29 | Kiss or Diss

2.5K 277 154
                                    

~ Kiss or Diss ~

Di sana Meadow berdiri, di antara tangga megah yang mengekor panjang dan seorang laki-laki yang tengah susah payah ia hadapi. Weker di dalam dirinya seakan berteriak "berlari Meadow! Bodoh sekali kau terpana dengan tipuannya." Namun, bak berada di dua dayung yang berbeda arah, hatinya mendenyutkan sesuatu yang lain.

“Kau... panas,” ucap Meadow lirih. Matanya mencari di mana senyum sombong itu bersembunyi.

“Aku tahu.”

Kali ini Meadow membalikkan posisi mereka. Perlahan ia melepaskan tangannya dari wajah Sawyer. Perlahan dan ragu, seakan tidak rela. Kemudian, disambutnya tangan besar dan kasar laki-laki itu, melepasnya hingga mereka berpisah. “Kau harus kembali beristirahat kalau begitu.”

“Hanya kalau kau ikut bersamaku,” balas Sawyer.

Meadow pun bergeleng dengan alis yang bertautan. “Mengapa kau selalu menghadirkan opsi yang sulit?”

Salah satu ujung bibir Sawyer yang merah mencuat ke atas. “Hanya untukmu.”

“Oh, ya? Hmm, aku tidak terkejut.” Meadow memalsukan tawanya. Perhatiannya ia singkirkan pada dinding bisu di sekeliling mereka, tidak lagi berporos kepada Sawyer.

“Aye! Kalian Jack dan Rose, sampai kapan berdiri di ujung tangga dan menghalangi jalanku?”

Meadow mengerutkan dahinya. Lagi-lagi, si penipu ini. Spencer mulai terasa seperti duri yang menancap di bokong.

Meadow menggulirkan bola matanya dan menyingkir dari tempatnya. “Aku punya nama dan itu bukan Rose.”

Spencer pun beranjak dari anak tangga terakhir. Senyumnya merekah, meskipun tatapannya membosankan seperti antrean tiket taman hiburan. Spencey—seperti Meadow memanggilnya—melirik gadis yang tengah menatap dirinya bak mengintai seekor kecoak itu.

“Rose, bukan namamu?” tanyanya, meneliti sekujur tubuh Meadow. “Jadi, kau Jack-nya? Sejak kapan kau seorang trans?” guraunya.

Rahang bawah Meadow terjatuh, sementara laki-laki yang ia percaya telah dirasuki Spawn itu melenggang bersama sebotol Monster Energy dan sebuah ransel di punggungnya.

“Ini kukembalikan, Rose,” Spencer berkata dan melempar ransel itu ke dada Sawyer. "Ruanganku tidak kedap suara, jadi tolong… jangan bermain kencang-kencang," pesannya, mengutip kata “bermain” di udara sambil terus berjalan menuju kediamannya di sayap kanan rumah ini.

Meadow menoleh pada Sawyer yang segera menggendikkan bahunya, tidak ingin jadi orang yang diinterogasi atas tersangka humor buruk itu. “Apa ini hanya aku atau kakakmu semakin hari semakin bodoh? Apa yang dia makan?”

Sawyer terkekeh. “Rahasia para Freeman.”

“Jangan tertawa. Kau masih berutang padaku atas semua yang terjadi hari ini.”

Sawyer mendecak. “Ck, hal itu—anggap saja hobiku membuat orang menyesal telah membuat keputusan yang seharusnya tidak dilakukannya.”

Meadow melempar tangannya ke udara, menyerah dengan tingkah laku kedua orang ini. “Memangnya apa kau ini? Pernikahan?”

The Tale of Meadow and The Mischievous GuyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang