Mine - 16

3K 153 6
                                    

Ps. Jangan lupa vommentnya^^
.
.
.
.

●○●

Beberapa hari sudah berlalu sejak kepulangannya ke Indonesia, sehingga Shilla sudah mulai beradaptasi dengan lingkungan disekitarnya.

Kali ini Shilla pergi keluar rumah menggunakan taksi yang ia pesan, ia berencana ke toko cd musik untuk membelinya. Ia sendiri belum berencana untuk membeli musik atau lagu apa tapi setidaknya ia bisa memilihnya dan memikirkan itu nanti.

Dengan celana panjang putih, dan blus berwarna pastel, Shilla turun dari taksi dan mulai memasuki toko tersebut. Ia menelusuri satu per satu rak yang ada. Sampai akhirnya ia berhenti di rak musik-musik klasik.

Shilla tersenyum, lalu saat ia ingin mengambil salah satu cd yang ada di rak, ada tangan lain yang juga sepertinya akan mengambil cd itu. Shilla menoleh, dan ternyata pemuda itu orang yang dikenalnya, mungkin.

"Ah, hai!" Shilla tersenyum entah untuk apa, sedangkan pemuda itu menatapnya datar.

"Masih suka dengerin musik klasik? Aku kira udah nggak suka." Entah kenapa Shilla menjadi sok akrab seperti ini, padahal pemuda itu tak merespon ucapannya.

Pemuda itu kembali menelusuri rak musik klasik sementara Shilla sibuk memandanginya, "Kita pernah kesini sama-sama, iya kan Rio?"

Pemuda yang memang bernama Rio itu kembali menoleh padanya, ia merasa heran kenapa Shilla tiba-tiba menjadi seperti ini.

"Kamu, aku, kita sama-sama suka musik klasik. Kita sering dengerin musik klasik bareng-bareng. Bahkan main piano bareng-bareng. Kamu gak inget?"

Rio masih tidak menjawab. Ia sudah memilih cd yang akan dibelinya untuk ia putar di mobil. Lalu ia beranjak ke kasir. Sementara Shilla mengambil cd yang sama seperti Rio dan pergi menuju kasir juga.

Gadis itu mengikuti langkah Rio yang panjang-panjang itu sampai Rio menghentikan langkahnya dan berbalik, "Ngapain?"

"Ha?" Shilla menggaruk tengkuknya sambil berpikir, "Rio, ayo kita makan ice cream disana."

'Ayo kita makan ice cream disana.' Rio teringat kembali pada ucapan Shilla beberapa tahun lalu saat hubungan ia dan Shilla baru dimulai. Ia juga teringat bagaimana Shilla selalu menyelipkan tangan dilengannya dengan manja.

Rio meneguk ludah, "Gue sibuk."

Shilla mencibir, "Kamu ternyata lebih dingin dari apa yang aku ingat."

Rio tidak tahu, kenapa saat ia berjuang mati-matian untuk melupakan gadis ini, saat ia berjuang untuk menyingkirkan gadis ini dalam hidupnya, gadis itu malah kembali lagi dengan tingkah seolah tidak pernah terjadi apa-apa. Apa sebenarnya rencana Tuhan terhadap dirinya?

Shilla meraih jemari Rio tanpa ragu ataupun malu, ia menarik Rio ke cafe sebelah toko cd itu.

Kini mereka hanya tinggal menunggu pesanannya datang, dan Shilla hanya menampilkan senyuman manisnya selama itu. Ia juga sibuk memandangi Rio. Bahkan Rio juga memandanginya dengan heran.

"Hm.. sebenarnya aku kehilangan ingatanku, sejak kecelakaan enam tahun lalu."

Rio melebarkan matanya, ah rupanya hilang ingatan. Itu sebabnya Shilla bisa tersenyum dihadapanku seperti ini.

MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang