Mine - 2

3.4K 210 5
                                    

Ps. Jangan lupa vommentnya ya.. tapi kalau bisa sih jgn cuma vote aja, diharapkan banget komennya. Supaya aku bisa tahu ceritaku ini kurang dimananya biar bisa aku perbaiki. Makasih.. silahkan membaca :)

❤❤❤

SHILLA sama sekali tak berniat untuk memundurkan mulutnya yang sudah sejak tadi dimajukan ke depan tanpa sengaja. Ia masih saja bete karena berdebat dengan Rio tadi.

Kali ini Shilla membiarkan Rio berjalan lebih dulu, dan ia membiarkan dirinya berada dibelakang mengekori langkah kaki Rio yang cukup lebar itu.

Ternyata walau habis bertengkar kecil, Rio tidak melupakan janjinya, pemuda itu masuk ke salah satu toko pakaian wanita tanpa bertanya lagi pada Shilla.

Ia tidak mengajak Shilla mengobrol dan dirinya sibuk sendiri melihat-lihat sekitar. Sebenarnya Shilla sudah menemukan baju yang ia suka, tapi ia juga gengsi jika meminta pada Rio saat mereka sedang diam-diaman seperti ini. Mau ditaruh dimana muka gue?

Rio mengambil salah satu dress berwarna merah, lalu menoleh pada pramuniaga yang sedang di dekatnya, "Yang ini ada warna lain?"

Shilla menggunakan ekor matanya untuk melirik pakaian macam apa yang ditanyakan oleh Rio itu, lalu ia menahan senyumnya yang sangat senang karna Rio memilihkan pakaian yang ia juga suka, dan.. harganya terbilang lumayan.

"Ada warna peach, sama hitam." Jawab pramuniaga itu.

Rio mendelik lalu melihat Shilla sekilas kemudian menaruh kembali dress merah tadi, "Ambilin yang warna peach. Ukurannya dia." Tunjuk Rio menggunakan lirikan matanya.

Wanita pramuniaga itu tersenyum sambil mengangguk, "Baiklah. Tunggu sebentar ya."

Rio pun menunggu selama beberapa menit, dan selama itu juga Shilla dan Rio tidak menggunakan waktunya untuk berbicara sampai pramuniaga itu datang kembali.

"Ini untuk warna peach-nya. Ada lagi yang bisa saya bantu?"

"Nggak ada, makasih." Jawab Rio kemudian pramuniaga itu pergi dan setelah pramuniaga itu pergi, Rio langsung menyodorkan pakaian yang dipegangnya itu pada gadis yang berdiri diam disampingnya.

Rio mendengus, "Cobain sana! Jangan manyun mulu. Bebek aja kalah sama kamu."

Shilla masih mempertahankan gengsinya, ia tidak tersenyum gembira seperti biasanya dan masih manyun saja.

Tanpa berbicara juga, Shilla melangkah menuju ruang pas, untuk mencoba pakaian itu. Di dalam, Shilla tersenyum sangat lebar saking senangnya. Iya, dia mengeluarkan senyum yang sedari tadi susah payah ia tahan dan ia sembunyikan.

Shilla kembali keluar dengan pakaian itu untuk menunjukkannya pada Rio yang menunggunya diluar. Kali ini Shilla mengubah senyumnya menjadi manyun seperti awal.

"Bagus." Komentar Rio. Memang singkat dan terkesan tidak niat berkomentar, tapi Rio memang sungguh-sungguh dalam mengatakannya. Dress dengan pas body itu, sangat cocok dengan postuer tubuh juga warna kulit yang Shilla miliki.

Shilla kembali masuk kedalam untuk mengganti pakaiannya seperti semula, dan setelah selesai ia langsung keluar.

Rio meraih pakaian itu dari tangan Shilla dan berjalan menuju kasir pembayaran tanpa menunggu Shilla terlebih dahulu.

Dibelakang pemuda itu Shilla sibuk menggerutu sambil mengepal tangannya saking gemasnya pada pemuda yang menyebalkan namun sangat ia sayang itu. Ia mengangkat tangannya yang terkepal itu seakan-akan ingin meninju.

MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang