Chapter 10 : Pulang

57 6 0
                                    


Pagi hari kemudian...

Tiga hari sudah mereka menghabiskan bulan madu di pulau. mereka akan segera pulang ke Motunui. Perahu sudah siap, memastikan tidak ada kerusakan di sisi perahu, layar aman, bekal buah-buahan ada di dalam dek- oh! hampir saja lupa, taruh HeiHei di dalam dek perahu agar dia tidak kabur.

Ba-kawk!

"Maaf HeiHei, takkan ada yang kau mengerti tentang berlayar, karena kau... seekor ayam" kata Moana, langsung menutup pintu dek lantai perahu.

"Aku hanya tidak mau drumstick tenggelam di laut, biar bagaimanapun, dia juga ayamku" sambung Maui.

TUK!

TUK!

HeiHei terdengar seperti sedang mematuk-matuk pintu dek lantai perahu.

"Tak apa, HeiHei aman disitu" kata Moana sambil tertawa kecil.

"Oke, cepat naik ke perahu sekarang!"

Cuaca hari ini sebetulnya berawan dan berangin, tapi mereka berharap agar hari ini mereka tetap berlayar dengan aman tanpa kendala apapun.

"Ikat talinya, langsung tarik layar!"

"Baiklah!"

Moana membuka layar perahu selebar-lebarnya dan membiarkan angin membawa perahu mereka menuju tempat tujuan. meski agak berawan, tapi setidaknya Moana masih bisa membaca jalur menuju Motunui dengan mencelupkan tangannya ke laut (kalau airnya hangat, berarti arahnya benar) atau berpatokan dengan seekor burung. seperti itu yang di ajarkan Maui.

"Bagaimana, Maui?" tanya Moana.

Maui melihat ke langit, rasanya agak sulit juga kalau tidak ada matahari. pasalnya patokan berlayar yang paling utama adalah matahari, tapi rasanya Maui tak terlalu mempermasalahkannya.

"Teruskan, Princess. kita masih bisa mendeteksi air untuk pulang ke Motunui" jawabnya dan langsung duduk di pinggiran perahu.

"Tapi, tidak ada matahari?"

"Tak masalah, yang penting gunakan insting berlayarmu" ujar Maui.

Moana mengangguk paham. dia bisa gunakan batinnya untuk berlayar, instingnya akan menuntunnya ke jalan yang tepat untuk pulang.Selama perjalanan, Maui terus mengawasi cara berlayar istrinya, dan nampaknya Moana bisa melakukannya dengan baik. sebentar-sebentar Maui juga mencelupkan satu jarinya ke air dan masih hangat, mereka masih berlayar di arus yang tepat.

"Maui?" Moana memanggil.

"Apa?"

"Kupikir, seharian ini akan terus berawan, bagaimana kalau arus air lautnya tiba-tiba dingin?" tanya Moana, khawatir.

"Jangan khawatir, kau tidak salah, Princess. airnya hangat, kita berlayar di jalur yang tepat. kau harus lanjutkan"

"Baiklah"

"Dan ingat, airnya hangat bukan karena dari pipisku ya" kata Maui.

"Ihh! kau jorok!"

"Hehehehehehe!" Maui tertawa kikuk.

WWUUSSH!~

"Whoaah!?"

Angin berhembus sangat cepat, membuat perahu mereka nyaris kehilangan kendali. Moana langsung mengembalikan lajur perahunya untuk tetap di tempat agar mereka tidak kehilangan arah.

"Maui" Moana memanggil.

"Tenang, kita bisa pulang dengan selamat"

"Tapi anginnya-"

New life with youWhere stories live. Discover now