"Kau ayahnya? Kenapa kasar?" Tanya Molly berdiri di depan Kevin dengan tujuan melindungi bocah yang baru saja mengalami kekerasan.

"Urusan mu apa??!!"

"Memang aku tidak ada urusan antara kalian! Tapi aku tidak suka, jika seseorang melukai anak kecil."

"Kevin, ikut papa. Kita harus kembali ke dalam." Ucap Baron membuat Kevin menggeleng cepat dan semakin melindungi dirinya di balik tubuh Molly. Di cekal tangan Baron oleh Molly.

"Jangan memaksa! Dia tidak mau!" Molly membuang tangan Baron dan menatapnya sengit.

"Biarkan anak mu padaku, silahkan anda masuk ke dalam dan ku pastikan dia aman ."

"Tidak bisa, dia harus bersama ku!"

"Lakukan apa yang suruh atau ku telfon polisi untuk menindak lanjuti kasus mu?"

-----------
[Molly]

Siang ini aku berniat bertemu dengan Mely dan Bella, rasanya ingin sekali merasakan kembali masa sebelum aku menikah. Dan hangout bersama mereka mungkin akan meminimalisirkan rasa rinduku pada Piter yang sudah pergi sejak dua hari lalu.

Di restoran inilah aku bertemu, tapi tunggu. Kenapa ada keributan di sana, aku melihat pria yang tak asing bersama bocah kecil yang sepertinya beberapa minggu lalu bertemu di...... Snow World. Ya di sana.

Persetan, tidak ada yang melerai. Kulihat anak itu terlihat berani pada lelaki yang ku tebak dia ayahnya. Sebentar, dia baru saja menampar anak itu.

Dengan cepat aku keluar dan memarkirkan mobil secara sembarang lalu mendekati mereka.

Aku membantunya untuk bangun dari posisi tersungkurnya di aspal siang bolong.

"Bibi cantik." Ucapnya yang membuat terdiam, Bibi Cantik? Dia memanggilku dengan sebutan itu? Kenapa aku kesannya tua sekali.

"Bangunlah." Ucapku membantunya untuk berdiri.

Terjadilah perselisahan diantara kami, aku dan pria berjenggot ini. Orang-orang yang hanya bisa melihat kami dengan tatapan penuh tanda tanya, pasti mereka mengira aku ini istri dari dia?!! OH BIG NO!!

Heii! Aku sudah memiliki suami dan suamiku jauh lebih tampan dari dia, ujung kukunya saja tidak bisa di samakan.

"Lakukan apa yang suruh atau ku telfon polisi untuk menindak lanjuti kasus mu?" Ancamku yang membuatnya hanya terdiam.

Sedetik...

Dua detik...

Fine! Ini keputusanku.

"Pergi saja susah, ya sudah kami saja yang pergi." Ucapku yang melihat pria itu hanya diam tanpa mendengar ucapanku. Aku memilih untuk membawa anak ini ke dalam mobil dan membersihkan lukanya.

Ku bersihkan lukanya yang kotor dengan kotak P3K yang di sediakan oleh Piter di mobil kesayangannya ini, Black Audi A6. Mobil yang dulu sempat aku tabrak bodi belakangnya dan sekarang berubah menjadi mulus kembali.

Aku sempat bertanya, kenapa mobil ini tidak di pakai lagi olehnya dan dia mengatakan "Mobil ini akan menjadi sejarah di hidupku, aku tidak mau merusak kenangannya." Aneh, memang aneh lelaki itu. Tapi, segitunya kah sampai dia tidak mau merusak kenangan saat kami bertemu? Oh Piter aku semakin merindukan mu.

You Are My Baby Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang