Favorite Place

483 16 1
                                    

"Cinta itu apa sih? Dan kenapa bisa serumit ini?"
- Almanda Jessamine

"Maaf kalau gue selalu lupa bilang kalau gue cinta sama lo. Terlalu sederhana bukan, Cara gue mencintai lo? Sampai-sampai lo gak sadar, seberapa besarnya lo sedang dicintai."
- Mr. Rahasia

"Nda, Gue emang gini. Tapi dengan gini-nya gue pun. Gue janji bakal bikin lo bahagia, aman dan nyaman. Gue sanggup sayang sama lo bertahun-tahun tanpa lo tahu. Dan sebenarnya masih sanggup untuk bertahun lagi. Tapi, Sekarang, gue mau lo."
- Mr. Rahasia ke 2

"Aku? Adalah pria dibalik puisi. Yang selalu menanti kamu sendiri. Supaya bisa membaca sajakku dalam sunyi. Berharap, Bukan hanya aku yang jatuh mencintaimu sendiri."
-- Kabut


Bruk!!! Manda membanting bukunya ke meja dan segera duduk di kursi.

Cewek itu berusaha untuk cuek ketika dari sudut matanya, dia melihat kalau cowok di depannya tersentak karna kaget. Manda berusaha untuk menahan rasa penasarannya untuk tidak menatap cowok itu yang kini mengangkat hoodie-nya.

"Ck." Cowok itu berdecak kesal. Manda ngerasa kalau dia sedang dilirik sinis oleh cowok didepannya. Pasti cowok itu merasa terganggu.

Peduli setan. Gumam Manda dalam hati.

Namun dia bergeming. Malah membolak-balik buku karangan Sapardi Djoko di depannya. Cowok itu menghela nafas berat dan menutup kembali wajahnya dengan hoodie. Hingga hanya terlihat bibirnya saja. Di atas bibirnya, ada kumis tipis yang menggantung disana.

Kini Manda yang menghela nafas berat. Benar kata Ayah Pidi Baiq, manusia itu selalu ingin tempat istimewa bagi dirinya. Bahkan untuk tinjanya pun.

Hampir tiga tahun Manda sekolah di SMA ini. Bertahun-tahun juga dia sering kali berkunjung ke tempat ini. Tempat favorite-nya. Perpustakaan yang ada di lantai dua sekolahnya.

Spot kesukaannya adalah satu meja dengan dua kursi di paling pojok dan dekat jendela. Tempat ini jarang diketahui karna tertutup akses oleh rak lemari besar. Bisa dibilang ini tempat paling tidak tersentuh dan paling dingin di perpustakaan sekolahnya yang lumayan besar.

Tiap kali Manda bosan membaca buku di hadapannya. Cewek itu langsung melempar pandangannga keluar. Matanya di manjakan oleh taman bermain kecil yang terletak persis di belakang sekolahnya. Itu membuat hatinya damai. Dan melupakan sejenak kepenatan di dunia.

Itu mengapa Manda jatuh cinta dengan spot ini. Kenyamanan, kedamaian, dan ketentraman. 3K yang tidak bisa di tawarkan oleh siapapun. Atau mungkin, belum.

Dan melihat cowok ber-jaket hitam tiba-tiba muncul dan tertidur di salah satu kursi kesayangannya. Membuat Gadis itu kesal bukan kepalang.

Ibaratkan kucing atau macan dan sejenisnya. Istilahnya, Tempat ini sudah Manda pipisi berkali-kali. Supaya jika kucing lain mendekat, ia bisa mencium bau urine milik kucing lain dan memutuskan untuk menjauh. Seperti ultimatum ke 100. Tempat ini mutlak milik Manda meski ini tempat umum. Sayangnya cewek itu lupa, kalau hak pipis-pipisan itu hanya berlaku untuk kuncing jantan. Dia bukan pejantan, dan bukan juga kucing!

Mungkin itu lah mengapa cowok itu ada disini. Sial!

Sepertinya, Cowok itu sama seperti 75% pengunjung perpustakaan lain, kecuali dirinya. Yaitu menggunakan tempat sunyi,sejuk dan damai ini jadi hotel dadakan. Tempat numpang tidur.

Manda mengela nafas. Yaudah deh, karna tadi dia sudah ngebangunin itu cowok yang lagi pules-pulesnya tidur dengan suara 'gedebug' yang cukup menggelegar. Dia bakal baik hati dan membiarkan cowok itu tidur di tempat favoritnya.

Kabut di Malam RabuWhere stories live. Discover now