Bagian - 7

2.6K 461 65
                                    

Aku mengambil cuti dua hari sejak hari itu. Denyutan di kepalaku yang kupikir hanya pusing ringan berubah menjadi rasa mual yang kurasakan setiap saat. Aku merasa ada yang tidak beres dengan tubuhku tapi aku mengabaikannya.

Lebih baik seperti ini, rasa sakitku membuatku melupakan segalanya.

Kini setelah masa cutiku habis, aku terpaksa kembali ke rutinitasku untuk bekerja, Lagipula biaya sewa kamar hotel itu tidak sedikit. Aku harus mencari tempat tinggal baru agar pengeluaranku tidak terlalu berlebihan.

"Yoona, Tuan Lee ingin bertemu denganmu." Aku mendongak menatap Tae Yeon lalu tersenyum. Dengan malas aku melangkah ke ruangan pria itu.

Mati satu terbit satu, pikirku.

Tanganku terangkat untuk mengetuk pintunya. Tidak sampai 1 detik terdengar sahutan dari dalam membuatku mulai mendorong pintu itu hingga terbuka.

Lee Dong Hae mendongak menatapku lalu dia tersenyum. Senyuman yang dulu bisa membuatku langsung terpikat.

"Apa anda memanggil saya?" ucapku formal.

Dia menaikkan sebelah alisnya menatapku.

"Kau baik - baik saja?"

Aku mendengus kesal. "Woah, apa yang baru saja anda tanyakan itu? Pantaskah seorang atasan menggunakan kalimat itu untuk karyawannya?"

"Yoona.." dia menggeram.

Aku mengangguk.

"Saya baik - baik saja, Tuan Lee. Jika hanya itu yang ingin anda bicarakan, saya ingin kembali ke meja saya."

Aku berbalik tanpa menunggu reaksinya. Namun baru saja aku ingin membuka pintu sebuah tangan menahannya.

"Apa yang kau lakukan?" desisku. Tubuhku menegang ketika merasakan hembusan nafasnya menerpa rambutku hingga menembus tengkuk leherku.

"Aku tahu wanita itu telah kembali. Aku melihatnya bersama Oh Sehun kemarin. Kau baik - baik saja?"

Aku tertawa pelan, lalu berbalik mendorong tubuhnya agar menjauhiku.

"Apakah peraturan disini sudah berubah? Apakah atasan bisa ikut campur dalam masalah pribadi karyawannya?" tanyaku lagi.

"Yoona.."

Aku menggeleng, mengangkat sebelah tanganku untuk menghentikannya. Aku tidak peduli jika aku terlihat menyedihkan. Aku tidak peduli.

"Yoona.."

"Tidakkah kau merasa harus berhenti Lee Dong Hae? Ini bukan urusanmu."

Dong Hae menggeram. Dia mendekatiku lalu mencengkram lenganku kuat - kuat. "Semua yang terjadi padamu, itu adalah urusanku!"

Aku mendengus tajam.

"Oh ya? Woah. Kau begitu menganggumkan. Aku menyukaimu Tuan Lee." sindirku

Dong Hae menarikku ke dalam pelukannya. Aku yang sia - sia karna tidak punya tenaga untuk meronta hanya mendesah pasrah.

Kepalaku berdenyut lagi. Denyutannya semakin membuat tubuhku melemah. Aku merasakan kakiku tidak bisa menahan beban tubuhku lagi. Aku benar - benar sudah kalah.

*

Aku kembali terbangun di ruangan serba putih dan mencium bau obat obatan yang menyengat.

Perasaan dejavu ini menggangguku.

"Kau sudah sadar?"

Aku menoleh dan mendapati Lee Dong Hae sedang duduk di kursi dekat ranjangku. Menatapku sendu.

Cinta dan Rahasia (Complete)Where stories live. Discover now