Could'nt be Possibly True

25 2 1
                                    

"Hape lo bener mati total?"

Manda mengangguk lemas. Mengaduk malas buburnya yang kini sudah sedikit mencair tidak berbentuk akibat dari adukan yang terus menerus. Padahal Gadis itu lebih prefer bubur yang tidak diaduk. Entah mengapa ia merasakan keperluan untuk terus mengerakkan tangannya agar kepalanya berhenti membuat spekulasi.

"Lo mikirin Gian, ya?" Tembak Fika. Dan betul saja, agaknya Gadis ini mengenal betul kedua sahabatnya; Manda dan Gian.

Manda menghela nafas, kini ia melepaskan tangannya dari sendok dan beringsut mendekat ke arah Fika. "Dia kenapa ya, Fik?

Fika mengangkat kedua bahunya, Jujur ya, Man. Gue gatau. Gian juga rada ngejauh dari gue sejak pulang."

"Bukannya dia sempet line lo ya kemarin?"

Fika mengangguk, "Iya sih, tapi itu juga cuma ngabarin kalo dia udah sampe di Jakarta."

Manda mendengus kencang, "Gajelas! Padahal sebelum pergi, dia ngajak gue jalan-jalan. Jenguk Bunda juga. Kenapa malah pas balik dia cuekkin gue?"

Gadis itu meraih kepala Fika untuk menatap matanya. "Apa jangan-jangan bener feeling gue?!"

"Apa?"

"Dia punya cewek baru. Yang dipost di instagram nya itu."

Fika menaikkan satu alisnya, "Terus?"

"Ish. Ya dia punya cewek."

"Bentar. Gue gapaham. Ada hubungannya emang, Gian punya cewek baru dengan dia cuek ke elo?" Tanya Fika. Pertanyaan itu juga menyadarkan akalnya.

Iya ya. Apa hubungannya?

Manda mengibaskan tangannya di depan wajahnya.

"Ya habis. Apalagi coba alasannya?"

"Lo sama Gian tuh, ada sesuatu ya?"

Manda langsung menatap Fika, dan gadis itu balik menatapnya tanpa gentar. "Ada sesuatu, ya?" Tembak Fika lagi.

Manda langsung memalingkan wajahnya. Dan menyeruput teh manis yang sedari tadi menganggur didepannya.

Fika mengehela nafas, "None of it is my bussiness but youre my bestfriend. As you know, your problems is also mine." Ucap Fika. "Tapi... Coba liat semuanya lebih jelas lagi. Jawabannya selama ini mungkin udah ada di dalam diri lo,"

Omongan Fika jelas saja melekat di kepala Manda untuk waktu yang lama.

----

Seharian ini, justru Manda yang menjadi uring-uringan. Beberapa kali Gadis itu berusaha untuk menghampiri Gian lebih dahulu namun berkali-kali juga Gian menghindar.

Percobaan pertama saat di kelas tadi. Lanjut ke percobaan kedua di kantin, saat Manda melihat Gian sedang memesan ketoprak dan Manda menghampirinya, justru cowok itu langsung beringsut pergi dan malah memesan nasi rames. Percobaan ketiga pun sama gagalnya, Gian sama sekali tidak mau didekati oleh Manda.

Kini perasaan ingin membanting handphone yang sudah berkali-kali menolak untuk dihidupkan, semakin membuncah. Manda membanting pelan benda persegi itu, mengingat dia sedang berada di dalam perpustakaan. Dia meletakkan buku "Sukses UN SMA" nya di atas meja dan mulai membukanya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 21, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Kabut di Malam RabuWhere stories live. Discover now