{Part 33}

129K 5.4K 316
                                    

-Author POV-

     Tubuh Caryn menggeliat ketika pinggangnya terasa ada yang menggelitiki. Ia menepis tangan itu dan membelakangi Daevon. Daevon tersenyum melihat caranya tak berhasil membangunkan Caryn. Caryn justru kembali tertidur, namun Daevon tahu tidurnya tak terlelap seperti sebelumnya. Daevon kembali mencubit-cubit hidung Caryn seraya memanggilnya.

"Caryn, bangunlah! Sayang...ayo bangun," panggil Daevon dengan suara lembutnya.

"Eghhh..Dae..., biarkan aku tidur," racau Caryn menepis tangan Daevon.

Daevon mendapat ide, ia mendekatkan bibirnya di telinga Caryn dan berbisik.

"Ti amo," bisik Daevon penuh cinta.

*(Ti amo : Aku mencintaimu.)

Lantas Caryn menarik tengkuk Daevon dan mengecup pipi suaminya itu dengan tawanya yang khas. Caryn membuka matanya dan tersenyum lebar menatap wajah tampannya Daevon.

"Mendengar ucapan manis dan tulusmu itu, efeknya begitu dahsyat, suamiku," kata Caryn.

Daevon tersenyum, "Aku punya banyak cara agar kau bangun. Aku tahu setelah aku mengatakan itu, kau pasti langsung bersemangat. Lihat saja, kau langsung membuka matamu."

"Bukan hanya ucapan aku mencintaimu saja yang menyemangatiku. Kehadiranmu dalam hidupku adalah sumber kekuatanku untuk selalu bersemangat. Kau berarti untukku," ucap Caryn.

Daevon mengecup bibir Caryn, "Kau segalanya untukku," katanya.

Caryn tertawa pelan dan tak menyurutkan senyuman manisnya. Jika bersama pria seperti Daevon, bawaannya ingin tersenyum saja. Caryn sedikit terkejut melihat jam menunjukan pukul 9 pagi, baru kali ini ia bangun sesiang ini.

Semua itu karena Daevon. Suamiku itu tidak membiarkan aku istirahat semalam. Aku sampai kelelahan dan tidur sampai siang begini. Tetapi semalam sangat indah, batin Caryn tersenyum.

Benar yang dikatakan Caryn, Daevon tidak membiarkannya istirahat. Mereka bercinta sebanyak 5 ronde. Namun rasa lelah mereka musnah karena nafsu keduanya menguasai mereka.

Daevon mengajaknya bangun. Caryn bangun dengan menahan selimutnya agar tidak merosot. Caryn mengerutkan kening ketika Daevon beranjak dari kasur, tetapi sudah memakai celana pendek.

"Hey! Sejak kapan kau memakai celana?" tanya Caryn.

Daevon melirik celana pendeknya, "Oh ini, sejak tadi."

Caryn mencebik, "Kau curang! Setidaknya kau pakaikan aku juga meskipun aku sedang tidur. Kau ini!"

Daevon kembali duduk disisi Caryn dan menarik dagunya, "Kau kesal?" tanyanya dengan lembut.

"Sudah jelas. Ini tidak adil, Dae."

"Kau malu?"

Caryn mengangguk.

Daevon tertawa, "Ya ampun! Hanya aku pria di kamar ini yang bebas melihat tubuhmu yang polos itu, sayang. Aku ini kan, suamimu."

Caryn menghela nafas, "Baiklah. Setidaknya ada selimut yang menutupi tubuhku."

"Kau sendiri, sulit sekali dibangunkan. Lagian biarkan saja kau telanjang."

Caryn menatapnya curiga, "Aku tahu kau sengaja melakukannya. Aku tahu dari kemampuanku."

Daevon tertawa. Ia mengakuinya, bila ia sengaja membiarkan Caryn telanjang. Ia bisa saja memakaikannya meski Caryn tertidur, tetapi balik lagi ke alasannya bila ia sengaja. Tanpa Caryn tahu, sebenarnya tubuhnya itu dibiarkan Daevon terpapang jelas tanpa sehelai benangpun yang menutupi tubuhnya. Daevon menarik selimut Caryn ketika tertidur pulas, dan diam-diam memandangi kemolekan tubuh Caryn.

Lacrime D'amoreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang