Bagian - 5

3.1K 443 56
                                    


Warning 18+

"Sehun."

Aku melenguh pelan ketika Sehun mengangkat tubuhku dan meletakannku di ranjang.

Dia tidak berhenti melumat bibirku. Hazelnya mengunci pandanganku, dan kini aku terjebak di dalamnya.

Aku terjebak dan tidak bisa kembali.

Aku membuka kancing kemejanya satu persatu. Entah keberanian dari mana yang kudapatkan.

Sehun tersenyum manis padaku. Bisa dicatat? Tersenyum manis.

"Kau tidak tahu berapa lama aku menunggu hal ini?"

Aku menghentikan kegiatanku, mendongak menatapnya. Sehun hanya tersenyum, melumat bibirku lagi.

Membuat ku terbuai.

Ciumannya turun ke leherku, mengecapnya membuat tubuhku semakin menggelinjang.

Sehun merobek pakaianku, membuatku spontan memekik dan menatapnya.

Dia tertawa pelan. "Maaf soal pakaianmu."

Aku menggeleng sambil tersenyum, melanjutkan kegiatanku, melepaskan kancing kemejanya.

Sehun melepaskan pengait bra-ku. Membuatku melempar tatapan horor padanya.

Tangannya bergerak mengusap perutku.

"Bisa kau bayangkan? Akan ada makhluk hidup yang hidup di dalam sini?"

Aku terkekeh.

Memaksanya membuka kemejanya hingga aku kini bisa melihat tubuhnya. Dulu, aku hanya bisa membayangkan dan melihat pria bertubuh seperti ini dalam webtoon yang sering ku baca.

Kini semua nyata, dihadapanku ada cogan roti sobek.

Aku menjalankan tanganku menyentuh dadanya dan lipatan di tubuhnya.

Seperti kataku, dia adalah salah satu karya Tuhan yang hampir mendekati kata sempurna.

*

Tubuhku menggelinjang ketika Sehun melumat puting payudaraku. Gila, aku tidak bisa mengendalikan diriku sendiri!

"Uh."

"Kau menyukainya?" bisik Sehun yang membuat wajahku semakin memanas.

Lalu tangannya bergerak turun membuka pengait celana pendekku.

Kini aku benar - benar tidak mengenakan apapun.

Sehun berdiri, sambil menatapku dia melepas celananya. Semua yang menempel pada tubuhnya. Dia pun kini sama sepertiku. Aku memejamkan mataku. Lalu merasakan belaian lembut di pipiku.

"Hei, buka matamu dan tatap aku."

Anehnya, aku menuruti perkataannya. Aku menatapnya. Hazelnya lagi - lagi mengunci pandanganku. Namun kali ini aku tidak tersesat. Aku menemukan jalan perhentianku.

Ketika bagian tubuh kami menyatu, Sehun memperlakukanku begitu lembut.

Layaknya aku adalah sebuah manequin. Mudah pecah.

Sehun mempercepat gerakannya, membuatku tidak bisa menahan desahan.

"Panggil namaku, Yoona."

"Sehun." desahku.

Sehun tersenyum menatapku. "Ya, Seperti itu."

Dia terus menerus mempercepat gerakannya. Sampai akhirnya sesuatu di dalamku berdenyut, begitu juga milikku.

Cinta dan Rahasia (Complete)Where stories live. Discover now