY JUGA TIDAK PERNAH MENGAJARI KAMI UNTUK BERBOHONG TAPI DADDY SUDAH MELAKUKANNYA BAHKAN SEJAK KAMI BELUM LAHIR!! LALU UNTUK APA AKU MEMPERTAHANKAN KESOPANANKU DISAAT KALIAN SUDAH MENIPU KAMI?!" Teriak Alceo.
"IF IT'S NOT BECAUSE OF MIKE, KALIAN TIDAK AKAN PERNAH TERLAHIR, ALCEO MARVELLO TYLER!!!" Nicholas meledak. Ucapannya tak hanya menusuk dada Keira, melainkan juga Alceo sendiri dan juga dirinya.
"Jadi... maksud Daddy aku harus berterima kasih pada Mike?" Alceo tertawa hambar. Awalnya hanya berupa bisikan, namun tawa itu semakin kencang hingga malah terdengar memilukan di telinga orang yang mendengar. "Aku harus berterima kasih pada Mike? Jangan bercanda!!! Mike bukan orang yang membuat Mommy mengandung kami! Mike bukan orang yang menyelamatkan kami dari bahaya apapun!"
"Tanpa Mike, Mommymu tidak akan memiliki semangat untuk hidup lagi setelah kehilangan Aaron dan divonis tidak akan bisa mengandung lagi!!" Nicholas menatap marah dan kecewa kearah Alceo. "Mike yang membuat Mommy bangkit dari keterpurukan itu hingga kalian secara ajaib bisa hadir di kandungan Mommy! Kehadiran kalian itu sangat dinantikan Mommy juga Daddy!"
Nicholas menarik bahu terjauh Keira, memasukkan istrinya kedalam pelukannya, "Dan kau telah membuat wanita yang begitu menyayangi dan mengharapkan kehadiran kalian hingga pernah terpuruk dalam jurang kegelapan itu menangis. Ini balasan yang bisa kau berikan, Alceo?!"
Keira semakin terisak di pelukan Nicholas, sedangkan Alceo seakan baru mendapat vonis hukuman mati. Ia memucat di tempatnya, pikirannya melayang ke kenangan-kenangan bahagia yang pernah ia lalui bersama-sama sebagai sebuah keluarga.
Detik itu juga ia ingin menggantung dirinya sendiri karena sudah membuat ayahnya kecewa, namun juga Ibunya. Hanya karena keegoisannya yang merasa di khianati, ia tidak memikirkan hal yang berada dibalik keputusan Ayah dan ibunya.
Seakan menyadari kesalahannya, ia menjatuhkan kedua lututnya dan menunduk dalam, airmatanya mengalir bebas dan menggumamkan satu kalimat yang ia tahu tidak akan bisa menghapus luka hati apapun.
"I'm sorry..."
***
Tbc
YOU ARE READING
Between the Line [#MFFS 2]
RomancePart 8 Keatas di PRIVATE! Follow agar bisa terus membaca. terima kasih ^^ Apa yang bisa dilakukan kalau cinta datang tanpa pemberitahuan? Apa yang bisa dilakukan kalau laki-laki yang selama ini menjaga dan melindungimu, laki-laki yang merupaka...
28. (un)Expected. (2)
Start from the beginning
![Between the Line [#MFFS 2]](https://img.wattpad.com/cover/91059173-64-k263506.jpg)