part 18

2.3K 78 0
                                    

08.30

Ara sudah menyibukkan dirinya di depan cermin memoles wajahnya dengan make up senatural mungkin. Dan memakai dress warna toska selutut sepatu heels 5cm dan tak lupa juga tas yang cocok digunakan dan selaras dengan dress yang Ara pakai.

09.15

Tiiin...tiiin...

Suara klakson mobil Ken berderu keras dari halaman ruman Ara.
Kaos oblong putih setengah lengan dengan tulisan move, jeans coklat selutut, sepatu hitam sneaker dan jam tangan mewah yang dikenakan. Ken bersender di pintu mobil sambil melipatkan tangannya ke dada lebarnya.

Ara keluar dan melangkah ke arah ken dengan senyum yang ia punya dan ken membalas senyuman itu sambil melambaikan tangannya ke arah ken.

"Yuk"

"Kuy lah" ucap ken enjoy.

Ken membukakan pintu mobil untu Ara sambil membungkukan badannya bagaikan pelayan kerajaan.

"Silahkan tuan putri"godanya sambil senyum.

Bluuusshh....

"Sok imut"cibir Ara selagi masuk kedalam mobil. Dan ken tertawa melihat pipi gadisnya semburat memerah dengan blush yang berhasil ia lukiskan pada pipinya karna malu.

Di dalam perjalanan Ara dan ken bernyanyi bersama mengikuti alunan lagu di radio mobil gelak tawa pun tak dapat terhindari ketika Ara menyanyikan lagu tersebut. Karna suara Ara yang terdengar seperti anak kecil dan rak sepadan dengan postur tubuhnya saat ini.
Ara sontak langsung menghentikan konsernya itu dan bibirnya cemberut karna ken menertawainya tanpa henti.
Ara yang sebal hanya memutar bola matanya dan sasarannya kini adalah perut sixpack ken.

'Aaww' pekik ken.

Kini bergantian Ara yang tertawa keras melihat ken menderita akibat cubitan mautnya.
Ken terlihat senang dan tersenyum melihat  gadisnya kini bisa tertawa lepas dan tanpa disadari oleh pemilik senyum itu sendiri.

"Loh ken, kita kemana? Katanya mau kebandara. Ini udah jam  11.30 loh bentar lagi take off" kata Ara terlihat cemas sambil melihat jam tangan canting yang melingkar dipergelangan tangannya yang mulus. Jam tangan itu pemberian ken pada ulang tahunnya tahun lalu.
Yang selalu Ara gunakan setiap kemanapun ia pergi.

"Aku mau ngajak kamu ke suatu tempat" ucapnya santai.

"Tap..." ucapan Ara terhenti saat telunjuk ken menempel pada bibirnya dan memaksanya harus menghentikan ocehannya.

"Tenang say, aku sebenernya brangkatnya bukan jam 12.00 tapi nanti sore jam 16.15" ucapnya tanpa rasa bersalah karna telah membuat Ara khawatir.

"Ih kamu tuh yah jail banget ish, nyebelin" sebal Ara sambil menekukkan tangannya ke dalam dekapannya sendiri dan bersikap seolah olah orang yang sangat angkuh.

"Hehe maaf say, udah oh jangan cemberut gitu ntar cantiknya ilang"

"Bodo!" Tukasnya.

"Panggilannya mana?'

"Iyah saaaay"

"Nah gitu"

"Saaay thon. Hahahaha" gelak tawa Ara tak bisa di pendam lagi ia berhasil membuat Ken sebal dan cemberut.

"Gak lucu sayang" pekiknya.

"Bodo! Suruh siapa jail" ucap Ara di tengah tawa melengkingnya itu.

13.00

Gue sama Ara sampe ketempat yang gue tuju. Gue ke tempat yang tinggi yang biasanya waktu kecil sering main disitu sama temen temen gue. Dan sangking udah lamanya banget gak nyangka ternyata di bawah sana udah banyak gedung gedung menjulang tinggi. Mungkin ini tempat hijau yang belum tersentuh sama kontruksi bangunan. Dan disini gue tumbuh.

"Ini tempat apa?" Tanya Ara ke gue. Tanpa melihat ke arag gue dan membuka tangannya seketika itu rambut panjangnya berkibar.

"Cantik" gumam gue tanpa sadar kaya terhipnotis.

"Hah?!" Tanyanya sambil menaikkan kedua alisnya.

"Eh g-gak tadi kamu tanya apa?" Ucap gue salting

"Tuh kan bengong. Tadi aku nanya ini tempat apa saaaay"jelasnya

"Hehe maaf"

"Ekhem, jadi ini tuh tempat aku waktu kecil. Aku tinggal disini sama orang tua aku dulu sebelum ayah pindah tugas. Dan kamu liat lapangan itu? Aku dulu main bola disitu setiap hari tanpa absen dan dari situlah aku pengin jadi pemain bola. Dan kamu tau tempat ini? Ini tempat favorit aku dan kamu orang pertama yang aku aja kesini. Seger yah udaranya. Dulu itu gak ada gedung gedung pencakar lagit" jelas gue sambil merangkulnya dan Ara hanya mengangguk paham.

"Hmm"

"Hah?!"

"Kenapa?"

"Aku cerita panjang lebar tapi kamu responnya cuma gitu?" Omel gue

"Idih ngambek beb? Kan aku belum lanjutin, hmm jadi gitu berarti aku orang yang sepecial yah bisa ke tempat sebagus ini. Thanks" ucapnya dengan senyuman dibibirnya dan wajahnya yang bersemu dengan semburat merah dipipinya.

15.00

Setelah Ara dan ken ketempat yang ditunjukan ken pada masa kecilnya sekarang mereka akan pergi ke bandara. Perhatian yang kian lembut dari ken, sehingga ada rasa tak rela dati Ara jika ken akan pergi ke aussi.
Di dalam perjalanan hanya hening dan lagi lagi dihuasi dengan deru suara mesin mobil dan kendaraan lain.

Mamah dan papah ken sudah ada dibandara menunggunya sejak tadi.
Karna jakarta kali ini cukup macet tapi untungnya mereka tidak telat. Sebelum pergi mereka memutuskan untuk makan disebuah cafe dekat bandara mereka bencengkrama riang.

"Sayang kamu udah minum tiga cappuchino, gak baik" ujar ken membalikan diri agar menghadap Ara.

"Biarin. Biar aku gak stress ditinggal kamu jauh" jawab Ara dengan ketus sambil cemberut dan melanjutkan menyeruput cappuchino ke tiganya.

"Ih jangan gitu oh say. Aku milikmu" bisiknya di telinga Ara dan membuatnya geli.

16.15

Setelah pemberitahuan dari pihak maskapai bandara akhirnya ken memasuki kabin pesawat. Sebelum itu dipeluknya erat Ara dalam dekapannya dan senyum serta sedih bercampur disana. Bahagia karna ia lolos dan melanjutkan study sepak bolanya disana sedih karna ia harus meninggalkan sang pujaan hatinya. Dan tak sanggup menanggung rindu yang nantinya tak kunjung reda namun malah membengkak.

"I love u" ucap ken di tengah pelukannya.

"Love you too. Jangan pulang kalo kamu belum sukses" balasnya sambil mempererat pelukannya.

"Iyah sayang. Jangan genit yah" jailnya sambil mencubit pipi Ara.

"Haha aku? Ya gk lah. Kamu kali yang genit?" Godanya sambil tertawa

"Ih gak sayang. Yaudah aku caw yah. Baik baik disini yah" pekik ken sambil mengelus puncak kepala Ara dan membuatnya sedikit berantakan.

"Iyah hati hati say"

"Mah,pah Ken brangkat dulu yah. Mamah sama papah sehat sehat yah disini. Sama satu lagi. Titip Ara juga" ucap ken memeluk kedua orang tuanya dan mengedipkan satu matanya membuatnya makin tampan saja.

my bad boyfriend [COMPELETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang