#2 My Friends and 'Someone'

32 6 6
                                    

-Keesokan harinya-
[1 Maret 2016]

"Hoaamm"

Sinar matahari menyeka wajahku. Aku terbangun dengan rambutku yang mash acak adul. Belum sempat aku membuka gorden dan bersantai, otakku sudah dipaksa bangun dengan bunyi keras jam wekerku.

"Kringgg--"

Angkanya menunjukkan tepat jam 5 pagi. Aku kehilangan kesempatanku untuk merenung di pagi hari dan aku bergegas mandi. Walau waktunga agak mepet, aku sempatkan untuk bercermin. Sambil menyisir aku mengecek rambutku. Yap, sepertinya sudah rapi. Rambutku berwarna hitam panjang, lurus sih, tapi bisa disebut bergelombang juga. Aku harus berhati-hati saat menyisir, entahlah rambut ini begitu rapuh. Sedikit-sedikit rontok. Setelah itu, aku langsung bersiap pergi ke sekolah.

Seperti biasa, aku ke sekolah dengan berjalan kaki. Memang, saat belum terbiasa ini lumayan  melelahkan. Untungnya rumahku dekat, lagian dengan begini aku bisa menikmati pemandangan serta udara sejuk pagi hari. Jadi kurasa aku cukup menikmati perjalanan ini~?

Sesampai di gerbang sekolah aku langsung disapa dengan heboh oleh teman karibku.

"Eilynnn! Pagi lynn~!"

Suaranya begitu keras, mungkin orang-orang di warung seberang sekolah juga dapat mendengarnya. Sepertinya temanku yang satu ini juga baru sampai di sekolah.

"Heyy pagi!"

"Iya, iya, pagi juga Anna. Kamu tuh pagi-pagi dah berisik banget yah."

Temanku ini namanya Ariana. Tetapi biasanya dipanggil Anna. Siapa juga yang mau memanggil nama lengkapnya? Terlalu panjang.

Kami bercakap-cakap dan bercanda sepanjang perjalanan ke kelas. Untungnya kelas kami sama, 7C. Aku pasti kesepian jika kita berbeda kelas. Selama perjalanan, rambut panjang Anna tertiup angin. Rambutnya yang berwarna kemerah-merahan itu bagaikan api yang membara. Sangat cantik. Rambut Anna memang panjang, tetapi tidak sepanjang rambutku. Paling-paling hanya sampai sepunggung.

Tidak lama kemudian, kami sudah sampai di kelas. Aku dan Anna memilih duduk bersebelahan, seperti biasanya. Pelajaran pun dimulai.

[Jam Pelajaran Pertama]

Tak terduga, guru kita, Bu Ani memberi kejutan luar biasa. Apa katamu? Kejutan itu ialah…. Ulangan mendadak. Keren bukan?

Bu Ani membagikan lembar ulangan dan aku juga menyiapkan pensil dan penghapusku. Baru saja aku akan memulai untuk mengerjakan soal-soal itu, teman sampingku menghancurkan konsentrasiku.

"Eh, Eilyn, pinjem pensil sama penghapus donk?" Katanya.

Itu bukan suara Anna. Ternyata itu suara anak cowok menyebalkan yang duduk di sampingku, Alvis. Bajunya lumayam rapi jika dibandingkan dengan baju yang ia pakai biasanya. (Biasanya semua tentang dia selalu 'berantakan'). Ia senyum-senyum menggoda berharap aku meminjaminya pensil.

"Pftt! Senyuman payahmu itu mungkin bisa merayu cewek-cewek lainnya, tapi tidak untukku!" Kataku dalam hati.

Tetapi ia terus menatapku dengan wajah sok kasian. Sejujurnya aku ingin tertawa melihat wajahnya. Bagaikan seekor anjing yang sedang memohon kepada majikannya. Sungguh lucu, tetapi juga bodoh(?)

Senyuman payahnya itu terus menggangu konsentrasiku. Apa boleh buat, akhirnya aku meminjamkan pensilku. Toh tak ada ruginya bagiku. Lagian wajahnya saat aku mengabulkan permintaannya sungguh konyol. Itu sudah menjadi bayaran yang cukup bagiku.

Aku akhirnya memulai mengerjakan ulanganku. Untungnya aku sudah cukup memahami materi dengan baik. Jadi aku tak mendapat masalah dalam mengerjakan soal. Kurasa Anna juga dapat mengerjakannya dengan baik, ia salah satu Top Ranker di Rank Pararel sekolah.

Setelah itu, kami melanjutkan KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) seperti biasa. Tak ada kejutan aneh lainnya. Tak terasa, sekolah sudah selesai. Tibalah saatnya untuk pulang.

"Lyn, nanti mau mampir ke toko kue nggak?" Anna menawariku.

"Nggak ah, aku mau langsung pulang. Kapan-kapan aja yahh--"

"Maaf ya Anna, aku harus langsung pulang. Aku tak sabar melihat diaryku itu." Pikirku dalam hati.

Aku sengaja merahasiakan kejadian kemarin. Mengapa? Karena aku tau, kalau itu Anna. Ia pasti heboh dengan ini semua. Aku tidak ingin mengecewakannya, siapa tau kejadian kemarin hanya imajinasiku saja. Memang imajinasiku terkadang berkembang liar sampai aku tak yakin lagi mana ingatan asliku dan mana ingatan imajinasiku.

Aku sampai di rumah lebih cepat dari yang kukira. Mungkin karena aku selalu memikirkan diaryku hingga aku melupakan hal lain, bahkan waktu dan seberapa jauh aku sudah melangkah. Haha, untungnya aku tidak salah arah.

[Malam hari, 09.10 pm]

Aku tarik nafas dalam dan menghembuskannya. Kali ini apa yang akan aku temukan di diaryku? Hatiku berdebar begitu kencang. Jika kau dapat melihat wajahku, mungkin kau akan mengira aku orang aneh. Wajahku tersenyum-senyum sendiri dengan mata berbinar penuh penasaran.

Akhirnya aku membuka buku diary itu. Seakan menghancurkan semua rasa penasaranku, isinya kosong melompong. Hanya kertas putih bersih di lembar itu.

"Tunggu… jangan-jangan aku mengarapkan sesuatu yang tidak mungkin? Seperti orang bodoh yang menunggu ayam terbang ke angkasa?"

Belum sempat aku memikirkan hal-hal lainnya, tiba-tiba dikejutkan oleh suara pria dari belakangku.

"Heii, kau bisa kembalikan pensilku?"

• To Be Continued •

Terima kasih sudah membaca sampe akhirrr XD
Kritik dan sarannya sangat diperlukan :3 dan mohon maaf atas kesalahan penulisan ato apalah itu *peace*

Tunggu update selanjutnya yaa~

Fir's Pencil - The Writer of FateWhere stories live. Discover now