CHAPTER 6 SAYAKA

8 1 0
                                    

Kalian masih ingat wanita yang datang ke pemakaman Izumi? Ya dia adalah Shinohara Sayaka. Wanita berusia 22 tahun itu baru saja menempati kamar apartemen yang tepat bersebelahan dengan apartemen Shinjiro. Dia sedang duduk menikmati musim panas dengan 3 kaleng bir dingin dan sebuah kipas angin yang berkibar di sebelahnya. Hari ini Sayaka mengenakan celana pendek berwarna putih dan kaus pendek merah.

Ia bahagia karena hari ini adalah hari minggu, hari libur semua orang . Sayaka sedang bersantai di atas futonnya. Serangga musim panas sedang bernyanyi dengan harmoni yang membuat siapa saja pasti mengantuk, apalagi dengan panas yang menyengat seperti ini. Sayaka memejamkan matanya sejenak sambil menikmati hembusan kipas angin. Mendadak matanya terbuka, ia mendengar suara yang asing di balik tembok sebelah. Pupil mata Sayaka yang berwarna hitam melebar. Sayaka bangkit dari tidurnya kemudian menempelkan telinganya ke tembok. Itu kan, suara tangis bayi.

"Ah, mengganggu tidurku saja." Gerutunya. Setelah didengar bahwa suara tangisan itu tidak berhenti. Sayaka menghentakkan kakinya ke lantai kayu kemudian keluar dari kamar apartemennya.

"Mengapa selalu saja ada yang mengganggu ketika aku sedang bersantai?." Sayaka sampai di depan pintu apartemen tetangganya. Ia membaca nama orang yang tinggal di sana. Ku – Shi- E- Da.. Kushieda?! Mengapa aku merasa pernah mendengar nama itu? Ia pun mencoba mengetuk pintu.

"Permisi..." 

Tidak ada jawaban.

"Permisi... Kushieda-san?"

Ia mengetuk lebih keras...

Tidak ada jawaban juga..

Ia mengetuk lebih keras lagi; lebih tepatnya menggedor-gedor pintu itu.

"Kushieda-san...??"

Masih tidak ada jawaban juga. Malah suara tangisan bayi itu bertambah keras.

Perasaan Sayaka berubah menjadi tidak enak. Ada yang tidak beres. Ia membuat ancang-ancang lalu dengan sekuat tenaga ia mendobrak pintu apartemen yang bernama Kushieda itu.

"Maaf Kushieda-san, ini keadaaan darurat.."

BLAM! Pintu pun terbuka lebar. "Kushieda-san!!!"

Dia terkejut dengan apa yang di hadapannya. Ia membungkam mulutnya dengan telapak tangan. Di hadapannya tergeletak seorang pria dengan posisi telungkup dan seorang bayi yang sedang menangis keras. Sayaka berlari ke dalam dalam dan langsung menenangkan bayi itu. Bayi itu terdiam ketika mendengar suara Sayaka.

Sayaka menoleh dan dengan perlahan mendekati pria yang sedang telungkup itu. Ia menyentuhnya dengan jari telunjuk berkali-kali. Tubuh itu bergerak sedikit karena dorongan Sayaka.

"Halo! Apa kau masih hidup?" Ia membalikkan tubuh itu dengan segenap tenaganya. "Ughh.. Pria ini berat sekali.." dan HAP! Posisi Shinjiro menjadi telentang sekarang.

Sayaka terdiam, matanya membesar. "Ya, ampun! Kushieda-san?!" Ia sangat mengenali garis-garis wajah Shinjiro yang tegas. Sayaka langsung menempelkan telinganya ke dada Shinjiro. Duk duk duk duk! Sayaka mendesah lega, ternyata dia masih hidup. Ia melihat kepala Shinjiro yang berdarah. Sayaka bangkit berdiri kemudian mencari; mungkin lebih tepatnya membongkar lemari di atas wastafel kamar mandi untuk mencari kotak P3K.

"Ya ampun, apartemen ini berantakan sekali. Bagaimana ia bisa seorang bayi tinggal di tempat seperti ini?" Setelah mencari dan mengaduk-aduk lemari kecil itu, akhirnya ia menemukan yang dicari. Sayaka membuka kotak berwarna putih dengan lambang berwarna merah tersebut dan mengeluarkan obat antiseptik. Dengan perlahan ia menempelkan handuk kecil yang sudah dibubuhi obat tersebut ke kening Shinjiro yang terluka.

Somewhere in NovemberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang