Susu Kotak

186 13 11
                                    

Try to keep you close to me
But life got in between

Try to square not being there
But think that i should've been

Hold back the river let me look in you eyes

Hold back the river so I..

Can stop for a minute and see where you hide

Hold back the river. Hold back.

Lonely water, Lonely water... Wont you let us wander?

Let us hold each other....

- James Bay, Hold Back The River

Lantunan suara indah James 'Bae' terdengar dari headset warna pinknya. Cewek itu, lagi, sedang duduk sendirian di perpustakaan sambil ngemut permen kojek hasil palakan dari Gian.

"Lo masih waras gak sih, Man? Masa nyamperin gue ke kamar mandi cowok demi minta permen doang." Omel Gian sembari merogoh kantung seragamnya. Meski begitu, Dia tetap menyodorkan permen manis kesukaan Manda itu.

Manda juga kadang bingung. Cowok itu nyetok permen berapa pack setiap harinya sampai bisa ngasih permen ke Manda terus.

Peduli setan, lah. Yang penting makan permen! Gumam Manda.

Cewek itu membanting pulpen pink nya dan meregangkan badannya ketika akhirnya Pe-er yang sedari tadi ia kerjakan itu selesai. Cewek itu melirik jam tangan bergambar unicorn di pergelangan tangannya.

Pukul 09.55. Huh, Ada guru masuk gak ya?

Cewek itu mengambil handphone nya dan langsung mengetik pesan 'WA' kepada Gian.

Manda : "Yan, ada guru gak?"

Ting! Pesan masuk tak lama kemudian.

Kang Cangcimen: "Kepo lo badak"

Astaghfirullah... Manda mengelus-elus dadanya. Sabar. Masih ada lain hari untuk menampol.

Jari-jemari manda pun mencari alternatif lain. Dia memilih untuk mengirimkan pesan singkat kepada teman sebangkunya.

Manda: "Ka, Ada guru gak?"

Ting! Tak perlu waktu lama, pesan dibalas.

Nurfika: "Ada tuh... Diruangannya,"

Meskipun ini jawaban yang sedikit ngeselin. At least, Dia tahu kalo lagi gaada guru di kelasnya.

Manda: "Oke makasih ya bu"

Manda meletakkan handphone nya dan meraih buku yang sedari tadi tergeletak dengan setia di depannya. Dengan senyum, Manda mulai membuka dan membaca buku itu.

Tiap lembar yang dia baca. Membuat jantungnya berdegub lebih kencang dari biasanya. Setiap lembar yang terlewati. Membawanya lebih dekat dengan Kabut.

Hingga sampai di lembar terakhir. Cewek itu tersenyum, lagi.

"10/05/2017 Bagiku, puisi itu bukan cuma sekedar kata. Entah bagimu. Tapi menurutku. Puisi juga lebih dari sebuah perasaan. Puisi itu layaknya karya sederhana yang memohon untuk diperdengarkan. Sebagaimana tentang cinta. Orang selalu bilang, Cintailah seseorang dengan sederhana. Kini, aku sedang melakukan itu. Tapi kamu tahu? Sepertinya mencintai seseorang pun tidak sesederhana itu. -- Kabut."

Gadis itu tertawa sendiri. Sudah persis orang gila. Diraihnya pulpen pink, dan dengan semangat. Dia menulis.

"13/09/2017 Bagikupun sama. Tapi, menyayangi seseorang itu sederhana kok. Kurasa, Satu senyum dari orang yang disayang, Sudah bisa membuat kita bahagia sampai sore esok hari. Kalau boleh tahu. Kamu sedang jatuh cinta dengan siapa? --Rabu."

Kabut di Malam RabuΌπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα