Bagian - 9

2.8K 477 57
                                    

 Ps. Italic itu khayalan mimpi  
       Yoona
       Bold itu Flashback

Awas ketuker :D

-------------------------------

"Jadi sebenarnya dia adalah menantuku?"

Aku memejamkan mataku dan merasakan tubuhku limbung dan semuanya menggelap lalu mendengar pekikan panik memanggil namaku.

.

.

Aku membuka mataku ketika melihat begitu banyak cahaya di sekitarku. Kulangkahkan kakiku ketika melihat sebuah taman bunga yang indah.

Dimana aku?

Apa aku sudah mati? 

Apakah ini surga?

"Yoona?"

Aku berbalik dan terkejut mendapati ibuku berdiri di belakangku dengan seorang wanita menyerupai diriku di sebelahnya. Tidak, tidak mungkin. Tidak mungkin wanita itu..

"Kakak?"

Wanita itu tersenyum lalu mengangguk. Aku berlari memeluknya. Bagaimana bisa? Jika ibuku berada disini karna sudah tiada dan begitupula aku, lalu mengapa kakaku juga ada disini?

"Kau.. Kak, bagaimana bisa kau ada disini? Ya Tuhan." bisikku. Im Yoonju kakakku melepaskan pelukanku lalu tersenyum memandangku. "Apa aku terlalu jahat untuk berada disini, Yoona?"

Dia terkekeh. 

"Kau bersama Ayah bukan? Apa yang terjadi? Apa yang.." Aku beralih menatap ibuku dan memeluknya. "Ibu, aku merindukanmu."

Ibuku mengelus punggungku. Membuatku mengeratkan pelukannya. "Yoona, maafkan ibu sayang. Maaf ibu membuat hidupmu jadi seperti ini."

Aku menggeleng. 

"Aku tidak marah pada Ibu, sungguh."

*

"Ibu dan Lee Dong Wook berhubungan sejak kami SMP. Hubungan kami selalu baik - baik saja, hingga saat itu tiba. Orang tua Dong Wook membenci ibu karna ibu dari keluarga miskin. Kau tahu bukan?" Aku mengangguk. "Ibu masih mencintainya, namun ibu sadar bahwa ibu tidak harus melakukan itu. Kemudian, Ibu tahu, Yoonju sakit. Kanker Hati stadium dua. Ibu dan Ayah tidak punya biaya untuk melakukan pengobatan."

Aku menahan nafas selama ibuku mengatakan hal itu. 

"Pria itu mengatakan akan membantu ibu, tapi dengan satu syarat. Ibu menghabiskan malam dengannya, Yoona." bisik Ibuku. 

"Apa ibu menerimanya?"

Ibuku menggeleng. "Tentu tidak, tapi pria itu begitu licik. Dia menjebak ibu dengan memberi obat perangsang dalam minuman ibu.  Ayahmu membenci ibu karna hal itu, nak."

"Ayah tidak membenci ibu, ayah mencintai ibu."

"Yoona?" Aku menoleh pada kakak-ku. Kembaranku yang lahir lima menit lebih dulu dariku. Kembaranku - kami yang hanya bisa menghabiskan waktu bersama sampai umur lima belas tahun. Aku tidak melihatnya lagi setelah itu. Dia dan Ayahku seolah hilang di telan waktu.

"Apa Sehun menjagamu dengan baik?"

Jantungku berdebar, bagaimana bisa kakakku mengetahui soal Sehun?

"Kau percaya padaku bukan?" Aku mengangguk. "Dia mencintaimu, seperti dia mencintai aku dulu. Aku bahagia, Yoona. Sehun bersamamu. Aku bahagia. Dia memenuhi janjinya padaku."

Cinta dan Rahasia (Complete)Where stories live. Discover now