MBP | Part 2 - What Should I Do?

Začít od začátku
                                    

"Sekarang pulanglah, Tuan Leonidas yang terhormat. Kau mungkin sudah membayar bosku untuk membuat pemberitaan yang kau inginkan. Tetapi ini tempatku, tempat kerjaku. Aku memiliki peran di sini dan aku pastikan, pemberitaan yang kau inginkan tadi tidak akan tayang nanti, besok ataupun selamanya," ucap Anggy berusaha santai. Dan Javier hanya bisa tertawa kecil melihat wanita itu sudah menarik teman perempuannya ke arah tempat di mana bosnya sudah menghilang lebih dulu.

Well ... menarik.

Javier merapikan dasinya sebelum mengambil langkah untuk keluar dari tempat di mana ia menjadi bahan tontonan sejak tadi. Wibawa seorang Javier terlihat pada setiap langkah yang ia ambil. Tapi siapa sangka, jika dalam benaknya Javier terus menertawakan perkataan terakhir Anggy yang hanya akan menjadi kata-kata yang tidak akan pernah terjadi saat ini.

Biarkan wanita bermulut tajam itu mengusahakan segala cara untuk menghalangi berita yang telah Javier pesan agar tidak ditayangkan. Yang jelas, yang Javier tahu ... berita itu akan tetap tayang mengingat siapa yang telah memiliki media ini sekarang.

Ya, apa pun untuk Angeline, itu prinsip Javier sejak dulu. Dan membeli socialite media yang bukanlah hal sulit.

Jika itu untuk Angeline. Hanya untuk Angeline.

***

"Bagaimana bisa kau melakukan ini padaku, Mr.James! Aku sudah dua tahun bekerja di sini. Jangan lupakan juga enam bulan masa magangku. Kenapa kau masih saja bisa berbuat sekejam ini padaku?"

Anggy sudah tidak tahu harus berkomentar apa lagi, ini benar-benar di luar logika. Artikel mengenai insiden lamaran konyol itu benar-benar sudah dirilis sejak lima menit lalu.

Anggy merasa emosinya sudah di ujung tanduk, setan dalam hati kecilnya seakan menggoda untuk menancapkan pulpen yang sedang ia pegang ke kepala botak Mr James. Oh tidak. Sepertinya akan lebih menarik jika ditancapkan ke kepala Bastard sialan itu. Dialah biang kerok dari semua ini.

"Maafkan aku, Anggy. Aku tahu betul dedikasimu untuk perusahaan ini. Tapi, maaf, aku tidak bisa. Kami tidak bisa," ucap Mr. James penuh sesal. Sementara mata abu-abu lelaki yang sudah berumur itu menatap Anggy penuh pandangan bersalah.

Pendrama! Anggy benar-benar yakin jika segala ucapan dan kelakuan Mr. James saat ini hanya siasat lelaki itu untuk membuatnya terlihat seolah terpaksa. Dari kata-kata Javier Bastard Leonidas tadi, Anggy sudah tahu jika uang telah menyuap habis lelaki ini.

"Aku akan menuntut kalian jika kalian masih tetap saja menyebarkan berita kebohongan itu!" teriak Anggy tidak tahan lagi. Dan itu membuat Mr. James menghela napasnya lelah.

"Astaga, Anggy, mana mungkin kau mau menuntut tempat bekerjamu sendiri."

"Ya! Aku akan melakukannya! Kaupikir aku mau dijadikan alat untuk membuat kalian bisa makan siang?!" sengit Anggy lagi. Kata-kata si bajingan itu masih menari-nari di kepalanya, dan itu membuat Anggy mengucapkan kata-kata yang cenderung sama persis dengan apa yang telah lelaki itu ucapkan.

Helaan napas keluar dari mulut Mr. James. Lelaki itu berjalan mendekati Anggy dengan kedua tangan yang ia masukkan ke dalam kantung celananya. "Aku pikir kau adalah wanita yang pintar Anggy, tetapi ternyata aku salah...." Lelaki itu berkata dengan nada biasa, tetapi sanggup membuat Anggy meradang hingga kepala. "Bagaimana mungkin kau bisa melayangkan tuntutanmu? Sementara sebagian besar orang yang di sini sudah pasti akan membuat kesaksian yang berbeda dengan yang kau tuntutkan tadi. Mengenai jumlah, kau kalah telak Anggy. Tuntutan yang kauajukan tidak akan ada gunanya...."

Hati Anggy semakin panas mendengar penuturan lelaki di depannya. Jadi, semua rekan kerjanya sudah benar-benar berkomplot untuk mendukung Javier Leonidas?!

"Berapa dia membayar kalian? Aku sama sekali tidak menyangka jika aku bekerja di tempat di mana orang-orang mata duitan bersarang." Mata biru Anggy mengeluarkan kilat marahnya.

"Dia tidak membayar kami."

"Omong kosong!" tukas Anggy langsung.

Mr. James menghela napasnya lagi. "Dia membeli media ini. Secara tidak langsung, Javier adalah atasan dari atasan-atasan kita. Itu berarti nasib kita semua sebagai karyawan secara tidak langsung berada di bawah kakinya."

"WHAT?!" Anggy langsung memekik keras. "Jadi...?" tambah Anggy lagi dengan wajah melongo tidak percaya.

"Yes. He did. Sekarang kau tahu bukan, kenapa kami tidak bisa membantumu?" ujar Mr. James penuh sesal. Dan secepat itu pula Anggy langsung duduk di atas kursi kosong di dekatnya dengan raut wajah pias.

"Kau wanita pintar, Anggy. Aku yakin dengan kepintaranmu kau bisa membalik keadaan ini. Saat ini aku benar-benar minta maaf karena tidak bisa membantu, tetapi di lain kesempatan ... aku akan membantumu jika aku bisa. Aku berjanji." Mr. James menepuk pundak Anggy sebelum bergerak meninggalkan perempuan itu dengan pikiran yang berkecamuk di kepalanya.

Shit! Javier Leonidas! Demi Tuhan, Anggy benar-benar tidak habis pikir dengan lelaki itu. Anggy bersumpah pasti akan membalasnya. Pasti.

Getaran ponsel di saku celana jeans-nya membuat Anggy meraih benda pipih itu untuk kemudian melihat pemberitahuan yang masuk ke sana.


BREAKING NEWS. Lamaran Javier Leonidas untuk Salah Satu Crew Berita!

Sebelumnya publik telah dikejutkan tentang pemberitaan mengenai fakta jika Angeline Neiva Stevano masih hidup. Namun, kali ini berita menghebohkan dari pewaris Leonidas Industri yang sekaligus menjadi sanggahan atas berita sebelumnya yang tidak benar.

Dilansir oleh Socialite Media, Javier Leonidas terlihat sedang melakukan lamarannya kepada seorang wanita yang kemudian diketahui sebagai Anggy Putri Sandjaya, orang yang sama dengan yang telah menuliskan pemberitaan mengenai Angeline untuk pertama kali. Statement dari pihak Leonidas juga sudah diberikan langsung oleh Javier "Saya serius dengannya. Namun, sayangnya Anggy merasa saya hanya main-main karena dia merasa saya masih belum bisa menggantikan posisi Angel di hati saya dengan dia. Puncaknya ketika dia menerbitkan pemberitaan hoax mengenai Angel untuk melihat bagaimana respon saya. Melihat itu, saya menjadi yakin untuk segera melamarnya. Saya mencintainya dan saya menginginkan dia untuk menjadi wanita terakhir di hidup saya," jelasnya.

Hal ini memberikan penjelasan—


JAVIERR!!!

Anggy tidak melanjutkan bacaan itu—yang masuk melalui aplikasi berita yang memang terinstal di ponselnya—hingga habis. Lelaki itu benar-benar licik. Dia tidak hanya membuat Anggy harus mengalami bagaimana rasanya menjadi pusat perhatian seperti apa yang telah Angel dapatkan, tetapi Javier juga telah membuat Anggy sebagai alat untuk membuat pemberitaan mengenai Angel menjadi terselesaikan. Dua kosong untuk Javier.

"Anggy, kau tidak apa-apa?" tanya Clarissa hati-hati.

Dan, Anggy hanya mengangkat tangannya untuk memberi sinyal agar Clarissa tidak menghampirinya saat ini. Ia sedang marah dan ia tidak ingin membuat orang lain menerima luapan amarahnya sekarang. Tiga puluh menit berlalu dan Anggy masih larut dalam kemarahannya di saat ponselnya menampilkan nomor asing meneleponnya.

"HALO!" bentak Anggy mengingat mood-nya memang benar-benar jelek.

"Halo.... Apa benar ini Anggy Putri Sandjaya?" tanya suara lembut di ujung sambungan setelah sebelumnya helaan napas kaget yang terdengar.

"I−iya?" Anggy menjawab dengan nada lebih pelan. Ia merasa tidak enak sendiri mendengar bagaimana intonasi lawan bicaranya saat ini.

Helaan napas lain di ujung sambungan terdengar. "Syukurlah.... Saya Olivia, Ibu Javier. Javier tidak mau mengatakan apa pun tentang pemberitaan yang saya terima beberapa waktu lalu. Karena itu, saya berinisiatif meminta seseorang mencari tahu kontak Anggy. Apakah benar anak saya sudah melamar Anggy dan Anggy menerimanya?"

Ucapan yang terdengar penuh nada harap itu membuat Anggy berjengit tidak percaya. Olivia Jenner, atau sekarang lebih sering dikenal Olivia Leonidas menghubunginya?

Oke ... Anggy ... apa yang akan kaulakukan sekarang?


***

My BASTARD Prince [LEONIDAS#1]Kde žijí příběhy. Začni objevovat