05

18.2K 1.7K 71
                                    

"Lo, gila" hanya dua kata yang terucap. Hyera tidak percaya dan juga tidak menyangka jika Sehun menyukainya.

"Gue, suka lo." ucap Sehun dengan penuh penekanan di setiap kata yang di ucapnya.

Hening.

Tidak ada yang memulai percakapan. Kondisi kelas pun juga sepi.

Hyera hanya bisa menunduk. Pandangannya mengarah ke sepatunya. Ia berusaha menahan gejolak yang ada didalam tubuhnya dengan mencengkram kuat kuat ujung seragamnya.

"Gue gak ngerti sama lo Hun."

"Apa tindakan tadi belum ngebuktiin kalo gue suka sama lo?"

Hyera di kejutkan lagi dengan pengakuan laki laki di depannya ini. Tidak menyangka, bahwa selama ini ternyata Sehun memendam perasaan kepadanya.

Sehun yang selalu menuruti apapun kemauan Hyera. Yang selalu perhatian kepadanya.

Hyera, tidak menyangka.

"G-gue, ke toilet." ucap Hyera sekilas. Setelah itu berlalu meninggalkan Sehun.

•••

Tujuan Hyera sebenarnya bukan untuk pergi ke toilet, tetapi ia ingin sendiri dan merenungkan sebentar kata demi kata yang diucapkan oleh Sehun.

Apa benar Sehun menyukainya selama ini?

Gue, suka lo.

Apa tindakan tadi belum ngebuktiin kalau gue sayang sama lo.

Kata kata Sehun benar benar mengganggunya sekarang. Kata demi kata terus menerus mengiang dikepalanya.

Ingin sekali Hyera berteriak sekeras kerasnya untuk melampiaskan kekesalannya saat ini. Kekesalannya pada Sehun dan juga pada dirinya sendiri.

Kenapa bisa Sehun menyukainya. Kenapa Hyera tidak peka terhadap Sehun selama ini.
Kenapa Hyera tidak bisa membuat Sehun untuk suka dengan Seulgi, kenapa harus dengan dirinya.

Kekesalan yang tidak bisa Hyera lampiaskan. Akhirnya air mata Hyera sedikit demi sedikit akhirnya luruh. Ia tidak tahu harus mengatakan apa kepada Seulgi. Ia merasa tidak enak hati jika harus menceritakannya.

•••

Setelah pulang sekolah tadi, Hyera langsung menuju ke kamarnya, bahkan menguncinya. Tubuhnya ia hempaskan di ranjang besar miliknya. Tanpa melepas seragam yang masih terlilit ditubuhnya. Ia langsung memejamkan matanya. Sejenak ingin tidur. Sedikit demi sedikit menenangkan pikirannya sejenak. Sampai akhirnya...

20.12
Dan sekarang Hyera pun belum terbangun. Ia masih asyik bermain dan menikmati mimpi mimpi indahnya.

Tetapi ketika suara ketukan pintu berbunyi cukup keras. Membuat Sinta harus mengakhiri mimpi nya.

"Hyera, buka pintunya." ternyata suara dari orang yang paling Hyera sayangi. Bunda.

"Sayang."

Yang dipanggil pun hanya membuka matanya sejenak, lalu memejamkan matanya kembali.

"Sayang, buka pintunya."

"Bunda ingin bicara."

"Hm, iya iya." ucap Hyera sambil berjalan dengan sangat perlahan untuk membuka pintu.

Senior?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang