Bab 2

30 2 0
                                    

Yahh... disinilah aku terjebak didalam penjara bersama Faye. Aku berusaha tidak menganggapnya. Maka dari itu aku menyibukkan diriku dengan buku modul sejarah yang ada di depanku. Faye juga kelihatannya sedang asik menyulap kasur knock-down yang berbentuk sofa menjadi tempat yang nyaman untuk dia tidur. Maka dari itu dia juga tidak terlalu banyak bicara sejak tadi.

"Viòla!!" Teriak Faye lantang mengacaukan konsentrasiku pada buku sejarah yang aku baca.

"Ya tuhan Faye, kau tak perlu berteriak! Aku sedang konsentrasi dengan buku yang ada di depanku."

"Oh ya? Kau sedang belajar apa?"

"Bukan masalahmu! Sekarang cepat lah tidur agar aku bisa tenang belajar"

"Memangnya... Kalau aku masih terjaga kau tidak tenang yaa?"

"Sama sekali" jawabku mantap.

"Sayang sekali, aku belum mengantuk. Bagaimana kalau kita berbincang-bincang, me nonton TV atau bermain truth or dare? Ayolah Faye, jadilah remaja normal!! Anggap saja ini sleepover bash atau semacamnya"

Aku tak tahu lagi bagaimana meladeni wanita dewasa lulusan S2 didepanku yang bertindak layaknya remaja labil. Dia benar-benar berisik dari tadi.

"Kau tahu Faye, besok aku ada quiz Mata pelajaran sejarah, bisakah kau berhenti berbicara? Dan mulai membiarkanku fokus dengan object yang ada didepanku?" Pintaku pada Faye. Kurasa jurus memelas ini mujarab. Tombol mute-nya seakan terpencet dan suasana hening pada saat itu. Aku menengok kearah Faye hanya untuk mengecek apakah dia sudah tidur. Ternyata belum, dia termenung, entah apa yang dia pikirkan.

"Sudah selesai urusanmu dengan object didepanmu?" Tanyanya padaku begitu mengetahui bahwa aku menengoknya tadi.

"Sedikit lagi, memang mengapa?"

"Aku akan mulai berbicara kalau kau sudah selesai. Tapi sepertinya belum. Aku akan menunggu"

Aku memutar bola mata. Faye benar-benar aneh, batinku.

Setelah beberapa lembar kemudian. Aku memutuskan untuk menutup buku modul ku dan menaruhnya di rak buku dengan rapi dan berusaha sebaik mungkin untuk tidak menimbulkan decit. Agar si Faye tidak terbangun dari tidurnya.
Kukira Faye sudah tertidur. Ternyata aku salah. Mata bulatnya masih terbuka lebar.

"Kau sudah selesai?"

"Ya... Tapi aku ingin tidur" jawabku didikuti ekspresi menguap yang terlalu dipaksakan.

"Finally..."

Kurasa selain aneh, Faye juga tuli. Bukankah aku tadi bilang kalau aku mau tidur ya?

Aku menarik napas, Dan berusaha tetap tenang.

"Baiklah kau mau bicara apa?"

Raut wajahnya berubah gembira. Dia berbaring dikasur dengan punggung disenderkan ke bantalan kasur.

Sembari membenarkan letak selimut dia berkata

"So, apakah kau sudah punya boyfriend atau crush mungkin?"

"Neither of those things!" Jawabku cuek.

"No way!! Kau itu cantik, menarik, dan pandai, sounds bloody impossible kalau kau belum punya boyfriend"

"Yahh.. Mau bagaimana lagi, itu faktanya!"

"Ehmmm" ekspresi Faye seperti mengingat sesuatu. Dia sesekali mengetuk dagunya dengan jari telunjuknya.

"Sepertinya, kau harus menerima tawaran James kalau dia sewaktu-waktu mengajakmu makan malam" lanjutnya.

"Ayolah Faye, kau jangan bawa-bawa nama James. Dia pria baik, aku tidak cukup baik untuknya"

Coup de FoudreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang