CHAPTER 17 WILL I EVER SEE HER AGAIN

Zacznij od początku
                                    

Tak sengaja tatapan Shinjiro beralih ke arah surat yang tergeletak di atas meja. Surat yang mengubah semuanya. Shinjiro meraih surat itu kemudian mengeluarkannya lagi. Ia baru menyadari ada sebuah kertas lain di surat itu. Kertas itu terlihat lebih menguning dibandingkan dengan yang lain. Shinjiro membuka lipatan kertas itu. Di dalamnya berisi sebuah alamat rumah di Osaka. Shinjiro hanya bisa mengamatinya. Kelihatannya alamat ini bisa dijadikan petunjuk.

"Papa.." Shinjiro terkejut dan membuka matanya. Mei sedang menatapnya dengan tatapan khawatir. Apa ia salah dengar? Apa baru saja Mei mengucapkan 'papa'?

"Papa.." Seakan mengetahui apa yang dipikirkan Shinjiro, Mei mengulangi apa yang dikatakannya tadi. Shinjiro membekap mulutnya dengan tangan. Ia sangat terharu dengan kejadian yang di depannya. Kata pertama Mei adalah papa, persis seperti mendiang putrinya dulu.

"Iya, ini papa, sayang." Shinjiro memeluknya erat. Dia berjanji akan selalu ada untuk Mei, menjaganya dan melindunginya.

"Mama?" kata Mei lagi. Shinjiro terdiam. Satu kata dari Mei telah membuatnya sedih dan senang dalam waktu yang bersamaan.

"Mama sebentar lagi akan pulang, sayang. Papa akan mencarinya. Papa berjanji." Selesai menyuapi Mei, Shinjiro mengambil gagang telepon dan menekan nomor yang ditujunya. Terdengar bunyi monoton yang panjang samping terdengar suara 'klik' dari ujung telepon.

"Halo, dengan keluarga Kushieda."

"Ibu ini aku." Hening sejenak.

"Shinjiro? Ada apa menelpon?" Tanya ibunya khawatir.

"Begini, bu. Apakah kalian berada di rumah sekarang ini?" Tanya Shinjiro hati-hati.

"Ibu ada di rumah saat ini, tapi ayahmu sedang pergi bekerja. Memangnya kenapa Shinjiro, apa ada sesuatu yang terjadi?" Suara ibunya bertambah khawatir.

"Kalau begitu, hari ini aku akan ke rumah kalian. Ada sesuatu yang ingin kulakukan. Nanti saja aku ceritakan setelah sampai ke sana. Tenang saja bu, ini bukan hal yang gawat." Ujar Shinjiro menenangkan ibunya yang terdengar panik. "Sudah ya, bu. Sampai bertemu." Tanpa menunggu jawaban dari ibunya, Shinjiro menaruh gagang telepon kembali ke tempatnya.

Dia kemudian langsung mempersiapkan barang-barang keperluan beserta pakaian ganti untuk Mei. Setelah itu mereka menaiki bus yang menuju ke stasiun kereta. Suasana di stasiun cukup ramai karena hari itu adalah hari libur nasional dan banyak sekali keluarga atau  kekasih yang ingin berpariwisata. Shinjiro akhirnya berhasil mendapatkan tiket kereta menuju ke tempat orang tua Shinjiro di Kansai.

Perjalanan ditempuh dalam waktu yang sebentar karena kereta peluru yang dinaiki, tapi bagi Shinjiro perlajanan itu terasa seperti berjam-jam karena ketidak sabarannya. Akhirnya mereka pun sampai tepat di depan pintu rumah keluarga Kushieda. Ia menarik nafas panjang sebelum menekan bel pintu. Terdengar suara hentakan kaki di lantai yang semakin mendekat dan terbukalah pintu geser.

Miko Kushieda menatap putranya beserta cucunya itu dengan tatapan bertanya dan khawatir. Ia memeluk Shinjiro dan Mei bersamaan. Walaupun waktu itu ia sudah bertemu dengan Shinjiro, 2 bulan yang lalu tapi tetap saja ia tetap merindukan mereka.

"Ya ampun, Mei sudah besar sekarang. Kalian hanya berdua? Di mana Sayaka?" Tanya ibunya polos. Ekspresi Shinjiro langsung berubah ketika ibunya mengatakan nama itu. Miko menyadari hal itu kemudian langsung menyuruh Shinjiro masuk.

"Hai, ayah." Sapa Shinjiro ketika melihat ayahnya sedang duduk di ruang keluarga sambil membaca Koran. Kacamatanya ia turunkan dan menoleh ketika melihat Shinjiro.

"Hai, Nak." Sapanya kembali dengan suara berat. Tidak banyak yang berubah dari ayahnya, hanya muncul kerutan baru dengan rambutnya yang semakin memutih saja. Ibu pasti sudah menceritakan soal Mei karena tampaknya ekspresi ayahnya hanya biasa-biasa saja melihat Shinjiro yang membawa Mei. Tunggu. Waktu itu kan dia bercerita kalau Mei adalah putri dari Sayaka, tapi mengapa kedua orang tuanya hanya bersikap seperti tidak terjadi apa-apa ketika ia membawa Mei ke rumah ini tanpa Sayaka? Apakah Sayaka... Shinjiro menggeleng keras, tidak mungkin ia membeberkan rahasia ini.

Somewhere in NovemberOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz