Fikri mengisi hari hari Tias

34 11 3
                                    

Mulai saat itu kami akrab dan saling menghubungi via Hp. Banyak hal yg menarik darinya. Ceritanya, semangatnya, dan perhatiannya. Kami mulai saling tunggu untuk makan siang. Mulai saling iseng saat bekerja. Kami pun mulai atur janji kepantai lagi dengan jumlah pasukan yg lebih banyak. 16 orang. Saat itu sudah banyak isu isu Fikri tertarik denganku, tapi aku bersikap biasa karna belum ada kata cinta darinya.

Hari itu pun datang dengan 2 mobil keri kami menuju pantai.
Suasana makin terasa manis kala dia duduk disampingku dan kami berbagi snack sepanjang perjalanan. Sampai disana semua penat terasa lepas, kami betul betul memanfaatkan waktu itu dengan menikmati sunyi dipantai.

Malam mulai datang, masing menyibukkan diri mereka. Kak Lala membawaku ke pantai mencari kerang dan ternyata itu hanya siasatnya agar aku berduaan dengan Fikri.
Angin, suara ombak, suara jangkrik dan lampu kapal dari kejauhan menghiasi malam itu.
Suaranya mulai memecah diam antara kami.

Fikri: "Tias aku berharap kamu gak marah, aku selama ini sudah ngikutin kamu."

Tias: "maksudnya..?"

Fikri:" saat kamu menjadi anak baru, aku mulai tertarik denganmu, aku ngikutin kamu pulang kerja sampai kerumahmu."

Tias: "apa? Kamu ngikutin aku sampai kerumah kenapa?"

Fikri: "maaf, aku lakuin buat mastiin kamu gak ada yang punya. Dan ternyata bener kamu masih sendiri."

Tias: "terus."

Fikri: "Lalu aku baru bisa mendekatkan diri ke kamu, setelah 5 bln kita berteman aku ngerasa nyaman denganmu Tias.
Kamu...mau jadi pacar aku.?"

Saat itu aku terdiam, aku gak ada masalah dengan yang dia lakuin, tapi aku mau tau niatnya denganku sampai dimana.

Tias : "Aku boleh minta waktu.?"

Akhirnya pembicaraan kami yang panjang malam itu selesai. Tangannya yang dingin menarik ujung lengan tangan jaketku.

Fikri: "Ayo gabung sama mereka disini dingin nanti kamu sakit."

Dan malam itu aku mulai kepikiran, aku tertarik dengan sosoknya, aku nyaman dengan dia lalu kenapa aku mengulur waktu. Aku mulai merasa bodoh. Namun sebagai cewek kita gak boleh terlalu cepat menjawab. Jual mahal gak masalahkan karna itu bisa kita manfaatkan untuk melihat seberapa besar dia menginginkan kita.

Esok paginya kami memutuskan cepat pulang tanpa berenang lagi, karna malam kami harus masuk shift malam. Meski waktu kami yang terbatas karna bekerja namun liburan kayak gini harus dimanfaatkan sebaik mungkin.

Sesampainya dirumah kata-katanya mulai mengusik tidurku. Aku seperti remaja yang kasmaran. Aku memikirkan jadian dengan dia. Iya sih aku pernah pacaran waktu sekolah. Namun dulu bisa dibilang gak kayak pacaran, karna gak pernah duduk berdua, apalagi jalan berdua.

My YellowWhere stories live. Discover now