#3 Mine, Yours, and Ours

21 4 15
                                    

[1 Maret 2016, 09.15 PM]

"Hei, kau bisa kembalikan pensilku?" Sebuah suara terdengar dari belakangku.

"Siapa di sana?!" Aku langsung refleks menoleh ke belakang. Siapa gerangan yang berada di sana? Aku yakin itu bukan orang tuaku, mereka hanya akan kembali saat subuh menghampiri bumi.

"Kau sangat tidak sopan, ya? Tidakkah orang tuamu mengajarimu tata krama?" Katanya dengan wajah sinis.

Rambut putihnya terkibas angin, yang entah datangnya dari mana. Matanya merah membara bagaikan api tetapi juga begitu tajam dan dingin. Tatapannya bagai menusukkan seribu jarum dalam tubuhku. Tubuhnya dibalut kemeja putih berkerah dan rompi hitam yang merumbai-rumbai sepanjang lututnya. Pakaiannya bagaikan seragam butler. Cukup sopan dan rapi. Ya setidaknya seharusnya begitu. Kemejanya banyak yang keluar-keluar dan itu sungguh merusak imagenya. Seandainya pria itu tertata dengan rapi, mungkin aku akan mengaguminya sebagai cosplayer yang hadal. Haha, walau itu tak akan mengurangi amarahku karena ia memasuki kamarku begitu saja.

"Heii-- kau mendengarkanku? Kembalikanlah pensilku!" Tukasnya.

"Hah! Siapa yang ingin mendengar tata krama dari orang sepertimu? Bukankah begitu, wahai penyelinap tak tahu malu!"

Ya ampun! Hampir saja pikiranku terbawa saat aku memperhatikan perawakannya.

"Huh, sungguh anak tak tahu tata krama. Berani-beraninya kau menyebutku, yang sudah selalu memperhatikanmu ini sebagai penyelinap!" Bantahnya dengan keras.

"Apa katamu?? Selalu memperhatikanku? Ja-jangan bilang kau stalker?!"

"Menurutmu untuk apa seorang stalker menampakkan dirinya di depan orang yang ia stalk, hah??" Jawabnya sebal. "Huuhh.. oke, jika begini terus ini tidak akan berakhir, langsung saja ke intinya. Kembalikan pensilku."

"Er... pensil apa?" Jawabku binggung. Aku benar-benar tak mengetahui pensil yang ia maksud!

"Pensil itu, yang ada di mejamu, yang akan kau pakai untuk menulis diarymu. Itu pensilku..." kali ini ia menjawabnya dengan tenang "... atau mungkin lebih tepatnya, 'dulu' itu pensilku, tapi kurasa sekarang tidak begitu. Tetapi bagaimanapun juga, kau harus mengembalikannya padaku." Katanya dengan tegas.

"Apa maksudmu?!" Aku benar-benar tidak mengerti. Itu pensilku! Aku ingat aku membelinya di koperasi sekolah dengan harga diskon! Aku tak akan melupakan hal itu. "Dan... Kau bahkan belum memberitahuku siapa namamu. Apa maksudnya ini semua?"

"Oh..." sepertinya ia baru tersadar. "Iya ya? Maaf, maaf, sepertinya aku terlambat memperkenalkan diri, namaku Cyrus. Aku adalah salah satu dari 'Guidance Fir'. Pensilmu itu mendapatkan sedikit kekuatan spesial karena kesalahan teknis kecil. Haha~" dengan entengnya ia tertawa. "Sudahkah itu menjawab semua pertanyaanmu?"

Apa coba yang ia katakan?? Jelas ia tak menjawab apa-apa! "Apa maksudmu?? Aku lelah, jangan bercanda denganku! Orang bodoh mana yang akan percaya dengan itu semua??"

"Oh, tapi aku tidak berbohong, dan aku memang sudah memperhatikanmu sejak kau lahir. Kau tahu kenapa? Karena akulah yang menuliskan jalan hidupmu sampai sekarang." Ia mengatakannya dengan halus dan dengan senyuman manis.

"Apa katamu?!"

***

[3 Januari 2017]

Itulah kejadian yang terjadi pada tanggal 29 Februari 2016. Saat aku duduk di kelas 7. Aku bertemu cowok misterius itu, seorang Fir, yaitu penulis kehidupan. Nasibku tepat berada di tangannya, dan jalan hidupku selama ini adalah jalan cerita yang sudah ditentukannya.

Malam itu adalah malam yang panjang. Aku tak henti-hentinya mengajukan pertanyaanku hingga mulutku berbusa. Untunglah dia juga mau panjang lebar menjelaskan semuanya padaku.

Memang, hidupku, nasibku ini ada di tangannya, oleh karena kekuatannya sebagai Fir itu. Tapi entah karena aku ini spesial seperti yang dikatakannya, atau memang aku hanya beruntung, yang terjadi adalah sebaliknya, aku mendapatkan kekuatannya. Atau lebih tepatnya, ia membagi kekuatannya padaku.

Permasalahan tentang diaryku yang tertulis sendirinya hanyalah bagian kecil dari kekuatan ini. Kekuatan yang amat absurd. Kekuatan untuk menuliskan masa depan. Jadi, bahkan sebelum aku bertemu dengannya, kekuatan ini sudah terbagi denganku, dan tanpa sadar aku menggunakannya di buku diaryku. Akulah yang dengan tanpa sadar menuliskan diaryku pada tanggal 29 Februari itu.

Cyrus menjelaskan berbagai hal kepadaku. Ternyata ia tak separah yang kukira. Ia menyebut kejadianku ini sebagai "Awakening" yang artinya "kebangunan". Ia juga mengatakan bahwa menuliskan masa depan sesuai keinginan hanyalah kekuatan terpendam yang dimiliki oleh setiap manusia. Hanya saja jarang yang bisa mewujudkan kekuatan ini dengan nyata, dan bagiannya hanyalah mengawasi dan membantu dalam menuliskan kehidupan seorang manusia yang menjadi tanggung jawabnya itu.

Semua kenyataan itu sungguh absurd bukan? Sekarang sudah hampir 1 tahun setelah kejadian itu. Tak terasa aku sudah digondeli dengan anak lelaki ini selama hampir setahun! Haha, ya, 'makhluk misterius' yang kutemui tahun lalu itu memang terlihat begitu kejam, dingin, dan dewasa. Tapi siapa sangka, sesungguhnya ia hanya seperti anak remaja biasa, bahkan ia seumuran denganku! Entah kemana hilangnya kedewasaan yang meluap-luap saat itu. Sekarang ia hanya teman absurd yang tak dapat kupisahkan.

Dalam 1 tahun ini, aku telah mencoba berbagai hal dan tentunya belajar menggunakan "Fir's Pencil". Sepertinya para Fir menyebut kekuatan ini begitu. Sudah jelas, sekarang aku sudah lebih memahami ini semua dibandingkan aku yang dulu. Bahkan aku pernah mencoba menggunakan Fir's Pencil untuk sedikit keisenganku dalam kisah cinta temanku, dan siapa sangka ini berhasil! Oh, aku tidak melakukan banyak, aku hanya menuliskan masa depan dimana ia berkesempatan berbicara dengan orang yang ia suka, sungguh, hanya itu saja.

Tetapi bagaimana pun juga, aku tidak akan pernah tahu tentang apa yang akan terjadi di masa depan, dan aku juga tidak akan menuliskan masa depanku untuk setiap hal yang kulakukan. Siapa juga yang mau mengatur sendiri semua masa depannya? Aku yakin itu tidak akan menyenangkan dan tidak akan membawa sesuatu yang baik.

Aku sudah cukup merasa aman dan nyaman dengan kehidupanku sekarang. Aku sudah mempelajari berbagai hal, dan ini sungguh membuat hatiku tenang. Tapi siapa yang tahu, dunia ini memang luas, masih begitu banyak hal yang tak kutahui tentang dunia ini, juga tentang kejadian yang akan terjadi beberapa saat lagi.

• To Be Continued •

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 06, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Fir's Pencil - The Writer of FateWhere stories live. Discover now