Chap 1

13.3K 1K 58
                                    

Seorang namja tampan tengah duduk di sebuah kursi kebesaran miliknya, namun ada yang salah dengan wajahnya. Biasannya namja tampan itu selalu menampilkan wajah yang dingin dan kaku sambil terus memeriksa laporan dan membubuhi tanda tangan disetiap kertas. Tapi tidak saat ini, dia terlihat sangat frustasi dengan wajah yang memerah kesal tanpa memperdulikan tumpukan kertas yang menggunung dihadapannya. Bahkan beberapa kali dia merusak tatanan rambutnya yang membuatnya terlihat semakin sexy. Dengan kesal dia beranjak dari duduknya dan melangkah menuju pintu, sepertinya namja tampan dan gagah itu ingin menghilangkan penatnya dari masalah yang tengah dia alami, bahkan dia tidak sadar jika dasi yang dikenakannya telah lepas serta beberapa kancing terbuka yang memperlihatkan dada bidangnya yang kekar. Ketika sampai di lobi, terlihat beberapa karyawati menatapnya dengan penuh napsu.

"Rasanya aku akan pingsan melihat sajangnim memperlihatkan dadanya."

"Sangat beruntung yang akan menjadi pasangannya kelak."

"Sajangnim, terlihat semakin tampan dengan penampilan seperti itu."

"Jika dia bukan atasanku, mungkin aku akan mengambil gambarnya dan meng-uploadnya di social media."

"Bahkan actor yang sering kulihat ditelevisi kalah menggoda darinya."

Namja tampan itu tidak memperdulikan bisiskan para pegawainya dan terus melangkahkan kakinya menuju Maybach Exelero yang telah terparkir indah didepannya. Tanpa tahu jika seorang namja cantik tengah menatap atasannya dengan tatapan kesal sambil kembali melangkah dengan kaki dihentak yang membuat beberapa orang menatapnya aneh dan mulai kembali berkerja seperti semula.

....

Disinilah dia, menghirup aroma asin dengan angin kencang yang terus membelai wajah tampannya serta menghempas beberapa anak rambutnya ditemani beberapa kaleng beer yang sempat dibelinya disalah satu minimarket yang dilewatinya. Dia menatap indahnya pantai sambil terus memikirkan rencana yang akan dipilihnya. Sebenarnya dia sangat ingin menuruti kedua bumonimnya namun dia tidak mungkin meninggalkan kekasih yang sangat dicintainya, dan hal itu membuatnya sangat frustasi. Ingin dia bercerita dengan sang adik namun dia tahu makhluk evil itu tidak dapat diajak untuk berdiskusi dan malah meledeknya meskipun begitu adiknya punya berbagai ide licik yang dapat sedikit membantunya.

Namja tampan itu terus termenung hingga dering ponsel mengejutkannya. Dengan segera dia mengangkat ponsel itu ketika melihat nama sang kekasih yang menghubunginya. Terdengar sang kekasih yang mengomelinya karena meninggalkan kantor dengan tiba-tiba disertai nada yang terdengar khawatir yang membuat namja tampan itu tersenyum kecil seyara terus mendengarkan segala ocehan penuh perhatian yang sesekali dibalasnya dengan lembut.

Usai memutuskan hubungan ponsel, namja tampan itu segera meninggalkan pantai menuju apartement sang kekasih dengan senyum kecil di wajah tampannya dengan kedua tangan dimasukkan kedalam saku celana bahan yang dikenakannya. Dia mengendarai mobil dengan perasaan yang sedikit lega setelah mendengar ocehan lucu kekasih. Sepertinya dia memutuskan untuk memilih sang kekasih meski harus membangkang dengan kedua bumonimnya.

...

Seorang namja cantik tengah merapihkan beberapa kertas penting dengan bibir plumnya yang terus bergerak. Sesekali terdengar gerutuan serta makian kecil dari bibir merkah itu dengan tangan yang terus menyusun tumpukan kertas dimejanya.

"Jaejoong-ah, bibirmu akan jatuh jika kau terus memajukannya seperti itu." ujar seorang yeoja berwajah oriental yang sepertinya rekan kerja si namja cantik.

"Kau menyebalkan Nami-chan." Ujar namja cantik dengan bibir yang terus dipoutkan imut.

"Kenapa kau sangat imut dan cantik, huh?" Yeoja yang bernama Minami itu mencubit bibir Jaejoong yang terpout imut.

Secret LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang