"Aku ini tampan dan tidak imut apalagi cantik seperti yang kau katakan."

"Baiklah, lalu kenapa kau membereskan perkejaanmu, apakah kau akan pergi?"

"Aku akan pulang lebih awal, aku sudah janjian dengan kekasihku di apartement."

"Berhati-hatilah kau jika berdua di apartement, aku takut sebulan kemudian kau kekantor dengan membawa calon keponakanku di perutmu." Goda Minami yang membuat Jaejoong merona dan menatapnya dengan mata yang membulat kesal yang terlihat imut.

"AISH!!! Aku tidak mungkin melakukan itu dengannya. Kau ini! lebih baik aku segera pergi." Jaejoong mulai meninggalkan meja Minami dengan kaki yang menghentak kesal.

"Hati-hati Joongie-ah..." ujar Minami itu seraya melambaikan tangannya kepada Jaejoong yang membalasnya dengan menjulurkan lidah yang membuat yeoja keturunan Jepang itu tertawa kecil sebelum melanjutkan pekerjaanya yang terhenti.

...

Jaejoong yang baru saja membuka pintu apartemennya terkejut ketika merasakan lengan kekar memeluk pinggang rampingnya dengan erat dan menariknya masuk. Lantas dia melemaskan tubuhnya ketika menghirup aroma yang telah dikenalnya serta membalas pelukan itu dengan kedua lengan kurusnya melingkari punggug kekar kekasihnya.

"Kenapa lama, heum? Aku terlalu lama menunggumu disini." Namja tampan itu menempelkan bibirnya dileher Jaejoong seraya mengecupnya lembut.

"Tadi ada sedikit masalah dengan bus yang aku tumpangi, sehingga aku dipindahkan ke bus lain yang membutuhkan waktu lama untuk sampai ketempat itu." Jaejoong mengusap lembut rambut berwarna hitam dan terasa lembut ditangannya.

"Kenapa tidak memintaku untuk menjemputmu?"

"Aku tidak mau merepotkanmu."

"Tapikan aku kekasihmu, dan dengan senang hati menjemputmu, Jae."

"Sudahlah, lebih baik aku memasak makan siang, kau pasti belum makan. Jja lepaskan pelukanmu." Namja tampan itu mulai melepaskan dekapannya dengan enggan. Jaejoong mulai menuju dapur sebelum mengecup singkat bibir sang kekasih yang menghasilkan bunyi decakan karena namja tampan itu menghisapnya dengan keras sebelum melepaskan bibir plum Jaejoong.

...

Dijalan yang sepi serta langit pekat yang disinari cahaya bulan sebuah mobil melaju dengan kecepatan sedang. Seorang namja tampan menatap jalan raya itu dengan senyum penuh arti terlukis indah diwajahnya sambil sesekali bersenandung mengikuti alunan lagu yang disetelnya. Sebelah tangannya meraih ponsel yang ditaruh di sebelah jok kemudi dan mulai mengetik sebuah pesan sebelum kembali menaruhnya kembali dengan seringai tampan dan mulai menambah kecepatan laju mobilnya.

Di sebuah mansion besar yang terlihat indah dan menawan dengan berbagai perabotan impor pilihan serta beberapa bingkai besar yang menampilkan foto keluarga dengan dua anak lelaki tampan itu terlihat sedikit ramai oleh perbincangan dua pasang paruh baya serta seorang yeoja cantik dengan mata indah yang memikat. Dua orang maid paruh baya menaruh beberapa macam kue kering untuk menjamu tamu sang tuan rumah. Terlihat seorang namja paruh baya tengah menyesap teh yang terhidang dengan perasaan gudah sekaligus khawatir seolah menunggu kedataan seseorang sambil sesekali membalas pertanyaan yang dilayangkan padanya.

Seketika lima pasang mata menolehkan pandangan kearah pintu masuk yang menampilkan seorang namja tampan dengan tatapan lega, seolah telah ditunggu-tunggu kedatangannya. Perlahan sang nyonya rumah menghampiri namja tampan itu dengan senyum dibibir yang dipolesi lipstick merah cantik dan menuntunnya kearah yeoja cantik yang tengah merona manis.

"Aigoo... inikah Yunho yang kau ceritakan padaku itu, dia terlihat sangat tampan."

"Jung Yunho imnida." Ujar namja tampan dengan senyum tipis dan segera mendudukkan diri ditempat kosong sebelah yeoja cantik.

"Sepertinya mereka sangat cocok, jadi bagaimana dengan rencana selanjutnya-..."

"Maaf, sepertinya aku hendak membersihkan diri terlebih dahulu. Kalian bisa lanjutkan perbincangannya. Permisi." Tanpa memperdulikan tatapan sang appa yang menyuruhnya tetap disana, Yunho mulai melangkahkan kakinya menuju lantai dua dimana kamarnya berada.

"Biarkan saja, dia pasti lelah usai bekerja sepanjang hari dan menyegarkan diri adalah pilihan tepat. Lebih baik kita lanjutkan rencana kedepannya..." Yeoja dengan mata indah itu menatap Yunho dengan pandangan sendu namun terdapat tekat kuat didalamnya. Perlahan senyum indahnya terlukis dibibir tipis nan cantik itu.

Yunho membanting tubuhnya kesal keatas ranjang dengan tubuh yang masih meneteskan air serta handuk yang melingkar dipinggang kokohnya. Dia menatap langit-langit kamarnya yang berwarna biru sambil terus termenung dan mulai mengusap rambut basahnya gusar lalu dengan segera dia beranjak untuk mengenakan pakaian.

Usai mengenakan pakaian, Yunho menuju balkon kamarnya untuk menikmati angin malam yang terasa sejuk seraya membelai lembut wajahnya sambil menatap ponsel dalam genggamannya seolah menunggu balasan dari seseorang. Terlihat sebuah pesan masuk lantas dengan sigap namja tampan itu membukanya yang menghasilkan seringai tajam terlukis indah di wajah tampannya sambil menatap cahaya bulan dengan lekat penuh arti.

Tbc

Secret LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang