Kencan?

49 4 2
                                    

Keesokan harinya, Ara dikejutkan dengan ia yang bangun dengan memegang sebelah tangan kanan Niko.

Pelan, ia tarik tangannya.

Ara memperhatikan wajah Niko yang tertidur dengan kepala bersandar pada kursi, sepertinya kelelahan menjaganya. Ia tidak menyangka bahwa Niko bukannya memilih pulang melainkan tetap di rumahnya, menemani nya.

" gue tahu gue ganteng, tapi muka lo nggak usah mupeng juga, bisa kan? " ucap Niko membuka mata.

" apaan sih, gue nggak ngeliatin lo " Kilah Ara.

" udah ketahuan juga, masih cari-cari alasan. Huwaaah... " Niko meregangkan kedua tangannya ke atas, khas orang baru bangun tidur.

Niko menyentuh dahi Ara dengan telapak tangannya. " panas lo udah turun "

" i.. iy.. iya.. " jawab Ara terbata karena sepertinya dia terkena serangan jantung dadakan akibat perlakuan Niko yang tiba-tiba menyentuh dahinya.

" yaudah kalau gitu, gue pulang dulu ya? " pamitnya seraya bangkit mengambil kemeja sekolahnya yang sejak semalam teronggok mengenaskan dilantai.

" lu nggak sekolah? " tanya Ara pelan setelah menetralkan degup jantungnya.

" lu nggak liat jam? Sekarang itu udah jam delapan. Nggak mungkin gue maksain ke sekolah, gue bukan si jenius Angkasa. Lebih bagus bolos aja sekalian " jawab Niko santai dan menyebutkan salah satu teman satu angkatan mereka yang sangat rajin ke sekolah, biar pun hari itu dipastikan tidak belajar.

Mendengar penuturan Niko, Ara merasa bersalah. Karena nya Niko jadi tidak bisa masuk sekolah hari ini. "maaf ya Nik.."

"Buat apaan?" Tanya Niko mengerutkan dahi.

"Ya karena gue, lu jadi ga masuk sekolah" ucapnya pelan merasa bersalah.

" udah santai aja. Gue lebih seneng bolos kok " cengirnya.

" terserah lo deh. Tapi thanks banget udah jagain gue " Jawab Ara dengan sedikit senyuman. Niko mengangguk pelan.

" Jadi sekarang lo mau pulang? " tanya Ara ketika melihat Niko akan melangkah keluar.

" iya. Kenapa? " sebenarnya Niko sendiri tidak ingin pulang, kalau ia pulang sekarang sudah dipastikan mama nya akan mengamuk karena anaknya bolos. Mungkin dia akan memilih ke mall atau tongkrongan biasanya untuk menghabiskan waktunya sampai jam pulang yang seharusnya.

" gue tau lu nggak mau pulang, kalau lu pulang sekarang lu pasti bakal dimarahin sama nyokap lo, iya kan? " tuduh Ara dengan yakin pada Niko.

" dih sok tau lu, nyokap gue itu nggak galak. Nggak bakal tega dia marahin anak seganteng ini " jawab nya dengan pede. Ara mendengus mendengar jawaban Niko.

" gue mau jalan, temenin ya? " ucap Ara dengan raut wajah memohon.

" lo kan masih sakit, di rumah aja "

Ara menggeleng dengan cepat " nggak lagi kok, gue udah sembuh.. Gue cuma bosen aja di rumah " jawab Ara pelan. Tapi dia menambahkan lagi " tapi kalau lo nggak mau ya udah nggak apa-apa "

" idih.. Malu-malu gitu. Yaudah ayo. Emang bener kata lo gue nggak bisa pulang sekarang "

***

Mall menjadi tempat yang dipilih Ara untuk ia jalan menghabiskan waktu bersama Niko.

Ara tampil sederhana dengan balutan dress selutut tanpa lengan berwarna peach, dengan riasan natural khas anak sma yang menutupi wajah pucat nya. Dan menambah kesan sederhana ketika rambut sebahunya di biarkan tergerai.

After Our StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang