24. Memory Regained

414 47 25
                                    

Kei terus berlari mengikuti goblin-goblin yang ada di depannya. Ia sebenarnya tidak menyukai ide berpencar dengan Akari seperti ini, tapi Akari sudah terlanjur berlari meninggalkannya. Bukannya ia menganggap Akari lemah atau apa, tapi yang jadi masalah adalah hutan ini.

Hutan ini mempunyai hawa yang menyesakkan dada. Terasa menyeramkan dan berbahaya. Semakin dalam ia masuk ke dalam hutan ini, kepalanya terasa makin berat. Suara-suara terus-menerus bermunculan dari dalam kepalanya. Ia tidak tahu suara-suara tersebut milik siapa, karena suaranya berbeda-beda.

Tapi, ia yakin—suara-suara ini berhubungan dengan ingatan masa lalunya.

Kei berusaha keras untuk tetap mengejar goblin-goblin tersebut, karena entah kenapa makin lama pandangannya makin memburam.

Hutan ini... suasana ini...

Perasaan ini...

"—Kuh..."

Kei berhenti berlari. Kepalanya berdenyut-denyut.

"...Cepat pergi!"

"M-mana mungkin kami bisa meninggalkanmu? Akan jadi apa kelompok kita nantinya tanpamu?!"

"Aku berjanji akan menemui kalian semua dengan selamat. Jadi, cepat pergi!"

Kei memegang erat-erat pohon yang ada di dekatnya, berusaha untuk tetap menjaga kesadarannya.

"Ingat. Jangan pernah lupakan."

Suara siapa... itu?

"Jangan pernah lupakan... dirimu yang sebenarnya."

Diriku... yang sebenarnya?

"Kau adalah..."

...!

Kei mengernyit, mencoba untuk mendengar kata-kata yang diucapkan oleh orang di dalam kepalanya tersebut. Tapi, suara orang tersebut terputus-putus. Ia tidak bisa mendengarnya.

Apa?

Nafas Kei terengah-engah setelah berusaha untuk menahan sakit yang luar biasa di kepalanya.

Apa yang sebenarnya ingin kau katakan?

Sesuatu seperti menggerakan Kei untuk menoleh ke atas, memperlihatkan pohon besar yang ada di sebelahnya.

Pohon itu terlihat tidak asing. Lumut tampak tumbuh di batang pohon itu, namun di beberapa daerah ada juga yang tidak ditumbuhi lumut. Dan daerah yang tidak ditumbuhi lumut tersebut... membentuk tubuh seorang manusia. Di daerah tersebut juga terdapat bekas-bekas sulur tanaman yang terlihat seperti dirusak secara paksa oleh seseorang.

Tidak salah lagi...

Ini adalah... pohon dimana Kei terbangun dan menemukan dirinya terjepit di atas sana.

Lalu, sulur-sulur yang mengikatnya itu... sebenarnya apa? Kenapa ia bisa terikat di sana?

"Ah..."

Lagi.

Sesuatu kembali merasuki pikirannya.

Tiba-tiba, Kei merasakan sesuatu yang basah di tangannya. Hujan?

Kei membuka matanya.

Tetesan air tampak turun dengan deras dari atas langit. Langit tersebut berwarna merah seperti darah. Hutan ini terlihat lebih menyeramkan dari sebelumnya. Tercium pula bau amis yang menyengat.

Guardian SoldierTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang