16. Wake Up

88 10 1
                                    

Happy Reading sorry for typo and vomment please ^_^

*Miercy

Author pov

Alexa terbaring tak sadarkan diri di atas meja batu yang ada di tengah ruangan itu. Louis menatap Alexa sendu, tubuh Alexa sudah bersih hanya saja beberapa luka serta lebam masih tercetak jelas pada tubuh Alexa.

Azuza mendekat ke arah Louis dengan nampan di tangannya, di atas nampan itu terdapat cawan dan belati tembaga milik Arven. Louis mengambil belati tersebut serta menggumamkan bahasa kuno, seketika para pelayan setia Arven berkumpul di ruangan itu.

Lista dan Jessie yang berada juga berada di ruangan itu terkejut dengan kedatangan para pelayan itu. Mereka tak bisa berbuat apa karena kini mereka duduk terikat di kursi yang berada di pojok ruangan. Mata light baby blue milik Louis bersinar, para pelayan yang ada di ruangan itu mengumamkan kalimat kuno berulang-ulang.

Louis mengambil pergelangkan tangan Alexa dan menggoreskan belati disana, menembus nadi milik Alexa. Darah yang keluar dari nadi Alexa ditampung di cawan yang sudah disiapkan. Setelahnya Louis juga menghunus pergelangan tangannya mencampurkan darahnya dan darah Alexa dalam cawan tersebut.

Lista dan Jessie tercekat melihat apa yng terjadi di hadapan mereka. Terlebih kini semua yang ada di ruangan itu memiliki taring kecuali mereka dan Alexa tentunya. Tak sampai disitu Louis kembali mengangkat tinggi belati yang ia bawa.

"ALEXAAAAA!!" Jessie menjerit ketika melihat belati yang Louis pegang tertancap sempurna di dada kiri Alexa, dan kini cairan merah itu keluar dari dada Alexa. Jessie meronta di tempat duduknya sedangkan Lista sudah tak sadarkan diri karena syok.

Louis meninggalkan Alexa dengan belati yang tertancap di dada Alexa. Louis berjalan meninggalkan ruangan itu diikuti Azuza dengan cawan darahnya serta para pelayan Arven. Tak ada lagi tatapan lembut maupun iba yang terpancar dari mata Louis hanya tatapan dingin yang tetera jelas.

Jessie menatap nanar tubuh Alexa yang tergolek di atas meja batu tersebut. Air mata keluar dari matanya namun tak ada isakan tangis yang keluar. Beberapa kali ia memejamkan mata dan membukanya berharap yang ia lihat hanyalah mimpi.

Warna tubuh Alexa semakin memucat Jessie memperhatikan perubahan itu. Dan kini suara isakan itu terdengar dari bibir Jessie. Sahabatnya meregang nyawa di hadapannya dan ia tak mampu melakukan apapun.

"Akan kubunuh kalian" kalian gumam Jessie di sela tangisnya. Jason yang masih setia berada di ruangan itu menoleh kearah Jessie.

"Kau mengatakan sesuatu?"

"AKAN KUBUNUH KALIAN SEMUA, KUBUNUH KALIAAANNNNN!!" jerit Jessie. Sedangkan Jason menanggapinya dengan mengendikan bahunya tak peduli. Ia hanya menjalan tugas untuk mengawasi 2 manusia serta tubuh Alexa. Hanya itu.

**

James tersentak dari tidurnya saat mobil yang ia kendarai berhenti di sebuah gubuk di pinggir hutan. James turun dan seorang hunter level B, hunter tersebut menunjuk kearah hutan dan mengatakan bahwa di dalam hutan itu terdapat bangunan tua dan di bawah bangunan tua itulah tubuh Arven berada.

Tak menunggu lama semua persiapan sudah siap, James langsung masuk ke hutan meninggalkan rombongannya. Langkah kakinya terasa semakin berat saat ia menemukan sebuah mansion tua tak terawat di tengah hutan.

Seakan ada kekuatan magis yang menahan kakinya untuk melangkah mendekati bangunan itu. Para hunter yang lain pun telah sampai di tempat itu. Mereka memantapkan rencana mereka sekali lagi, setelahnya mereka berpencar mengelilingi mansion tersebut.

The Special One !!! [HIATUS]Where stories live. Discover now