33

330 39 1
                                    


Aku melangkahkan kakiku kasar ke dalam kelas. Ya. Pagi ini aku ada kelas, dan aku benci karena harus masuk. Kulihat Jeno, dan Hina sudah ada di dalam kelas.

"Kau kenapa?"

Tanya Jeno saat melihatku datang aku hanya menggeleng dan langsung menelungkupkan wajahku.

"Kau patah hati?"

Pertanyaan Hina barusan membuatku langsung mendongakkan kepalaku menatapnya.

"Aniyo."

Jawabku singkat dan mengambil susu coklat kepunyaan Hina.

"Oya, kemarin bagaimana? Berhasil?"

Tanya Hina sambil mendekatkan kursinya ke arahku. Aku hanya menggeleng menjawab pertanyaan Hina.

"Dia menolakmu?"

"Aku belum bilang kepadanya."

"Wae?!"

Ucap Hina dan Jeno bersamaan. Aishh.. Mereka seperti tim paduan suara saja.

"Aku tidak jadi bilang kepadanya."

"Kenapa?"

"Ya tidak apa."

Jawabku seadanya, hari ini aku sangat malas melakukan apa-apa. Ingin sekali aku pulang, makan dan tidur.

"Lami kemana?"

"Dia izin pergi ke Busan dengan keluarganya."

Aku hanya ber-oh ria menanggapi jawaban Jeno. Kim saem pun masuk, dan pelajaran hari ini pun dimulai.

-----

Kelas selesai, Kim saem pun keluar dari kelas diikuti oleh mahasiswa yang lainnya. Begitupun juga denganku.

"Main kuy?"

Ajak Jeno, aku dan Hina pun mengangguk menyetujui ajakan Jeno. Di jalan aku bertemu dengan Mark yang sedang jalan dengan tergesa-gesa.

"Kenapa dia?"

Tanya Hina, tapi aku hanya diam dan melanjutkan jalanku diikuti oleh Jeno dan Hina.

-----

Sebelum pulang aku pergi ke taman dulu untuk sekedar menenangkan pikiranku sejenak. Ku hirup udara malam hari, dan ku tatap bintang yang bersinar malam ini.

"Kenapa Mark berbeda seperti biasanya?"

Itulah yang terngiang di pikiranku hari-hari ini. Seketika aku takut jika ia akan pergi meninggalkanku lagi. Tapi kuharap itu tidak akan terjadi. Kuraih handphone-ku dan ku kirim pesan kepada Mark.

Mark?

Aku ingin bertemu denganmu besok di Jinhae, apa bisa?

Jika iya kutunggu kau jam 3 sore.

21.11 kst

send.

Ku taruh kembali handphone-ku ke dalam tas-ku. Ku rapatkan jaket-ku karena cuaca malam Seoul sangatlah dingin.

"Kenapa dia tidak menjawab pesanku?"

Ucapku kecewa, aku menundukkan kepalaku. Tapi meskipun ia tidak menjawabnya setidaknya ia membacanya.

"Bagaimanapun juga besok harus berhasil. Harus!"

TBC..

Aaaaa... Aku merasa hancur ceritanya:(

Ya.. Pokoknya ini real dari otakku.

Terima kasih sudah baca.

Vote+Comment-nya yaa jangan lupaa. Makasih:*

Hello! Goodbye! • [Mark - Koeun]Kde žijí příběhy. Začni objevovat