Mine - 24

2.9K 147 17
                                    

Ps. Maaf ya lama. 😂
Langsung aja ya silahkan....

ΦΦΦ

'Halo.'

Klik. Shilla menutup kembali teleponnya. Gadis itu menaruh kembali telepon tersebut ke tempat semula. Ia menggigit bibirnya, kenapa aku selalu tidak bisa?

Ia terkadang berani untuk menelpon nomor yang ada di buku diary nya tapi terkadang juga tidak. Walau berani pun, ia juga akan menutup teleponnya begitu sudah mendengar suara diseberang.

Tapi tiba-tiba saja telepon yang baru saja ditutupnya itu berbunyi, membuat jantung Shilla berdetak tidak karuan. Orang itu menelponnya kembali kah?

'Shillaaaaaaa, kapan pulaaangg?'

Astaga. Shilla sampai tersentak mendengar lengkingan suara di telepon itu, tapi ia juga bernafas dengan lega karna ini Pricilla dan bukan orang itu.

"Yaampun Pris, nyantai dong."

'Shil, kita udah lama nggak ketemu. Kamu harus cepet balik. Soalnya aku lagi gak terlalu sibuk nih lumayan kan.'

"Iyaa Prissy.."

'Jadi, kapan lo pulang?'

"Besok."

'Besok?? Seriusss? Gue besok ada acara keluarga dan gue gak bisa jemput lo di bandara dong?'

"Santai aja Priss. Masih ada taksi yang bisa setia nunggu gue. Atau.. Supir keluarga gue. Ada Cakka juga."

'Hmm. Sedih deh gue. Maaf ya. Lo serius besok?'

"Iya Pris. Besok pagi gue berangkat."

'Lo udah kabarin Cakka?'

"Belum sih. Kayaknya gue juga mau kasih surprise soal kedatangan gue haha.."

'Gue denger dari media, kalau Cakka dan Gladys bakal segera menikah. Apa itu benar?'

"Hm, itulah alasan gue kembali lebih cepat. Gue mau memberi mereka selamat. Lalu membantu persiapan mereka. Itu pasti menyenangkan."

'Apa lo gak akan menikah?'

"Kenapa tiba-tiba lo tanya soal gue?"

'Kali aja lo kecantol bule disana.'

"Gue cuma dua bulan disini. Jangan lo berpikiran gue murahan cari cowok secepet itu."

'Bisa aja kali Shill.'

"Sshh.. Udah ya gue tutup. Mau berbenah. Bye."

ΦΦΦ

Sambil menarik kopernya, Shilla berjalan masuk ke dalam rumah besar milik keluarganya. Ia tersenyum lebar karena sangat senang bisa kembali, walau dalam hati ia sendiri heran. Baru beberapa bulan ia meninggalkan Indonesia rasanya mengapa seperti sudah sangat lama?

Tak butuh waktu lama, Shilla sudah berada di dalam kamarnya. Berganti baju sebentar dan bersiap untuk pergi lagi. Setelah sudah siap, ia berjalan keluar dan menggunakan jasa taksi untuk mengantarnya ke sebuah tempat.

MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang