2. Pilihan

4.3K 336 49
                                    

Aku memang indigo, penyendiri, kesepian, tidak mau bergaul, menyediakan. Sampai akhirnya Bryant datang.

Dia hantu yang baik dan tampan. Dia bilang, dia meninggal karena tawuran. Seseorang menusuk perutnya sangat dalam.

Aku sempat menangis mendengar itu. Dia tidak bisa pergi sebelum urusannya selesai. Entah urusan apa itu dia tidak mengatakannya. Dia adalah hantu yang paling sering berkeliaran disekolah.

Walaupun ada sepasang hantu, yaitu hantu Devi dan hantu Fajar. Mereka jarang terlihat, mereka itu agak usil dan mau mengerjai murid-murid sekolah. Tapi sebetulnya mereka baik dan mau menolongku ketika aku di bully orang.

Beberapa orang sering menyebutku gila karena dianggap berbicara sendiri. Terkadang aku berpikir seperti itu juga, bahwa aku sudah gila.

Semua berawal sejak aku kecil, saat aku dan teman masa kecilku kecelakaan waktu kami bermain di jalan raya.

Sejak aku bangun dari tidurku, aku sudah melupakannya, aku amnesia dengan 1 orang yang paling kuingat terakhir kali bersamaku.

Mamaku sampai sekarang melarangku untuk mengetahui siapa teman masa kecil yang kulupakan itu.

Mama bilang, mama sakit hati dengan mamanya karena menyalahkanku atas meninggalnya teman masa kecilku itu.

Tapi aku masih penasaran sampai sekarang, siapa yang kulupakan itu. Saat aku kembali bersekolah setelah aku pulih, sejak saat itu aku melihat mereka.

Itu membuatku sakit dan tidak mau bersekolah selama 1 bulan. Tapi akhirnya aku berani dan menang harus berani.

"Bryant, lo ngapain disini?" Bisikku.

"Gue kangen sama lo, Ara." Dia mencoba memelukku namun gagal. Aku merasa geli menembus badannya.

"Ntar ada yang bully gue lagi, Bryant kalo gue bicara sendiri gini."

"Iya deh. Gue aja yang ngomong. Lo diem aja ya," kutatap siswa-siswi yang ber lalu-lalang begitu ramai dan cepat.

Ada apa ini?

"Cepet dong, Sa. Gue mau ngeliat kak Ryan mainin gitar nya." Kata Farrah, mantan sahabatku.

Dia meninggalkan ku karena aku kuno dan kesepian. Sedangkan dia mau berteman dengan orang-orang yang keren, kaya, cantik dan terkenal.

Dia tadi menyebutkan nama Ryan. Berarti ada kakak Muse disitu karena mereka satu band. Aku tersenyum-senyum ingin langsung berlari ke kelasku seperti kebanyakan siswi yang lain.

"Ra, tungguin gue!!" Teriak Bryant mengejarku.

Aku baru ingat, hari ini ada Pentas seni di sekolahku. Muse ku juga ikut di band itu. Aku jadi puas menatapnya ketika dia sedang bermain drum.

Saat aku ke lapangan aku duduk di bangku lumayan belakang karena jika aku di depan maka semua orang menatapku risih.

"APA KABAR TEMEN-TEMEN???!!!" Tanya MC acara ini.

"BAIK!! WUUUU!!" Teriak siswi-siswi histeris, aku hanya terdiam tidak terbiasa dengan kehebohan.

"Ara, kok lo diem gitu sih? Lo emang gak mau liat Gerald nampil?" Aku menatap Bryant sambil tersenyum lebar.

"Gue gak sabar lagi, Bry." Bisikku.

"Harusnya lo heboh dikit dong." Kata Bryant.

"Lo mau liat gue aneh ya? Lo gak ngerasa aneh apa kalo gue teriak histeris?"

"Agak aneh sih. Lo jadi diri lo sendiri aja deh." Bryant menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Kita sambut penampilan dari Mister Band!!!" Aku tercengang menatap kedatangan kak Geraldo. Dia sangat tampan. Tidak peduli seberapa banyak para gadis histeris dan berteriak menyukainya.

The Lonely Princess Where stories live. Discover now